Kalimantan Timur
Pengembangan Peternakan Perlu Dukungan Swasta

Dadang Sudarya (tengah) dan Salim Basir (rompi merah) bersama aparat desa dan peternak Desa Jonggon Jaya dan Margahayu.(masdiansyah/humasprov)

 

SAMARINDA – Gubernur Kaltim telah menetapkan pencapaian populasi ternak dua juta ekor sapi dalam upaya pemenuhan kebutuhan daging sekaligus mewujudkan swasembada daging.

“Gubernur Awang Faroek sudah menetapkan pencapaian populasi sapi Kaltim sebanyak dua juta ekor,” kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kaltim Dadang Sudarya di Desa Jonggon Jaya, beberapa waktu lalu.

Karenanya, kegiatan pengembangan peternakan di Kaltim khususnya ternak sapi memerlukan dukungan semua pihak terutama pihak swasta atau perusahaan.

Apalagi lanjutnya, Kaltim memiliki luasan kawasan yang sangat potensial untuk pengembangan peternakan sapi melalui program integrasi.

Diantaranya, pengembangan peternakan sapi di lahan perkebunan kelapa sawit berupa integrasi sapi sawit. Selain itu, integrasi sapi di lahan eks pertambangan batubara yang beberapa tahun ini terus dikembangkan dengan dukungan dan komitmen pihak perusahaan tambang batubara.

Khususnya, lahan-lahan eks tambang batubara yang sudah masuk dalam program reklamasi atau pasca tambang (lahan eks tambang tidak aktif).

Misalnya, kawasan eks tambang batubara PT Multi Harapan Utama (MHU) yang meliputi beberapa desa seperti Desa Jonggon Jaya dan Desa Margahayu.

Kegiatan ternak dalam wilayah desa itu terdapat enam kelompok tani ternak yang telah memelihara dan mengembangkan ternak sapi mencapai 1.800 ekor.

“Selain lahan-lahan yang potensial pasca tambang juga terdapat embung-embung (lubang galian tambang) yang airnya bisa dimanfaatkan untuk ternak selain pertanian,” ungkap Dadang.

Dia menambahkan keinginan Gubernur Awang Faroek Ishak agar setiap perusahaan mendukung pengembangan ternak melalui dana CSR maupun lahan-lahan perusahaan.

Sementara itu Top Mining Manager Pasca Tambang PT MHU Salim Basir menyebutkan pihaknya menyiapkan 2.000 hektar untuk mendukung pengembangan ternak sapi pola penggembalaan.

“Selain itu, lubang galian pasca tambang kami ada sekitar 56 lubang yang harus ditutup hingga akhir 2017. Namun, guna mendukung kegiatan pertanian juga peternakan masyarakat maka akan disisakan sekitar 20 lubang sebagai embung desa,” sebut Salim Basir.(yans/sul/es/humasprov)

Berita Terkait
Government Public Relation