Kalimantan Timur
Pemuda Putus Sekolah Dapat Penyuluhan

 Tentang Deradikalisasi dan Terorisme

 

SAMARINDA – Guna mengurangi serta mengantisipasi terjadinya kasus terorisme dan radikalisasi di daerah, Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kaltim intensif melakukan penyuluhan atau sosialisasi yang melibatkan berbagai unsur dan elemen masyarakat.

Menurut Ketua FKPT Kaltim Dr H Hasyim Mi'radje, posisi dan kondisi geografis telah memposisikan Kaltim sebagai perlintasan emas para pelaku teroris khususnya teroris Taliban, Afganistan maupun Moro, Fhilipina.

"Kami telah melakukan penelitian, ternyata di suatu kawasan Kaltim sekarang Kaltara pernah dijadikan  tempat pengkaderan teroris dan kita tidak ingin permasalahan ini semakin meluas," kata Hasyim Mi'radje pada kegiatan Sosialisasi Deradikalisasi dan Terorisme kepada Pemuda Putus Sekolah dan Broken Home di Gedung BKOW Kaltim, Rabu (11/2).

Sosialisasi yang dilakukan pihak FKPT Kaltim saat ini ujar Hasyim, diharapkan memberikan pemahaman dan pengetahuan masyarakat khususnya remaja putus sekolah dan pemuda bermasalah dalam keluarga terhadap bahaya radikalisme dan terorisme.

Selain itu, lanjut mantan Kepala Badan Kesbangpol Kaltim ini sosialisasi yang intensif dengan melibatkan berbagai lembaga dan organisasi kemasyarakatan merupakan langkah dini dalam upaya pencegahan terjadinya tindak terorisme dan radikalisme di daerah.

"Upaya yang kita lakukan ini untuk mendukung program Gubernur Awang Faroek Ishak agar Kaltim tetap kondusif,  utamanya dengan menggelar sosialisasi ke sekolah dan madrasah/pesantren hingga perguruan tinggi khususnya kelompok masyarakat rentan," kata Hasyim.

Dia menambahkan mempelajari kasus-kasus terorisme dan radikalisme ternyata tokoh terorisme merekrut para remaja atau pemuda yang putus sekolah atau tidak berpendidikan serta bermasalah dalam keluarga (broken home).

Sementara itu Ketua BKOW Kaltim Hj Suryani Astuti Tommy menyatakan dukungan atas upaya FKPT Kaltim dalam pencegahan dini terhadap tindak radikalisme dan terorisme. 

"Kami merasa ikut bertanggungjawan untuk meningkatkan wawasan masyarakat khususnya kaum perempuan dan anak-anak akan bahaya terorisme dan radikalisme dengan melibatkan remaja putus sekolah dan broken home," ujar Suryani Astuti Tommy.

Sosialisasi deradikalisme dan terorisme kepada anak putus sekolah dan broken home diikuti 46 organisasi anggota BKOW serta organisasi kemasyarakatan dan pemuda maupun organisasi siswa. (yans/sul/hmsprov)

Berita Terkait
Government Public Relation