SAMARINDA – Melalui program penganekaragaman (diversifikasi) konsumsi pangan akan mengurangi beban biaya hidup. Karenanya, pengembangan pangan alternatif sangat erat kaitannya dengan menekan/penurunan jumlah kemiskinan.
Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP) Kaltim H Fuad Asadin, menyebutkan dari 100 persen pendapatan dalam rumah tangga, pengeluaran hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi keluarga mencapai 40 hingga 50 persen.
“Masyarakat kita terlebih yang tidak mampu (miskin) sudah terbiasa mengonsumsi pangan dari padi-padian (beras dan tepung terigu). Sehingga penghasilan/pendapatan rumah tangga habis hanya untuk membeli beras,” kata Fuad Asadin dalam Sosialisasi Diversifikasi Pangan se-Kaltim di Samarinda, kamis (11/4).
Padahal harga komuditas itu sangat mahal jika dibanding dengan konsumsi pangan lokal semacam umbi-umbian. Apalagi, komoditi lokal sangat potensial untuk dikembangkan masyarakat walaupun hanya di pekarangan rumah.
Dalam pola konsumsi pangan yang paling mendasar adalah kecukupuan karbohidrat bagi ketahanan dan peningkatan energi tubuh. Namun, pangan berasal dari umbi-umbian semacam singkong memiliki kandungan karbohidrat cukup tinggi bahkan baik untuk tubuh.
Selain itu, sesuai data yang diperoleh menyebutkan Kaltim sejak 2009 kebutuhan beras semakin meningkat bahkan mengarah pada kekurangan ketersediaanya. Sehingga pada 2011 mengalami kekurangan 69.000 ton dan pada 2012 meningkat mencapai 78.000 ton beras.
“Apabila kita terlambat melakukan pengembangan pangan alternatif melalui penganekaragaman konsumsi pangan, dikhawatirkan Kaltim akan selalu kekurangan beras yang kebutuhannya semakin meningkat setiap tahun,” ungkap Fuad Asadin.
Sementara itu Kepala Bidang Konsumsi Agustinus Hariyanto mengemukakan percepatan penganekaragaman konsumsi pangan perlu kesadaran dan perubahan pola pikir masyarakat, terutama tidak selalu mengutamakan konsumsi beras daripada komoditi lokal lainnya.
“Semua pihak berperan memberikan pemahaman sekaligus menyadarkan masyarakat agar mengonsumsi pangan alternatif. Selain, PKK dan organisasi masyarakat juga dari kalangan mahasiswa agar mampu menggugah masyarakat untuk melakukan penganekaragaman konsumsi pangan,” sebut Agustinus Hariyanto.
Guna meningkatkan pemahaman program pangan alternatif menuju penganekaragaman konsumsi pangan masyarakat, BKPP Kaltim menggelar sosialisasi sumber pangan alternatif dengan melibatkan mahasiswa dari Universitas Mulawarman, Universitas Tujuh Belas Agustus dan Widyagama Mahakam Samarinda.
Selaion itu juga hadir mahasiswa dari Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komunikasi serta Politani Polnes dan Kelompok Masyarakat Samarinda Berkebun, penyuluh Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu dan guru sekolah dasar.(yans/hmsprov)
///Foto : Sejumlah Mahasiswa peserta sosialisasi sumber pangan alternatif.(masdiansyah/humasprov kaltim)
08 Februari 2013 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
06 September 2013 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
04 Juli 2013 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
17 Maret 2018 Jam 08:40:25
Pertanian dan Ketahanan Pangan
11 Maret 2013 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
22 Juli 2019 Jam 21:48:49
Pertanian dan Ketahanan Pangan
04 Oktober 2023 Jam 19:02:03
Gubernur Kaltim
04 Oktober 2023 Jam 19:01:02
Gubernur Kaltim
04 Oktober 2023 Jam 18:55:15
Gubernur Kaltim
02 Oktober 2023 Jam 22:37:43
Gubernur Kaltim
02 Oktober 2023 Jam 22:33:50
Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
14 Maret 2022 Jam 15:54:00
Ibu Kota Negara
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
05 Mei 2022 Jam 18:19:59
Ibu Kota Negara
12 September 2013 Jam 00:00:00
Pelatihan, Kepegawaian
10 September 2016 Jam 00:00:00
Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
24 Februari 2016 Jam 00:00:00
Pembangunan
11 September 2023 Jam 23:48:28
Wakil Gubernur Kaltim
15 Maret 2018 Jam 20:27:41
Perkebunan