Kalimantan Timur
Pemprov Optimis Jalan Tol Tuntas 2018

 

SAMARINDA - Gubernur Kaltim H Awang Faroek Ishak  menegaskan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim  optimis pembangunan jalan tol  Seksi 1  km 13 - Samboja yang dibiayai dengan APBD dan Seksi 5 dari km 13-Batakan yang dibiayai melalui Loan Republik Rakyat Tiongkok akan tuntas pada 2018.

"Demikian juga dengan Seksi 2, 3 dan 4 yang dilaksanakan melalui Badan Usaha Jalan Tol (BUJT), saat ini memasuki tahap penetapan pelaksana konstruksi dan tahap selanjutnya akan dilakukan serah terima lapangan untuk memulai pelaksanaan pembangunan," kata Awang Faroek Ishak  pada rapat Paripurna ke-27 DPRD Kaltim, pemberian tanggapan dan penjelasan terhadap Fraksi-Fraksi DPRD Kaltim yang berlangsung di Gedung DPRD Kaltim, Senin (24/10).  

Selain itu kata Awang Faroek, pembangunan Jembatan Mahakam IV (Jembatan Kembar) merupakan salah satu prioritas pembangunan yang menjadi sasaran target RPJMD 2013 -2018. Tahun 2016 dilanjutkan melalui pola tahun jamak dengan target penyelesaian 2018 dengan dilengkapi jalan pendekat sisi Samarinda Kota dan sisi Samarinda Seberang. Jembatan ini diharapkan bisa mengurai kemacetan.

Kemudian pembangunan infrastruktur  jalan Gusiq-Simpang Blusuh di Kutai Barat merupakan program kegiatan yang dilaksanakan melalui kegiatan tahun jamak tahun 2011 -2013 dengan panjang penanganan 77,23 km yang telah selesai dilaksanakan dan sejak tahun 2014-2016 pemeliharaannya dilakukan oleh pemerintah pusat menggunakan sumber dana APBN.

"Pembangunan jalan Talisayan-Batu Lepoq, Sangkulirang-Batu Lepoq I, Sangkulirang-Batu Lepoq II merupakan program yang dilaksanakan melalui Kegiatan Tahun Jamak 2011-2013 yang telah selesai dilaksanakan dan sudah beroperasi," ujarnya.

Selain itu lanjut Awang Faroek, guna mendukung percepatan pembangunan dan mewujudkan interkonektivitas daerah antarkabupaten, pemprov juga menyelesaikan pembangunan runway   (landasan pacu) Bandara Datah Dawai  sepanjang 1.600 meter yang  merupakan salah satu program untuk membuka keterisolasian wilayah di Kabupaten Mahulu, sehingga mampu didarati pesawat jenis ATR seri 72.

"Bandara tersebut menjadi sangat penting dan strategis. Karena selain sebagai jalur distribusi bahan pokok di kawasan perbatasan dan memacu percepatan pembangunan serta pertumbuhan ekonomi di perbatasan, juga bisa difungsikan sebagai sarana pengamanan dan ketahanan negara di perbatasan," papar Awang Faroek. (mar/sul/humasprov)

Berita Terkait
Government Public Relation