Kalimantan Timur
Penyuluh Garda Terdepan Sukses Pertanian

Panen Raya Padi di Kecamatan Telen

“Impor beras masih terjadi. Kondisi ini harus jadi motivasi para penyuluh pertanian untuk lebih bersemangat membantu petani meningkatkan produktivitas guna mengembalikan era kejayaan pertanian kita, khususnya  swasembada beras," (H. Isran Noor)

 

www.kaltimprov.go.id. Tak banyak  yang bisa konsisten menggeluti  bidang pertanian. Tapi lain halnya dengan Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor.  Sampai hari ini pun ia tetap bangga berada cukup dekat dengan kehidupan para petani, sebagai penyuluh pertanian. “Sampai hari ini pun saya tetap penyuluh pertanian,” ucap Isran saat menghadiri pembukaan Jambore Penyuluh Tingkat Provinsi Aceh ke-2, Minggu (4/11/2018).

Tidak cukup sampai di situ, Isran sebagai Ketua Umum Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia (Perhiptani) memastikan, bahwa pekerjaannya sebagai penyuluh pertanian akan dilakoninya hingga akhir hayat. Hal ini berbeda dengan pekerjaannya sebagai gubernur yang hanya berbatas 5 tahun.  Lebih jauh Isran memaparkan penyuluh pertanian memiliki tanggung jawab untuk mengubah pola hidup masyarakat, khususnya mengantisipasi  kebutuhan beras. Penyuluh pertanian  menurutnya juga tidak perlu  kecewa karena  adanya impor  beras. Justru kondisi ini seharusnya bisa menjadi motivasi para penyuluh pertanian untuk terus membantu para petani meningkatkan produktivitas mereka. Semangat itulah, yang terus digaungkannya.

"Pada era yang lalu kita sudah pernah menikmati swasembada beras dan pasti berkat jasa para penyuluh pertanian. Jadi, sebagai penyuluh pertanian kalian harus tetap bersemangat," seru Isran, disambut aplaus peserta jambore. Penyuluh pertanian memiliki fungsi penting membuka jalan bagi petani untuk dapat meningkatkan kapasitas diri dengan bekal ilmu pengetahuan.  

Penyuluh pertanian juga sebagai  jembatan antara aktifitas petani dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang dan senantiasa dibutuhkan oleh petani. Penyuluh pertanian juga akan menjadi penyampai pengusahaan dan penyesuaian program nasional dan regional agar dapat dilaksanakan oleh petani dalam rangka menyukseskan program pembangunan nasional.  

Sementara suluh yang diberikan akan menjadi pendidikan non formal yang selayaknya dilakukan secara terus-menerus untuk mengikuti perkembangan teknologi yang dinamis dan masalah-masalah pertanian yang pasti akan terus berkembang. Dalam banyak kesempatan Isran terus-menerus  mengonstribusikan pemikirannya pada bidang satu ini. Misalnya dalam acara Gubernur Menyapa di RRI Samarinda (12/10/2018). Saat disebutkan hasil kesepakatan Rembuk KTNA di Bangka Belitung salah satunya tentang kurangnya jumlah penyuluh pertanian, Isran menyetujui pendapat tersebut bahkan menurut Isran, pada Meret 2013 di acara rapat nasional Bupati dan Penyuluh Pertanian di Jakarta, ia sudah menyampaikan kekurangan penyuluh pertanian tersebut, karena pada saat itu ia merasakan kecendrungan menurunnya penyuluh pertanian termasuk tidak adanya regenerasi penyuluh pertanian.  

Baca Juga : Hadiri Jambore Penyuluh Pertanian Tingkat Provinsi Aceh, Isran : Saya Iri Dengan Aceh

Terkait masih banyaknya penyuluh pertanian yang belum diangkat menjadi PNS, karena faktor usia yang sudah melebihi 35 tahun, Isran mengaku sangat memahami apa yang dirasakan penyuluh pertanian. Bahkan dirinya sudah pernah menyampaikan permasalahan itu kepada Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (MenPAN) yang saat itu masih dijabat Azwar Abubakar.

"Saya usul agar honorer penyuluh pertanian diangkat ketika itu untuk menjadi PNS. Alhamdulilah sekarang sudah terkabulkan dengan diangkatnya ribuan tenaga penyuluh pertanian beberapa waktu yang lalu. Tunjangan penyuluh pertanian juga sudah naik sampai 60 persen," beber mantan bupati Kutai Timur itu.

Terakhir, Isran berpesan dan mengingatkan agar tidak menggunakan Perhiptani untuk kepentingan politik tertentu, karena Perhiptani murni  gerakan sosial dan kemasyarakatan, khususnya dalam pembinaan dan penyuluhan pertanian.

“Semoga pertanian di Indonesia semakin maju, terutama para penyuluhnya semakin profesional dan berkualitas," kata Isran Noor.

 Tonton Juga :

 

Penulis : Nor Jaya, Yuvita Indrasari,  Inni Indarpuri

Editor : Syamsul Arifin

Desain Grafis : Ahmad Riandi

Fotografer : Istimewa

Video : Adi Suseno

Berita Terkait
Data Masih Kosong
Data Masih Kosong
Government Public Relation