Kalimantan Timur
Perlu Akses Transportasi dan Kebersihan serta Sarana Kesehatan

Konjen Jepang Beri Trik Menarik Wisatawan Jepang ke Berau

 

SAMARINDA - Saat melakukan kunjungan ke Kaltim, akhir Oktober lalu, Konsul Jenderal Jepang di Surabaya, Noboru Nomura memberi banyak masukan bagi pengembangan pariwisata Kaltim, khususnya di sekitar Gugusan Kepulauan Derawan.

Jika mampu mengelola dan menyiapkan berbagai fasilitas penunjang yang dibutuhkan umumnya warga Jepang, ke depan, potensi wisata Pulau Derawan dan pulau-pulau lain sekitarnya akan lebih populer serta akan lebih banyak dikunjungi wisatawan asal Jepang.

"Terus terang saja, Kalimantan Timur kurang diketahui oleh masyarakat Jepang, kecuali Pulau Derawan yang bisa dianggap sama, bahkan melebihi Raja Ampat di Papua," kata Noboru Nomura saat beraudensi dengan Plt Sekprov Kaltim Dr H Rusmadi.

Noboru menjelaskan, orang Jepang senang bermain di pantai dan laut. Karena itu, pantai Sanur dan Kuta di Bali sangat mereka senangi. Mereka juga menyukai keindahan bawah laut (diving/menyelam).

Dia juga mengungkapkan, beberapa tahun lalu, Duta Besar Jepang untuk Indonesia pernah ke Pulau Derawan. Sayang kunjungan-kunjungan lainnya tidak dapat dilanjutkan, karena masih terdapat banyak keterbatasan menuju gugusan Pulau Derawan.

Menurut dia, posisi wisata Raja Ampat di Papua yang sangat jauh seharusnya dapat dimanfaatkan agar para pelancong dari Jepang lebih memilih datang ke Pulau Derawan, Maratua, Sangalaki ataupun Kakaban.

"Ini peluang bagi Kaltim. Akses ke Raja Ampat sangat susah dan jauh. Cuti seminggu tidak cukup karena paling tidak mereka perlu waktu sekitar 10 hari. Mereka tidak mungkin mengambil cuti sampai 10 hari berturut-turut. Sehingga sedikit orang yang bisa ke sana," ungkap Noboru.

Peningkatan jumlah wisatawan ke Derawan menurut Noboru, akan bisa dicapai dengan mudah jika ada akses langsung dari Singapura atau Philipina ke Kaltim. Akses tersebut dinilai lebih dekat. Dengan demikian, orang Jepang akan lebih mudah datang ke Kaltim, khususnya ke Derawan.

"Perlu diketahui, warga Jepang yang tinggal di Singapura kurang lebih 50.000 orang. Ini peluang besar, karena di Jakarta warga Jepang hanya sekitar 10.000 orang.

Selain pentingnya dibuka akses masuk ke Kaltim dari Singapura maupun Philipina, hal penting yang perlu diperhatikan untuk menarik masuknya wisatawan Jepang ke Kaltim menurut Noboru adalah dengan selalu menyiapkan makanan dan minuman yang baik dan sehat.

"Orang Jepang itu sangat peka dengan makanan dan minuman. Kalau airnya sukar didapat, orang Jepang pasti jarang datang. Mereka sangat peduli kesehatan, karena itu juga harus dijelaskan bahwa di sana ada rumah sakit yang baik dan layak atau paling tidak ada di Samarinda atau Balikpapan," saran diplomat Jepang yang lulusanUniversitas Indonesia itu.

Jika dibanding dengan Raja Ampat Papua, Kaltim sesungguhnya masih lebih baik. Raja Ampat belum dilengkapi emergency medis yang cukup. Rumah Sakit di Jayapura juga belum memadai. Mau tidak mau harus diterbangkan ke Singapura.  "Kalau dari sini, tidak jauh bukan?" tanya Noboru, memberi semangat.

Jadi menurut Noboru, bicara pengembangan pariwisata, tidak cukup hanya dengan menyampaikan potensi pariwisata yang indah dan bagus, tapi juga harus melengkapinya dengan fasilitas kesehatan memadai.

"Ingat, yang datang itu bukan hanya anak muda. Yang punya uang banyak adalah para orang tua dan mereka biasanya berangkat dengan keluarga besar. Kebersihan toilet dan lingkungan di tempat wisata juga harus diperhatikan karena itu akan menjadi pertimbangan mereka untuk kembali," kata Noboru. (sul/es/hmsprov)

Foto: Plt Sekprov Kaltim Dr H Rusmadi bertukar cendera mata dengan Konsul Jenderal Jepang di Surabaya, Noboru Nomura (fajar/humasprov kaltim)

 

Berita Terkait
Government Public Relation