Kalimantan Timur
Pengembangan Wilayah Lewat Outer Ring Road

Atasi Permasalahan Lalu Lintas di Ibukota Kaltim

 

SAMARINDA – Sebagai ibukota provinsi, lalu lintas di Kota Samarinda harus terus dibenahi mengingat pertumbuhan penduduk yang tinggi diiringi dengan pertumbuhan kendaraan yang tidak sebanding dengan kapasitas jalan yang ada.  

Perlu pengembangan wilayah dengan konsep outer ring road yang diperuntukkan bagi angkutan yang bermuatan dan jalur keluar kota. Selain itu, outer ring road juga dapat dijadikan salah satu solusi untuk mengatasi kemacetan yang disebabkan terpusatnya lalu lintas kendaraan di dalam Kota Samarinda. 

Hal itu juga di dukung dengan pembangunan beberapa jembatan, seperti Jembatan Kembar yang berdampingan dengan Jembatan Mahakam dengan tujuan untuk mengurai kemacetan yang kerap kali terjadi karena adanya penumpukan kendaraan khususnya yang melintasi Jembatan Mahakam.

“Selain itu, kita akan melakukan pengembangan outer ring road Samarinda II yang melingkar melalui jalan akses Jembatan Mahulu. Sehingga truk-truk bermuatan tidak lagi masuk ke kota, melainkan melintasi ring road di kawasan pinggiran kota,” ujar Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kaltim, HM Taufik Fauzi didampingi Sekretaris Joko Setiono, di Samarinda akhir pekan lalu.

Konsep jalan outer ring road merupakan suatu konsep pengembangan wilayah yang menarik dengan menggunakan sistem jaring laba-laba, dimana pusat dari kegiatan perekonomian tetap terletak di tengah kota, kemudian dilanjutkan dengan konsep pengembangan wilayah semakin melebar dan meluas ke wilayah pinggiran. 

Dijelaskan, outer ring road Samarinda II merupakan jalan akses/pendekat dari Jembatan Mahulu menuju Jalan Jakarta-M Said-HM Ardans-Sempaja-PM Noor-DI Panjaitan-SP 3 Lempake menuju Bontang. Jalan tersebut nantinya akan terhubung dengan jalan pendekat Jembatan Mahkota (dalam tahap pembangunan) sebagai pintu gerbang jalan tol Balikpapan-Samarinda.

Ke depan, lanjut dia, begitu jalan tol Samarinda-Bontang mulai di bangun, Pemprov juga akan memulai pembangunan jembatan di wilayah Sungai Kerbau Samarinda sebagai jalan akses utama. Diketahui, jembatan di wilayah Sungai Kerbau merupakan perencanaan awal sebelum dibangunnya Jembatan Mahkota, namun karena biaya konstruksi yang cukup mahal akhirnya dipilih lokasi Jembatan Mahkota yang menghubungkan daerah Sungai Kapih-Palaran. 

“Wilayah Kaltim tidak bisa dikatakan satu kesatuan jalan jika ada yang tidak terhubung. Untuk itu, jika jalan tol Balikpapan-Samarinda rampung, maka akan dilanjutkan dengan pembangunan jalan tol Samarinda-Bontang hingga ke Maloy. Di sini perlu pembangunan jembatan sebagai penghubung antara daerah yang terbelah oleh Sungai Mahakam di wilayah Samarinda,” tambahnya. (her/hmsprov)

Foto : Kemacetan di salah satu ruas jalan di Samarinda yang membutuhkan jalan keluar untuk memperlancar arus lalulintas di pusat kota.(ist)

Berita Terkait
Government Public Relation