SAMARINDA- Selama kepemimpinan Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak dan Wagub H Farid Wadjdy, Pemprov Kaltim berkomitmen untuk mewujudkan pendidikan berkualitas. Terbukti, sejak 2009 hingga saat ini alokasi beasiswa terus dilakukan Pemprov Kaltim kepada putra-putri daerah dengan target 30.000 penerima dan jumlah anggaran mencapai Rp70 miliar pertahun.
“Hal ini terus kami lanjutkan, sehingga kualitas pendidikan di Kaltim betul-betul merata. Artinya, pendidikan dapat diraih seluruh lapisan masyarakat, baik yang mampu dan tidak,” kata Awang Faroek Ishak usai launching ATM Beasiswa Kaltim Cemerlang di GOR Segiri Samarinda, Sabtu (23/3).
Bentuk komitmen tersebut bukan hanya itu, Pemprov Kaltim juga mendukung sarana dan prasarana sekolah dan perguruan tinggi di daerah. Contohnya, pembangunan ruang kelas.
Hal itu, dilakukan Pemprov Kaltim, karena sejak 2009 hingga saat ini pemerintah telah mengalokasikan anggaran 20 persen untuk pendidikan. “Dari jumlah pendudukan Kaltim yang ada saat ini. Bahkan terus meningkat mencapai 4,1 juta jiwa yang sebelumnya pada 2012 hanya mencapai 3,7 juta jiwa, maka Pemprov berkomitmen untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas tersebut,” jelasnya.
Agar kualitas pendidikan dapat terwujud, lanjut Awang, Pemprov Kaltim bukan hanya mendukung sarana dan prasarana, tetapi Sumber Daya Manusia (SDM) di daerah ini juga diutamakan. Mulai dari tenaga pengajar, dosen hingga pelajar dan mahasiswa kualitas pengetahuannya juga ditingkatkan.
Menurut dia, memang untuk menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dan bermutu diperlukan biaya yang cukup besar. Karena itu, bagi peserta didik berhak mendapatkan biaya pendidikan, terutama jika ada orang tuanya kurang mampu membiayai pendidikan.
“Peserta didik yang demikian berhak mendapatkan beasiswa, bahkan yang berprestasi juga mendapatkan beasiswa tersebut,” jelasnya.
Adanya komitmen tersebut, karena telah tertuang pada arah pengembangan pembangunan di Kaltim, yakni dalam visi pembangunan yang intinya menyangkut dua sektor, yaitu Agroindustri dan Energi.
Hal ini disesuaikan dengan potensi dan keunggulan yang dimiliki daerah. Misal, untuk energi, Kaltim memiliki minyak, gas, dan batubara dapat betul-betul dioptimalkan. Sedangkan agroindustri dimaksudkan sebagai antisipasi habisnya potensi sumberdaya alam, sehingga pada saatnya nanti Kaltim memiliki industri berbasis oleo-chemical tanpa harus tergantung pada migas dan batubara.(jay/hmsprov)
22 September 2019 Jam 17:47:08
Pendidikan
01 Mei 2018 Jam 21:54:16
Pendidikan
04 April 2014 Jam 00:00:00
Pendidikan
31 Oktober 2013 Jam 00:00:00
Pendidikan
07 November 2013 Jam 00:00:00
Pendidikan
30 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pendidikan
01 Juli 2022 Jam 08:16:25
Pertanian dan Ketahanan Pangan
01 Juli 2022 Jam 08:10:36
Informasi dan Komunikasi
01 Juli 2022 Jam 08:06:41
Ibu Kota Negara
01 Juli 2022 Jam 07:59:52
Informasi dan Komunikasi
01 Juli 2022 Jam 07:55:43
Deregulasi Kebijakan
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
30 Juli 2021 Jam 22:44:50
Sosialisasi Masyarakat
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
01 November 2016 Jam 00:00:00
Kegiatan Silaturahmi
27 Juni 2014 Jam 00:00:00
Agama
20 November 2014 Jam 00:00:00
Pembangunan
17 Juni 2020 Jam 20:30:05
Perkebunan
13 Juni 2017 Jam 09:40:40
Sumber Daya Manusia
28 April 2014 Jam 00:00:00
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa