Kalimantan Timur
Peresmian Regasifikasi LNG untuk PLTG Sambera, Meiliana : Sebaran Listrik PLN harus Lebih Luas

Pj Sekda Kaltim Hj Meiliana bersama Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Andy Noorsaman, Senior Vice President Pertamina Tanuji dan Direktur Regional Kalimantan PLN Machnizon Masri meresmikan fasilitas penyimpanan dan regasifikasi LNG untuk pemanfaatan energi gas PLTG Sambera 2x20 MW. (yuvita/

MUARA BADAK – Pasokan listrik di Kaltim dipastikan semakin bertambah setelah peresmian fasilitas penyimpanan dan regasifikasi LNG untuk pemanfaatan energi gas PLTG Sambera 2x20 Megawatt (MW), Senin (30/7). Apalagi, penggantian bahan bakar minyak (BBM) dengan gas ini dikalkulasi akan jauh menghemat biaya operasional PLTG. 

Pj Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kaltim Meiliana mengatakan peresmian fasilitas yang akan mendukung operasional PLTG Sambera ini menjadi kabar gembira bagi warga Kaltim. Kelancaran operasi PLTG Sambera ini akan sangat membantu upaya pemerataan distribusi ketenagalistrikan serta meningkatkan keandalan pasokan listrik bagi masyarakat maupun dunia usaha. “Atas nama Pemerintah Provinsi Kaltim kami menyambut baik kehadiran fasilitas penyimpanan dan regasifikasi LNG ini. Mudah-mudahan kehadiran fasilitas ini secara langsung akan mendukung operasional interkoneksi Sistem Mahakam dan akan semakin memperkuat ketersediaan listrik di Kalimantan Timur,” ujar Meiliana.

Ketersediaan listrik, lanjut Meiliana merupakan faktor yang sangat penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan peningkatan investasi. Ketersediaan listrik yang baik akan meningkatkan daya saing daerah. Ketersediaan listrik yang baik juga akan menarik minat investasi. “Kami berharap setelah kehadiran fasilitas penyimpanan ini sebaran listrik PLN akan semakin luas dinikmati masyarakat yang belum dialiri listrik. Pemprov Kaltim sangat mendukung pembangunan infrastruktur kelistrikan yang dikerjakan PT PLN. Hal ini penting untuk mendukung target 35 ribu MW yang dicanangkan Presiden Joko Widodo,” beber Meiliana.

Sementara Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Andy Noorsaman Sommeng menyebutkan fasilitas penyimpanan dan regasifikasi LNG ini pertama kali dibangun di Indonesia. Dijelaskan, ada tiga alasan mengapa energi nasional harus dibangun. Pertama untuk ketahanan energi (energy security), kemudian energi equity dan sustainability energy (keberlanjutan energi). Namun diakuinya, tiga hal ini masih menjadi dilema. “Tapi pelan-pelan sejak pemerintahan Pak Jokowi, ketahanan energi kita meningkat melalui pembangunan kapasitas. Salah satunya PLTG Sambera inilah pembangunan kapasitas. Kami sangat bangga PLN dan Pertamina bisa bersinergi dengan baik,” tutur Andy.

Sedangkan Senior Vice President Pertamina Tanuji menguraikan PLTG Sambera ini merupakan proyek LNG filling station, LNG transportation dan regasifikasi yang dikerjakan bersama-sama oleh PT Badak NGL, Pertagas Niaga, PT PLN Persero, dan PT DPS. “Alhamdulillah akhirnya proyek ini selesai. Pada kesempatan ini saya mewakili Pertamina memberikan apresiasi dan penghargaan setinggi-tingginya kepada PT PLN Persero yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada Pertamina dan Pergas Niaga untuk memasok gas ke PLTG Sambera,” ujar Tanuji.

Dia mengatakan, fasilitas penyimpanan dan regasifikasi LNG ini telah siap untuk memasok kebutuhan gas di Sambera dengan demand saat ini 20 isotank per hari. Suplai LNG dari PT Badak ke fasilitas PLTG Sambera ini menggunakan moda transportasi LNG tracking dengan jarak tempuh sekitar 80 kilometer (km). Proyek ini merupakan salah satu inovasi dan pioner dalam penjualan LNG Pertamina untuk suplai gas ke konsumen di area terpencil yang tidak terjangkau oleh pipa dengan mengoptimalkan infrastruktur LNG existing seperti kilang LNG Badak. 

“Proyek ini menandakan bahwa Pertamina telah siap melakukan inovasi dan mengembangkan skema logistik untuk memasok LNG ke pembangkit-pembangkit remote milik PT PLN Persero baik melalui darat atau laut. Dengan terealisasinya suplai gas ke PLTG Sambera merupakan wujud sinergi BUMN dalam menghadirkan energi untuk negeri,” terang Tanuji.

Penjelasan lain disampaikan Direktur Regional Kalimantan PLN Machnizon Masri. PLTG Sambera kata Machnizon menjadi pembangkit pertama yang dioperasikan dengan memanfaatkan LNG dengan moda tracking sebagai transportasinya. Untuk diketahui, PLTG ini sudah hadir sejak 2008. Jadi lebih kurang 10 tahun PLTG ini memakai bahan bakar minyak. PLTG ini didesain memakai bahan bakar gas. Tapi karena berbagai kendala maka selama ini belum mendapatkan gas.  

Machnizon menuturkan penggunaan bahan bakar minyak selama ini berdampak pada tingginya biaya pokok pembangkit PLN. Namun PLN tetap mengoperasikan PLTG ini demi memenuhi kebutuhan daya pelanggan. Meliputi daerah Lempake, Tanah Merah, Sungai Siring, Tanah Datar, Muara Badak, Prangat sampai ke Bontang. (yuv/sul/humasprovkaltim)

Berita Terkait
Government Public Relation