SAMARINDA- Produksi udang Kaltim yang diekspor ke sejumlah negara ternyata terbesar secara nasional. Walaupun pada 2012 mampu berproduksi sebesar 10.308.433,08 kilogram (kg) namun mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 22.467.408,90 kg.
“Produksi Udang Windu kita terbesar di Indonesia. Dengan konsep tetap pada pengembangan pola tradisional bahkan sekarang sudah mengarah pada organik. Walaupun produksi berapa tahun lalu terus meningkat namun tahun ini mengalami penurunan akibat pengaruh iklim,” ungkap Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kaltim H Iwan Mulyana.
Menurut Iwang, dari produksi tahun 2012 sebesar 10.308.433 kg atau 10,30 ribu ton senilai 117.270.148,40 Dollar Amerika atau sekitar 117,27 juta USD. Dibandingkan tahun 2011 mencapai 22.467.408,90 kg (22,46 ribu ton) atau sebesar 172,542 juta USD.
Iwan mengakui udang Windu Kaltim sangat digemari negara-negara luar walaupun dari segi produksi rendah namun udang ini tahan terhadap serangan berbagai penyakit. Sementara daerah Jawa lebih pada pola intensif sehingga tidak disukai pasaran dunia.
Selain itu, udang Windu Kaltim telah menjadi barometer harga udang dipasaran dunia karena kualitas yang cukup tinggi. Sehingga, apabila akan terjadi transaksi atau jual beli udang untuk ekspor maka udang Windu Kaltim dijadikan dasar untuk penetapan harganya.
Produksi udang Kaltim didominasi udang beku dengan negara tujuan ekspor Jepang, Amerika Serikat, Hongkong, Singapura, Malaysia, Saudi Arabia, Korea, Taiwan, Rusia dan sejumlah negara di Eropa. Termasuk ikan beku yang mampu berproduksi sebesar 1.335.093,17 kg (1,33 ribu ton) atau sebesar 3 juta Dollar Amerika.
“Penurunan produksi ikan di Kaltim lantaran adanya pendangkalan pada keramba dan kerusakan alam, sehingga pembudidayaannya menjadi terhambat dan berkurang. DKP Kaltim meminta agar para petani ikan melakukan perbaikan kolam dan meningkatkan wawasan serta penguasaan teknologi perikanan guna meningkatkan produksinya,” ujarnya.
Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan benih udang diperlukan setiap tahunnya tidak kurang dari 4 miliar ekor sementara Kaltim hanya mampu memproduksi benih sekitar 1 miliar ekor, berarti sisanya didatangkan luar daerah diantaranya Situbondo, Batam, Ujung Pandang, Bali dan Palu.
“Kemampuan produksi hatchery (tempat pembenihan) baik milik pemerintah, swasta maupun tangkapan alam hanya mampu 1 miliar ekor benih udang, sedangkan sisanya masih mendatangkan dari luar Kaltim,” ujar Iwan Mulyana.(yans/hmsprov)
07 Maret 2013 Jam 00:00:00
Kelautan dan Perikanan
03 Januari 2017 Jam 00:00:00
Kelautan dan Perikanan
12 Juni 2014 Jam 00:00:00
Kelautan dan Perikanan
11 Februari 2019 Jam 18:17:26
Kelautan dan Perikanan
23 Desember 2016 Jam 00:00:00
Kelautan dan Perikanan
02 Desember 2023 Jam 19:46:35
Gubernur Kaltim
01 Desember 2023 Jam 21:56:47
Gubernur Kaltim
01 Desember 2023 Jam 15:26:11
Gubernur Kaltim
01 Desember 2023 Jam 15:16:34
Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur
30 November 2023 Jam 22:23:49
Gubernur Kaltim
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
14 Maret 2022 Jam 15:54:00
Ibu Kota Negara
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
06 Juni 2022 Jam 19:30:28
Informasi dan Komunikasi
03 Februari 2014 Jam 00:00:00
Pertahanan Keamanan
15 Mei 2020 Jam 20:31:49
Siaran Pers
15 Desember 2015 Jam 00:00:00
Pemerintahan
03 September 2019 Jam 19:01:58
Kegiatan Silaturahmi
22 Januari 2022 Jam 19:41:20
Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik