Pengoperasian Alat Dignosa Kesehatan dengan Teknologi Nuklir, RSUD AWS Masih Tunggu Ijin Bapeten
SAMARINDA – Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie (RSUD AWS) Samarinda terus berupaya meningkatkan dan melengkapi kualitas pelayanan kesehatan masyarakat. Dalam waktu dekat AWS segera melayani pelayanan kesehatan dengan alat diagnosa kesehatan dengan teknologi nuklir untuk penanganan penyakit kanker.
Direktur RSUD AWS Samarinda, dr Rachim Dinata Marsidi mengatakan AWS sudah sangat siap memberikan pelayanan kesehatan bagi penderita penyakit mematikan tersebut. Mulai dari alat kesehatannya, tenaga kesehatan dan dokter, hingga tenaga spesialis peralatan nuklirnya sudah lengkap dan siap operasional. "AWS tinggal menunggu ijin pengoperasian dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten). Mudahan dalam minggu ini ijin operasional sudah keluar sehingga kita sudah mulai era baru radiasi dengan kedokteran nuklir," kata Rachim Dinata.
Ditambahkan, RSUD AWS Samarinda sudah mempunyai positron emission tomography (PET Scan). Menggunakan alat ini, hanya dalam waktu 8 menit seseorang sudah bisa diketahui apakah memiliki penyakit kanker atau tidak. Alat ini sangat efektif untuk mendiagnosa perkembangan kanker dan menentukan sejauh apa tingkat keparahannya.
Selain peralatan, kata Rachim, RSUD AWS juga sudah memiliki sumber daya manusia untuk radiologi dan radiotherapi menggunakan nuklir. "Baru ada tiga daerah yang punya fasilitas kedokteran nuklir ini yakni Jakarta, Semarang dan Bandung. Kita yang keempat di Indonesia dan yang pertama di luar Jawa," katanya.
Dikatakan, ada 10 ruangan yang disiapkan RSUD AWS untuk pengobatan kedokteran nuklir. Ruang khusus ini mutlak diperlukan agar radiasi yang dihasilkan tidak menyebar. "Ada ruang khusus. Pasien yang habis diradiotherapi tidak boleh keluar beberapa hari. Kemudian tenaga medis yang masuk juga pakai seragam khusus," jelasnya. Teknologi nuklir ini, kata Rachim, bisa digunakan untuk mendeteksi sel kanker sedini mungkin. "Belum jadi kanker saja sudah bisa terdeteksi. Bisa juga untuk terapi kanker teroid, pembuluh darah, sampai payudara," katanya lagi.
Selain mendeteksi kanker, fasilitas kedokteran nuklir yang dimiliki rumah sakit tipe A ini juga bisa mendeteksi kesehatan jantung sejak dini. "Jadi kelihatan jantungnya masih bagus, setengah bagus, atau sudah rusak. Masih boleh olahraga atau tidak, itu kelihatan. Oleh karena itu kita harapkan ijin pengoperasian alat diagnosa kesehatan dengan teknologi nuklir segera dikeluarkan Bapeten," harap Rachim Dinata. (mar/sul/ri/humasprov)
16 Februari 2020 Jam 15:44:20
Kesehatan
10 Oktober 2013 Jam 00:00:00
Kesehatan
25 November 2019 Jam 21:23:29
Kesehatan
03 Februari 2014 Jam 00:00:00
Kesehatan
24 September 2019 Jam 22:20:57
Kesehatan
14 November 2017 Jam 10:16:04
Kesehatan
22 September 2023 Jam 17:03:23
Gubernur Kaltim
22 September 2023 Jam 17:01:11
Gubernur Kaltim
22 September 2023 Jam 16:56:55
Gubernur Kaltim
22 September 2023 Jam 16:53:17
Gubernur Kaltim
22 September 2023 Jam 16:49:24
Gubernur Kaltim
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
14 Maret 2022 Jam 15:54:00
Ibu Kota Negara
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
05 Mei 2022 Jam 18:19:59
Ibu Kota Negara
04 Oktober 2019 Jam 22:17:08
Pendidikan
08 April 2013 Jam 00:00:00
Sumber Daya Manusia
20 Maret 2014 Jam 00:00:00
Perkebunan
29 Oktober 2022 Jam 22:23:39
Informasi dan Komunikasi
15 Agustus 2016 Jam 00:00:00
Pemerintahan