Kalimantan Timur
Pertemuan GCF Ke-12, Kaltim Usung Tema Membangun Ekonomi Kehutanan Baru

Istimewa

MANAUS BRAZIL - Delegasi Provinsi Kaltim menyampaikan laporan pada pertemuan GCF ke-12 di Manaus Brazil dihadiri kurang lebih 13 delegasi, tanpa  para gubernur dari Indonesia akibat pandemi Covid-19. 

Laporan delegasi Kaltim mengangkat tema "Membangun Ekonomi Kehutanan Baru" yang disampaikan pada 16 Maret 2022. Ketua Harian Dewan Daerah Perubahan Iklim (DDPI) Kaltim Daddy Ruhiyat yang menjadi bagian dari delegasi Kaltim menjelaskan, maksud dari tema diambil tersebut adalah menggabungkan pengetahuan dan kearifan masyarakat adat serta komunitas setempat dengan sains dan teknologi modern.

"Pelestarian lingkungan harus memanfaatkan kekuatan perusahaan swasta dan tindakan publik yang mengakui bahwa kita semua merupakan masyarakat yang bergantung pada hutan," ucap Daddy Ruhiyat dalam rilis disampaikan ke Biro Adpim Setda Provinsi Kaltim.

Daddy juga menjelaskan, agenda kegiatan 16 Maret, yakni Business Meeting, Business Economy Fair. Hari Kedua, 17 Maret 2022 Opening Ceremony, Diskusi Panel Track 1 (People and Communities). Diskusi Panel Track 2 (Knowledge, Technology, and Innovation). Hari Ketiga, 18 Maret 2022 Diskusi Panel Track 3 (Finance and Investment). Diskusi Panel Track 4 (Government and Public Policy) Side Events (Tema : Indigenous and Local Community Leadership; Bioeconomy for Tropical Forest; Interfaith Leadership for Forest; Gender, Equity, and Access in Climate and Forest Leadership; REDD+ Voluntary Carbon Markets; Closing Ceremony. Hari Keempat, 19 Maret 2022 melakukan Field Trip menyusuri Sungai Rio Negro yang membelah sosok hutan tropis terluas di dunia, hutan  Amazon.

Pertemuan pertama 16 Maret 2022, GCF Task Force Governance Policy and Update Process (Jason Gray) diskusi mengenai kebijakan baru GCF tentang kriteria anggota baru dan cara pemungutan suara. 

Beberapa koordinator melaporkan bahwa situasi Covid telah memicu terjadinya penebangan hutan secara liar yang dikhawatirkan akan bertambah marak dan luas. 

Mereka mendesak agar beberapa lembaga donor yang hadir di pertemuan GCF bisa memberikan bantuan untuk memberdayakan ekonomi masyarakat, khususnya masyarakat adat dan komunitas lokal. 

"Sejumlah lembaga donor menyanggupi untuk menindaklanjuti permintaan tersebut melalui penyediaan berbagai kegiatan yang melibatkan masyarakat di dalam dan sekitar hutan," jelasnya.  

Tahun-tahun belakangan ini hingga tahun 2024 nanti merupakan tahun transisi GCF Task Force. Dimana akan terjadi pergantian para gubernur anggota GCF yang bisa mengakibatkan terjadinya pergantian kebijakan dan komitmen terhadap pencapaian tujuan utama GCF. 

Pertemuan GCF 2022 melahirkan Manaus Action Plan (MAP), yang berisikan rumusan pemikiran selama sepuluh tahun belakangan ini, ditujukan untuk membangun tatanan ekonomi baru kehutanan. (jay/sul/adpimprov kaltim)

Berita Terkait
Government Public Relation