Kalimantan Timur
Pemprov Siapkan 10.000 Sapi

Program Integrasi Sapi Pada Bekas Lahan Tambang

BALIKPAPAN – Pemprov Kaltim siap menyalurkan 10.000 ekor sapi yang akan disebarkan bagi masyarakat khususnya kelompok tani ternak melalui program integrasi sapi pada lahan bekas lahan tambang batu bara.
“Tahun depan kami akan memprogramkan integrasi sapi bekas lahan tambang batu bara mencapai 10.000 ekor. Saya tawarkan kepada perusahaan mana yang siap berkolaborasi. Terserah mau berapa ekor atau minimal 1.000 ekor per perusahaan,” kata Gubernur Awang Faroek Ishak pada Kaltim Forum CSR Summit 2013 di Balikpapan, Sabtu (16/11).
Termasuk pengembangan pertanian melalui program rice and food estate yang sekarang mencapai 444.000 hektare  lahan yang tersebar di wilayah kabupaten. Hendaknya, potensi ini dapat dikembangkan  pihak swasta untuk kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility).
Menurut Awang, Pemprov Kaltim dibawah kepemimpinannya telah menetapkan pertanian dalam arti luas merupakan salah satu program prioritas. Sebab, Kaltim sangat potensial untuk pengembangan kegiatan sektor pertanian untuk peningkatan kesejahteraan rakyat.
 Potensi untuk kawasan perairan maupun daratan sangat potebnsial untuk pengembangan subsektor pertanian tanaman pangan juga kegiatan subsektor peternakan dan subsektor perkebunan, perikanan dan kelautan serta kehutanan khususnya hutan tanaman industri (HTI).
Sektor pertanian terus dikembangkan di kabupaten dan kota sesuai dengan potensi kewilayahan yang dimiliki merupakan upaya pemerintah daerah mengantisipasi habisnya masa kejayaan migas (minyak dan gas bumi) di Kaltim.
Walaupun saat ini sektor migas merupakan tulang punggung penghasil PDRB dan penggerak ekonomi daerah bahkan nasional. Namun suatu saat akan mengalami stagnan bahkan kehabisan karena tidak dapat diperbarui (unrenewable resources).
Demikian halnya penyerapan tenaga kerja walaupun sektor migas penyumbang PDRB daerah mencapai 60 persen lebih namun penyerapan tenaga kerja tidak mencapai tujuh persen, sementara sektor pertanian walaupun berkontribusi lima  sampai tujuh persen namun mampu menyerap tenaga kerja sekitar 35 sampai 40 persen.
“Pemerintah berkeyakinan pertanian dalam arti luas merupakan masa depan Kaltim dan lokomotif pembangunan ekonomi daerah. Disaat migas habis karena sumber daya yang tidak terbarukan akan digantikan sumber daya terbarukan yakni sektor pertanian,” ungkap Awang Faroek.(yans/hmsprov)

//FOTO : Kaltim berhasil mengembangkan peternakan sapi di lahan kelapa sawit. Tahun depan Kaltim juga akan mengembangkan peternakan sapi pada bekas lahan tambang batubara.(dok/humasprov kaltim)


 

Berita Terkait
Government Public Relation