Kalimantan Timur
Produksi Pertanian Kian Membaik

SAMARINDA – Data pertanian periode 2009-2013 menyebutkan terjadi penurunan luas tanam, luas panen dan produksi khususnya untuk tanaman padi. Namun demikian sebenarnya sejak 2011 setelah dilakukan berbagai upaya melalui program dan kegiatan yang lebih fokus, maka pada 2012 terjadi peningkatan produksi yang cukup baik.
Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan (PTP) Kaltim H Ibrahim mengungkapkan, kondisi saat ini, untuk komoditas padi (sawah dan ladang) cenderung menurun, tetapi secara khusus untuk padi sawah tren dari 2009-2013 terjadi pertumbuhan positif dalam hal luas tanam meningkat sebesar 0,75 persen, luas panen juga meningkat sebesar 0,95 persen, produktifitas meningkat sebesar 0,96 persen dan produksi meningkat sebesar 1,919 persen.
Sedangkan pada padi ladang, memang terjadi penurunan luas tanam (-12,79 persen), luas panen (-5,77 persen). Penurunan luas tanam dan luas panen menyebabkan produksi juga berkurang (-4,34 persen), namun demikian untuk produktifitas meningkat (1,52 persen). Penurunan luas tanam karena adanya serangan hama/penyakit, bencana alam banjir dan kekeringan serta adanya alih fungsi lahan dan alih profesi petani ke sektor non pertanian.
Untuk komoditi jagung, yang berkembang di Kaltim adalah jagung manis yang dipanen muda dan laku di pasaran dengan harga yang menguntungkan petani. Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan (PTP) Kaltim dalam hal ini tidak mempermasalahkan, oleh karena budidaya jagung manis dapat meningkatkan pendapatan petani dalam waktu singkat.
Namun, walaupun luas tanam jagung muda hampir merata di seluruh kabupaten/kota, tetapi tidak dapat masuk dalam pendataan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim. Karena yang dicatat oleh BPS adalah budidaya jagung dengan hasil pipilan kering. Hal ini menyebabkan data statistik produksi jagung cenderung turun karena semakin banyaknya petani menanam jagung manis.
Untuk komoditi kedelai, mengalami pertumbuhan yang negatif baik untuk luas tanam (-14,05 persen) maupun luas panen (-10,50 persen) yang menyebabkan produksi menurun (-7,34 persen). Penurunan ini disebabkan karena kecilnya minat petani menanam kedelai disebabkan pasar kedelai lokal semakin kecil karena adanya persaingan dari kedelai impor yang membanjiri pasar.
“Namun demikian, dari sisi produktivitas terjadi tren positif (3,53 persen). Hal ini disebabkan karena adanya bantuan benih, pupuk dan pestisida melalui sumber dana APBD Provinsi,” jelas Ibrahim akhir pekan lalu.
Sementara untuk komoditi kacang tanah, kacang hijau, ubi jalar secara umum terjadi penurunan baik luas tanam, luas panen, produksi dan produktivitas yang disebabkan karena kebanyakan petani menanam hanya untuk kebutuhan sendiri. Sedangkan untuk komoditi singkong (ubi kayu) ke depan diharapkan terus meningkat karena banyak masyarakat yang menanam singkong varietas gajah.
“Untuk mendorong pengembangan singkong dan industri pengolahannya, Pemprov mengundang investor pada Senin 26 Agustus lalu, dan dilakukan penandatanganan MoU antara PT Holley Group (China) dengan PT United Sasamba Plantation,” katanya. (her/hmsprov)

//Foto: TERUS DITINGKATKAN. Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak panen padi di Bulungan. (dok/humasprov kaltim).


 

Berita Terkait
Government Public Relation