Kalimantan Timur
PMDN Kaltim Ranking Dua Nasional
Realisasi Investasi Capai Rp13,74 Triliun
 
SAMARINDA – Pencapaian realisasi secara nasional untuk kegiatan PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) Kaltim telah menduduki ranking dua nasional setelah Jawa Timur. Sedangkan PMA (Penanaman Modal Asing) masih diurutan ketujuh setelah Jawa Barat, Banten, DKI Jakarta, Jawa Timur, Papua dan Riau.
Hingga triwulan kedua atau semester pertama untuk periode Januari-Juni tahun 2013 ini realisasi investasi Kaltim untuk kegiatan PMDN  dan PMA sudah mencapai Rp13,74 triliun atau sekitar 39,83 persen dari target yang ditetapkan sebesar Rp34,5 triliun.
“Prestasi investasi daerah kita hingga semester pertama sangat menggembirakan. Paling tidak capaian 39,83 persen hingga saat ini untuk target sebesar Rp34,5 triliun hingga akhir tahun ini,” sebut Kepala Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Kaltim H Diddy Rusdiansyah, Senin (29/7).
Misalnya, triwulan I (Janurai-Maret) untuk kegiatan PMDN realisasi investasi mencapai Rp4,84 triliun mencakup 24 proyek. Selanjutnya, memasuki triwulan II (April-Juni) meningkat menjadi Rp8,12 triliun yang mencakup 51 proyek.
Sementara itu untuk kegiatan PMA pada triwulan I hanya mencapai 136,34 juta dollar Amerika atau Rp1,22 triliun mencakup 78 proyek, maka pada triwulan II meningkat menjadi 623,53 juta dollar Amerika atau Rp5,61 triliun mencakup 183 proyek.
Tenaga kerja yang terserap mencapai 626.376 orang yang terdiri dari penyerapan tenaga kerja untuk proyek-proyek PMDN sebanyak 239.810 orang dan kegiatan PMA sebanyak 386.376 orang.
Sedangkan sektor usaha yang dominan pada kegiatan PMDN yakni sektor penunjang usaha pertambangan, industri kimia dasar, barang kimia dan farmasi, tanaman pangan, perkebunan dan industri pengolahan.
Adapun sektor usaha yang mendominasi PMA yakni tanaman pangan, perkebunan dan industri pengolahan terkait kegiatan subsektor perkebunan kelapa sawit, perdagangan dan reparasi, perumahan, kawasan industri dan perkantoran serta industri makanan.
“Sudah jelas untuk sektor usaha yang menggunakan fasilitas PMA yang mendominasi pada sektor usaha perkebunan sawit dengan kegiatan hilirnya (industri pengolahan) mencapai 83,38 persen dari investasi PMA, khususnya untuk daerah Kutai Timur, Berau dan Kutai Barat yang semuanya mengarah pada kawasan KIPI Maloy,” ungkap Diddy.(yans/hmsprov)
 
Berita Terkait
Government Public Relation