Kalimantan Timur
Petani Harus Mandiri dan Responsif Antisipasi Hama

SAMARINDA – Berbagai hama pengganggu tanaman selalu mengancam tanaman perkebunan lada dan diperlukan kemampuan serta pengetahuan para petani, terutama dalam upaya pengendalian sekaligus antisipasi penyakit dan hama pengganggu tanaman.
“Disadari, penurunan produksi lada selama ini lebih diakibatkan karena adanya gangguan organisme pengganggu yang hingga kini masih menghantui petani. Upaya pengendalian hama tersebut sangat sulit,” kata Kepala Dinas Perkebunan Kaltim Etnawati didampingi Kepala Bidang Perlindungan Yus Alwi.
Karenanya, guna meningkatkan pengetahuan dan wawasan serta keterampilan dan kemampuan petani dalam pengendalian sekaligus antisipasi terjadinya hama dan penyakit tanaman perkebunan dilakukan Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT).
Pola SL-PHT lanjutnya, lebih difokuskan pada cara-cara atau upaya pengendalian hama dan penyakit. Sehingga melalui sekolah ini akan membantu petani dalam mengelola kebun ke arah yang lebih intensif lagi.
Diharapkan hasil produksi perkebunan akan meningkat dibanding sebelum mengikuti pelatihan. Kegiatan sekolah lapang ini bersifat lanjutan dan berlangsung minimal sebanyak delapan kali pertemuan setiap satu angkatan.
Misalnya, pola SL-PHT yang telah digelar Disbun Kaltim untuk para petani lada di Desa Sukaraja Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara yang diikuti 25 petani daerah setempat.
Selain itu, Disbun akan melaksanakan kegiatan serupa diantaranya sekolah lapang lanjutan petani Lada di Muara Badak, Kutai Kartanegara dan sekolah lapang petani Kakao lanjutan di Kutai Timur, Berau dan Nunukan.
“Dalam sistem pola SL-PHT para petani lebih banyak mengikuti kegiatan praktek lapangan daripada teori. Sehingga, saat melakukan kegiatan maupun ketika terjadi kasus maka  sudah secara responsif melakukan penanganan,” ujar Yus Alwi.
Diakuinya, tanaman Lada hingga saat ini belum ada peremajaan atau masih tanaman lama yang sudah berusia puluhan tahun. Hal ini tidak sama pada komoditi perkebunan lainnya, yakni Kakao yang sudah ada peremajaan melalui Gerakan Nasional Kakao.(yans/hmsprov).


 

Berita Terkait
Government Public Relation