SAMARINDA – Hingga saat ini, kekuatan ekonomi Kaltim masih sangat bergantung pada potensi minyak dan gas (Migas) serta pertambangan batu bara. Hal ini jelas terlihat dari struktur Product Domestic Regional Brutto (PDRB) Kaltim pada triwulan III 2013 yang mencapai Rp30,3 triliun dengan Migas dan hanya Rp22,1 triliun tanpa komponen migas.
Hal tersebut diungkapkan pembicara dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, Ahcmad Zaini pada Workshop Interpretasi Data Indikator Statistik di Kaltim yang juga dihadiri sejumlah wartawan di Samarinda, Senin (30/12).
Namun, dengan komitmen dan kesepakatan Kaltim Summit 2013, Gubernur Awang Faroek Ishak bertekad untuk mempersiapkan lokomotif perekonomian baru yang mengandalkan kegiatan usaha pertanian seiring dengan kian berkurangnya kandungan Migas dan pertambangan, melalui program pembangunan pertanian dalam arti luas.
“Inilah visi seorang Gubernur Awang Faroek yang melihat potensi Migas dan pertambangan batu bara yang cenderung berkurang setiap tahun. Perlu kekuatan ekonomi baru yang tidak lagi bergantung pada Migas dan batu bara,” ujarnya.
Workshop Interpretasi Data Indikator Statistik ini juga menyorot perkembangan prosentase penduduk miskin di Katim yang cenderung turun setiap tahun. Apalagi sektor pertanian menyerap lebih banyak tenaga kerja daripada sektor migas dan pertambangan batu bara.
Jumlah penduduk miskin pada 2003 tercatat sebanyak 328.600 jiwa atau 12,15 persen dan turun menjadi 237.960 jiwa atau 6,06 persen pada 2013.
Namun jelasnya, angka kemiskinan di Kaltim akan tetap tinggi karena jumlah migrasi penduduk miskin dari provinsi lain ke Kaltim juga cukup tinggi setiap tahun. Diprediksi, angka kemiskinan di Kaltim sulit untuk turun dari angka 200 ribu jiwa.
Pada disparitas tingkat kemiskinan seluruh Indonesia, Kaltim menempati urutan ke tujuh dari dari 33 provinsi (belum termasuk Kaltara). Kaltim berada di bawah DKI Jakarta, Kalsel, Bali, Kalteng, Bangka Belitung dan Kepulauan Riau.
“Kaltim dengan pertumbuhan ekonomi yang sangat baik di Indonesia, menarik minat penduduk dari daerah lain untuk mengadu nasib di Kaltim. Ini yang menyebabkan angka kemiskinan tidak dapat dihilangkan karena migrasi penduduk,” jelasnya. (yul/hmsprov).
//// FOTO : Perkebunan sawit menjadi salah satu komuditas unggulan pertanian Kaltim yang dipersiapkan menjadi lokomotif ekonomi baru paska menipisnya cadangan Migas dan batu bara.(dok/humasprov kaltim)
09 Juli 2013 Jam 00:00:00
Ekonomi dan Pendapatan Daerah
18 April 2015 Jam 00:00:00
Ekonomi dan Pendapatan Daerah
17 November 2016 Jam 00:00:00
Ekonomi dan Pendapatan Daerah
08 Mei 2014 Jam 00:00:00
Ekonomi dan Pendapatan Daerah
29 November 2017 Jam 09:06:02
Ekonomi dan Pendapatan Daerah
23 Agustus 2016 Jam 00:00:00
Ekonomi dan Pendapatan Daerah
26 Januari 2023 Jam 13:48:45
Wakil Gubernur Kaltim
26 Januari 2023 Jam 10:37:15
Gubernur Kaltim
26 Januari 2023 Jam 10:33:16
Wakil Gubernur Kaltim
26 Januari 2023 Jam 10:28:26
Informasi dan Komunikasi
26 Januari 2023 Jam 06:05:37
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
14 Maret 2022 Jam 15:54:00
Ibu Kota Negara
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
26 Oktober 2018 Jam 08:10:25
Produk K-UKM
08 Desember 2021 Jam 22:00:00
Kunjungan Kerja
11 April 2014 Jam 00:00:00
Sumber Daya Manusia
06 April 2022 Jam 22:34:36
Baznas
26 April 2021 Jam 23:02:06
Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
24 Desember 2019 Jam 19:03:46
Perencanaan Pembangunan