Kalimantan Timur
Peserta JPI Dimotivasi Jadi Pengusaha

SAMARINDA – “Tangan di atas jauh lebih baik dari pada tangan di bawah.”  Itulah prinsip sederhana yang diajarkan motivator nasional  Dr Abdul Basyid saat  memberikan ceramah dihadapan 1.200-an pemuda dari seluruh Indonesia dalam rangkaian Jambore Pemuda Indonsia 2013  yang berlangsung di Kompleks Stadion Utama Kaltim di Kecamatan Palaran, Samarinda, Rabu (30/10).

“Ini adalah prinsip yang sangat sederhana. Bahkan ketika ditanya mana yang lebih suka,  memberi atau diberi? Semua orang pasti akan menjawab lebih suka memberi. Bahkan orang miskin sekalipun ketika ditanya akan menjawab lebih suka memberi,” ujarnya.

Abdul Basyid yang mengangkat motivasi dan kemandirian pemuda mengatakan prinsip untuk bisa selalu menjadi tangan diatas, seseorang harus menjadi pengusaha. Sehingga dia dapat memberikan upah, gaji dan lain-lain kepada karyawan.

Dia menjelaskan strategi untuk mulai usaha adalah dengan yang paling disukai, yang mudah dikerjakan  dan yang terjangkau oleh modal. Apapun bisnis yang dijalani asal ditekuni dengan baik, pasti berhasil, Dicontohkan,  para pengusaha dari etnis Cina di Indonesia, apapun yang mereka usahakan, bisa sukses karena ketekunan.

Usaha yang dijalankan kadang terlihat sepele saja dan tidak bergengsi, seperti jadi pengusaha mainan, pedagang beras, pedagang jagung, tetapi  omzetnya miliaran. Ketekunan dan keseriusan itulah yang harus ikuti dan dicontoh para pengusaha kita, terutama para pemuda yang ingin memulai usaha.

Menjadi pengusaha terkadang lebih baik daripada memiliki profesi terbaik sekalipun. Misalnya, ketika  orang ditanya mana yang yang lebih baik menjadi pilot atau yang memiliki pesawat terbang, atau mana yang lebih baik jadi dokter atau yang punya rumah sakit.

Karena itu, para pemuda harus berusaha menjadi pengusaha agar Bangsa Indonesia yang kaya ini dapat menciptakan masyarakat yang mandiri dan sejahtera, sehingga mampu mmenangkan persaingan dunia di masa depan.

“Banyak masyarakat kita yang tidak tekun, padahal dalam 3-4 tahun pertama menjalani usaha adalah ujian, kalau dapat melewatinya, usaha yang dijalankan kemungkinan akan berkelanjutan,” ujarnya.

“Saya melihat semangat para pemuda memang besar, tetapi ketika pulang ke daerah masing-masing terkadang tidak menemukan suasana seperti saat berkumpul dengan teman-teman lain. Dipekirakan dari 1.200 peserta yang mngikuti ceramah ini paling hanya sekitar 5-6 persen saja yang benar-benar mengingat dan menerapkan. Jumlah ini masih lebih baik  jika para pemuda tidak mendapat motivasi sama sekali, karena hanya akan tumbuh 1- 2 persen saja yang akan sukses,” ujarnya.(yul/hmsprov)

Berita Terkait
Government Public Relation