Kalimantan Timur
Pemugaran Cagar Budaya Dapat Dukungan Sultan Kutai

Untuk Pengembangan Ekonomi Kreatif

 

TENGGARONG–Pemprov Kaltim terus berupaya mengembangkan sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di kabupaten/kota se-Kaltim. Salah satunya dengan melakukan pengembangan pusat ekonomi kreatif berbasis situs budaya dan sumber daya lokal.

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop dan UKM) HM Djailani mengatakan Kaltim memiliki banyak situs budaya yang dapat dijadikan sentra pengembangan UMKM sesuai dengan komoditi kerajinan unggulan daerah itu.

“Jika kita berbicara tentang situs budaya, maka itu semua berada di bawah kekuasaan Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura. Untuk itu kita meminta ijin dan restu dari Sultan Kutai selaku pemimpin di wilayah Kesultanan Kutai,” kata Djailani usai berkunjung ke kediaman Sultan Kutai Aji Muhammad Salehuddin II di Tenggarong, Kamis (22/5).

Menurut dia, tidak hanya berdasarkan kaidah hukum, budaya dan moral, namun ada hal lainnya yang perlu mendapatkan dukungan dari Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura untuk pengembangan situs budaya di wilayahnya.

Karena, ujar dia, di wilayah Kesultanan Kutai Kertanegara Ing Martadipura banyak terdapat situs-situs budaya baik berupa lamin ataupun rumah tua yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai pusat ekonomi kreatif.

“Kita telah melakukan pemugaran situs budaya Lamin Tumenggung Merta di Tanjung Isuy, dan disana dikembangkan kerajinan ulap doyo yang menjadi ciri khas daerah tersebut. Sama seperti halnya dengan pemugaran rumah tua di wilayah Samarinda Seberang yang dijadikan pusat kerajinan tenun dan wisata kampung tenun sarung Samarinda,” jelasnya.

Sementara itu, Sultan Kutai Aji Muhammad Salehuddin II melalui Menteri Sekretaris Keraton Kutai Kartanegara Ing Martadipura HAPM Haryanto Bachroel mengucapkan terima kasih dan penghargaan tinggi kepada Disperindagkop dan UKM Kaltim yang telah berinisatif mengambil peran untuk memugar cagar-cagar budaya.

Menurut Haryanto yang bergelar Pangeran Harry Gondo Prawiro ini, wilayah adminsitratif Kesultanan Kutai terdiri atas Samarinda, Bontang, Balikpapan, Kutai Timur, Kutai Barat dan Kutai Kartanegara, sehingga tidak salah jika dalam upaya pemugaran cagar budaya ini meminta dukungan dari Sultan.

“Beliau beranggapan dengan adanya pemugaran cagar budaya ini bisa menumbuhkan ekonomi kreatif masyarakat yang bisa bersinergi dengan pengembangan sektor pariwisata, sehingga dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Terlebih, situs-situs budaya ini merupakan karya bangsa Indonesia yang adiluhung, sehingga bisa menghidupi ekonomi masyarakat, baik berupa souvenir, warung-warung, bahkan homestay bagi para wisatawan,” jelasnya.

Pada kesempatan itu, Kadisperindagkop dan UKM Kaltim Djailani juga membuka pelatihan pengembangan usaha kerajinan manik dan ulap doyo di Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kutai Kartanegara. Pelatihan ini diikuti sekitar 60 pengrajin manik dari Loa Kulu dan Tenggarong.

Djaelani mengatakan upaya ini merupakan wujud dari komitmen Pemprov Kaltim dibawah kepemimpinan Gubernur Awang Faroek Ishak dan Wakil Gubernur Mukmin Faisyal untuk menciptakan sekitar 10.000 wirausaha baru dalam rangka membuka lapangan kerja seluas-luasnya di Kaltim.

“Manfaatkan pelatihan ini sebaik-baiknya. Dan setelah ini harus ditindaklanjuti dengan membuka kelompok usaha bersama, sehingga Pemprov melalui Disperindagkop dan UKM Kaltim bisa menyalurkan bantuan peralatan maupun memfasilitasi untuk permodalan baik dari perbankan,” katanya. (her/sul/hmsprov)

 

/////Foto : Wagub Mukmin Faisyal HP saat meresmikan penggunaan Lamin Tumenggung Merta di Tanjung Isuy, Kutai Barat. (dok/humasprov)

Berita Terkait
Government Public Relation