Pelaku Utama Harus Kuasai Teknologi Pertanian
SAMARINDA – Peningkatan produksi dan produktivitas komoditas pertanian diharapkan dapat mewujudkan percepatan kemandirian dan ketahanan pangan daerah. Namun pelaku utama baik petani maupun nelayan diingatkan harus mampu menguasai teknologi pertanian.
“Tahun 2017 kita sudah harus swasembada pangan nasional dan target Kaltim di 2018 juga harus terwujud. Karenanya, pelaku utama harus mampu menguasai teknologi pertanian,” kata Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kaltim H Fuad Asaddin pada Fieldtrip Forum Petani 2015 di kawasan P4S Law Kawar Samboja, Selasa (28/4).
Menurut dia, Kaltim termasuk salah satu daerah yang diharapkan mampu menjadi lumbung pangan nasional. Tentu hal ini ujar Fuad, sesuai dengan potensi sumber daya lahan dan sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki daerah.
Program pembangunan Kaltim menempatkan pertanian dalam arti luas sebagai pembangunan prioritas. Selain sebagai upaya mengurangi kemiskinan dan angka pengangguran, seiring terbukanya peluang, pembangunan pertanian dalam arti luas juga akan meningkatkan pendapatan masyarakat.
Selain itu, sektor pertanian dalam arti luas ditetapkan menjadi lokomotif ekonomi Kaltim masa mendatang. Pertanian itu meliputi subsektor pertanian tanaman pangan dan hortikultura, peternakan, perikanan dan keluatan serta perkebunan dan kehutanan.
“Masing-masing subsektor memerlukan ketersediaan SDM pelaku utama yang memadai agar kegiatan usaha pertanian meningkat produksinya, juga tinggi tingkat produktivitasnya,” ujar Fuad.
Dia menyebutkan jumlah pelaku utama di sektor pertanian hingga akhir 2014 terdapat di masing-masing subsektor yakni pertanian tanaman pangan sebanyak 112.274 petani dan hortikultura 82.167 petani.
Subsektor perkebunan sekitar 123.431 petani dan subsektor peternakan mencapai 5.514 peternak. Sedangkan usaha perikanan baik budidaya maupun tangkap sebesar 43.481 nelayan dan subsektor kehutanan sebanyak 18.391 petani.
“Kita terus berupaya melakukan upaya khusus dalam kegiatan pertanian agar tercapai percepatan mandiri dalam ketersediaan pangan di Kaltim, sehingga berkontribusi dalam kemandirian dan ketahanan pangan nasional,” ungkap Fuad Asaddin.
Fieldtrip Forum Petani 2015 ke kawasan P4S Law Kawar Samboja diikuti 100 peserta terdiri pengelola Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya sebanyak 32 orang, kelompok wanita tani (KWT) sepuluh orang, ikatan magang Jepang (Ikamaja) serta Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) 29 orang.
Kegiatan fieldtrip selain kunjungan ke kawasan pertanian terpadu milik Ketua P4S Law Kawar Jumanan Tarigan juga dirangkai dengan lomba asah terampil dan unjuk tangkas yang diikuti seluruh peserta. (yans/sul/es/hmsprov).
///FOTO : Sejumlah Peserta Fieldtrip Forum Petani 2015 saat mengunjungi lokasi kegiatan P4S Law Kawar Samboja. (ist)
25 April 2021 Jam 19:30:52
Pemerintahan
29 Oktober 2015 Jam 00:00:00
Pemerintahan
26 September 2020 Jam 21:41:01
Pemerintahan
02 Desember 2014 Jam 00:00:00
Pemerintahan
23 September 2018 Jam 17:46:51
Pemerintahan
18 Mei 2015 Jam 00:00:00
Pemerintahan
29 November 2023 Jam 17:18:01
Gubernur Kaltim
29 November 2023 Jam 17:00:54
Gubernur Kaltim
29 November 2023 Jam 16:58:21
Gubernur Kaltim
29 November 2023 Jam 16:54:54
Gubernur Kaltim
29 November 2023 Jam 11:59:11
Gubernur Kaltim
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
14 Maret 2022 Jam 15:54:00
Ibu Kota Negara
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
06 Juni 2022 Jam 19:30:28
Informasi dan Komunikasi
29 Januari 2018 Jam 18:59:22
Pembangunan
25 April 2021 Jam 19:33:30
Perencanaan Pembangunan
08 Mei 2014 Jam 00:00:00
Peternakan
14 Juni 2019 Jam 23:08:15
Kegiatan Pemerintah
29 Januari 2017 Jam 00:00:00
Perhubungan