Kembangkan POME Sebagai Sumber Energi Alternatif
SAMARINDA – Ternyata limbah cair kelapa sawit atau yang dikenal Palm Oil Mill Effluent (POME) mampu menghasilkan gas metan yang berguna untuk energi listrik alternatif. Namun, hingga saat ini limbah sawit tersebut belum dikelola secara maksimal.
Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak mengakui sudah ada beberapa perusahaan perkebunan kelapa sawit (PKS) yang telah menunjukkan komitmen dan kepedulian mengelola limbah cair sawit (POME) menjadi energi listrik alternatif (biodiesel) untuk masyarakat.
Perusahaan-perusahaan tersebut yakni PT Rea Kaltim Plantations di Kembang Janggut Kutai Kartanegara dan PT Telen Group di Talisayan Kabupaten Berau serta Group PT Sinar Mas (PT Astra dan PT Smart) di Muara Wahau Kabupaten Kutai Timur.
“Saya ingin agar perusahaan perkebunan kelapa sawit dimana pun berada bisa membantu rakyat sekitar perusahaan melalui kegiatan CSR (corporate social responsibility) bekerjasama dengan PLN membangun pembangkit listrik bersumber dari POME,” harap Awang Faroek Ishak usai menerima jajaran PT PLN Wilayah Kaltim Kaltara di Samarinda, Kamis (6/3).
Misalnya, PT Rea Kaltim Plantations di Kecamatan Kembang Janggut telah membangun pembangkit listrik tenaga biodiesel (POME) berkekuatan 8 MW untuk tahun ini didukung PT PLN akan dibangunkan jaringan listrik dengan alokasi anggaran sebesar Rp53 miliar.
Berarti melalui pola kerjasama PKS dengan PLN ini, akan ada ratusan rumah penduduk di beberapa desa yang akan teraliri listrik. Di sinilah ujar Awang, pentingnya dukungan bupati dan walikota untuk menggerakkan PKS di daerah masing-masing.
“Cita-cita saya, tidak ada lagi desa atau kampung yang tidak menikmati listrik. Caranya, bisa dari PLN atau perusahaan milik daerah, pihak swasta maupun melalui CSR perusahaan-perusahaan. Marilah kita berjuang bersama-sama untuk kesejahteraan masyarakat. Listrik adalah kebutuhan dasar masyarakat yang harus kita penuhi,” seru Awang faroek.
Sementara itu Team Leader for Capacity Development Component GIZ Ade Cahyat mengemukakan pihak GIZ telah melakukan pendampingan dan menfasilitasi para pihak untuk pengembangan kegiatan eletrifikasi di pedesaan khususnya wilayah Kaltim dan Kaltara.
“Ketersediaan listrik melalui suplai diesel skala kecil harus dengan biaya mahal dan cukup membebani moneter kita. Peluang cukup besar sehingga analisis kami dari 62 PKS terdapat 39 PKS yang kapasitas produksinya lebih 45 ton POME diolah menghasilkan biodiesel untuk energi listrik 1 MW,” ujar Ade Cahyat.
Ditambahkan, GIZ bersama Pemprov Kaltim dan PLN sudah menyiapkan tiga lokasi menjadi pilot area untuk menghasilkan energi listrik total sebesar 6 MW yakni di Kecamatan Muara Wahau dan Kecamatan Muara Bengkal Kabupaten Kutim serta Kecamatan Segah Kabupaten Berau. (yans/hmsprov)
08 Februari 2013 Jam 00:00:00
Energi dan Sumber Daya Mineral
09 Juni 2017 Jam 09:39:06
Energi dan Sumber Daya Mineral
15 November 2013 Jam 00:00:00
Energi dan Sumber Daya Mineral
04 November 2021 Jam 21:46:22
Energi dan Sumber Daya Mineral
30 Januari 2013 Jam 00:00:00
Energi dan Sumber Daya Mineral
02 Juni 2019 Jam 14:47:31
Energi dan Sumber Daya Mineral
06 Februari 2023 Jam 22:34:41
Wakil Gubernur Kaltim
06 Februari 2023 Jam 22:32:45
Wakil Gubernur Kaltim
06 Februari 2023 Jam 22:31:18
Gubernur Kaltim
06 Februari 2023 Jam 22:27:59
Wakil Gubernur Kaltim
06 Februari 2023 Jam 22:26:09
Wakil Gubernur Kaltim
14 Maret 2022 Jam 15:54:00
Ibu Kota Negara
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
26 Oktober 2018 Jam 08:10:25
Produk K-UKM
05 Juni 2013 Jam 00:00:00
Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
27 Maret 2018 Jam 19:27:37
Pemerintahan
07 Juli 2014 Jam 00:00:00
Kebudayaan dan Pariwisata
12 Oktober 2018 Jam 17:09:52
Pendidikan
20 November 2019 Jam 10:03:17
Perkebunan