Kalimantan Timur
Prioritaskan Program Lokal Bersifat Regional

Pra Musrenbang Regional Kalimantan 2014

BALIKPAPAN - Pra Musrenbang Regional Kalimantan 2014 yang dilaksanakan pada Senin kemarin (3/33) di Hotel Gran Senyiur Balikpapan menghasilkan beberapa usulan program prioritas pembangunan wilayah Kalimantan 2015. Usulan program tersebut berasal dari sidang-sidang komisi, yakni komisi infrastruktur (konektivitas), komisi energi dan komisi ketahanan pangan.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kaltim Dr H Rusmadi mengungkapkan usulan program prioritas pembangunan tersebut akan disampaikan Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak selaku ketua Forum Kerjasama Revitalisasi Percepatan Pembangunan Regional Kalimantan (FKRP2RK) periode 2013-2014.

“Usulan dari masing-masing provinsi diutamakan program/kegiatan lokal yang bersifat regional, khususnya untuk percepatan penyelesaian konektivitas seperti jalan lintas selatan, tengah dan utara yang menjadi kewenangan pusat, serta pengembangan kelembagaan PU (Pekerjaan Umum) di daerah. Ketahanan energi, fokus pada pemenuhan energi listrik dan BBM bersubsidi. Kebutuhan pangan, terutama untuk pemenuhan beras di regional Kalimatan,” ungkap Rusmadi.

Menurut dia, program prioritas regional Kalimantan untuk 2015 ini merupakan target dari empat gubernur se Kalimantan untuk lebih memajukan wilayah yang kaya akan sumber daya alam ini, namun masih belum mampu meningkatkan derajat masyarakatnya secara keseluruhan.

“Ini nanti yang akan diusulkan ke pemerintah pusat. Momentum transisi pemerintahan dari 2014 ke 2015 akan kita manfaatkan untuk strike ke pusat agar program regional Kalimantan bisa menjadi program prioritas nasional,” jelasnya.

Rusmadi mengatakan persoalan yang dihadapi oleh regional Kalimantan adalah bagaimana melakukan transformasi ekonomi. Sehingga semua potensi sumber daya alam (SDA) yang dimiliki bisa termanfaatkan dengan baik, dan Kalimantan menjadi lebih maju, lebih baik dan lebih sejahtera kedepan.

“Kunci utamanya adalah pertama di bidang infrastruktur. Membangun konektivitas itu bukan dalam pengertian jalan saja yang terkoneksi antara satu daerah dengan daerah lain, antara pusat pertumbuhan satu dengan yang lain atau antara kawasan industri satu dengan dengan yang lain. Tetapi interkonektivitas yang dimaksud ini juga dalam hal perhubungan laut dan udara,” katanya.

Pelaksana Tugas Sekprov Kaltim ini mengungkapkan khusus untuk perhubungan udara, pada Pra Musrenbang kali ini mengemuka tentang pentingnya memecahkan persoalan jalur transportasi udara antara pusat ibukota se Kalimantan, terutama untuk jalur Balikpapan-Palangkaraya, Balikpapan-Pontianak, maupun Pontianak-Banjarmasin.

“Diskusi dengan manajemen Garuda Indonesia Kaltim, ada keinginan untuk membangun jalur udara khusus antar ibukota se Kalimantan. Sehingga melalui Musrenbang ini diharapkan antara pemprov dengan manajemen Garuda Indonesia ada menandatangani kesepakatan,” ungkapnya.

Selain itu, ada usulan untuk kerjasama antara empat Pemprov se Kalimantan untuk menyubsidi biaya angkutan antar ibukota di Pulau Borneo ini melalui APBD. Dan juga dinilai perlu bagi semua pemprov untuk sepakat membangun kerjasama dalam hal penerbangan yang bisa memecahkan persoalan jalur transportasi udara di Kalimantan.

Sementara itu, Kepala Bappeda Kalbar Ahi mengatakan pra Musrenbang dan Musrenbang yang akan dilaksanakan Selasa (4/3) dinilai sangat strategis, karena menjadi wadah untuk mengakumulasi isu-isu lokal menjadi isu regional dengan harapan bisa dirumuskan menjadi isu nasional dalam pembangunan, untuk mengejar ketertinggalan Pulau Kalimantan.

“Konektivitas ini menjadi permasalahan di Kalimantan, karena jika dari Kalbar ingin ke Kaltim harus lewat Jakarta. Ini harus diperbaiki. Dan kita harus wujudkan interkonektivitas Pulau Kalimantan. Demikian halnya dengan energi, yang berpengaruh terhadap investasi. Karena bagaimana investor mau masuk jika sumber energi tidak tersedia. Inilah yang nanti akan terus kita dorong dipusat untuk memberi dukungan,” kata Ahi.

Sedangkan Kepala Bappeda Kalsel M Jasran mengungkapkan pelaksanaan Musrenbang Regional Kalimantan sejak 2013 menjadi lebih fokus. Jika pada 2013 fokus pada konektivitas dan energi, maka 2014 ditambah dengan isu ketahanan pangan. Untuk konektivitas, sudah puluhan tahun masih belum bisa dituntaskan khususnya untuk Jalan Trans Kalimantan.

“Yang kita bicarakan ini adalah yang benar-benar sifatnya untuk kebutuhan bersama. Seperti jalan dan listrik. Untuk listrik bagaimana bisa interkoneksi, dimanapun listrik itu dibangun tetapi bisa dimanfaatkan seluruh Kalimantan. Namun, berbeda dengan ketahanan pangan yang sifatnya lokal, tidak ada konektivitas. Tetapi bagaimana hasilnya itu bisa mewujudkan kemandirian pangan di Kalimantan,” ungkapnya.

Pada pra Musrenbang ini juga dilakukan evaluasi program/kegiatan regional Kalimantan usulan 2013 dan realisasi 2014. Dimana dapat disimpulkan realisasi usulan program/kegiatan sangat bervariasi dari masing-masing provinsi. Sedangkan untuk rata-rata Kalimantan berada pada kisaran 50-75 persen. Adapun sektor yang diusulkan diantaranya, konektivitas, energi, Kementerian PU, Perhubungan, ESDM, dan penambahan kuota BBM. (her/sul/es/hmsprov).

///FOTO : Sarana infrastruktur jalan merupakan salah satu priotitas pembangunan Kaltim yang akan menjadi pembahasan utama pada forum Musrembang Regional Kalimantan 2014.(johan/humasprov kaltim).

Berita Terkait
Government Public Relation