Kalimantan Timur
PTM di Kaltim Tetap Dilaksanakan

Biro Administrasi Pimpinan Setda Provinsi Kalimantan Timur

SAMARINDA - Perkembangan pandemi Covid-19 yang berfluktuasi, bahkan menunjukkan tren peningkatan, namun tidak berpengaruh pada proses kegiatan belajar mengajar di Kaltim. 

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kaltim Anwar Sanusi mengungkapkan untuk Samarinda posisi zona kuning dan untuk zona kuning masih boleh pembelajaran tatap muka (PTM).

"Tetap aja, belum ada komando daring," kata Anwar Sanusi usai menghadiri silaturahmi Sekda Provinsi Kaltim HM Sa'bani dan Asisten Administrasi Umum H Fathul Halim di Pendopo Odah Etam, Rabu (2/2/2022).

Diakui Anwar Sanusi sesuai data update perkembangan Covid-19 di Kaltim hingga per 1 Februari 2022, dari 10 kabupaten dan kota di Kaltim, terdapat satu zona hijau (Mahakam Ulu), zona kuning lima daerah (Kutai Barat, Penajam Paser Utara, Bontang, Berau dan Samarinda), zona oranya dua daerah (Kutai Kartanegara dan Paser), dan zona merah dua daerah (Kutai Timur dan Balikpapan). 

Walaupun wilayahnya kuning, oranye maupun merah, menurut Anwar, tidak masalah bagi pelaksanaan PTM. 

Terkecuali di sekolah itu ada yang positif terpapar Covid, lanjutnya, maka disarankan sesuai keputusan empat menteri agar melaksanakan PTM hanya 5 persen yang masuk.

"Kalau di sekolah itu ada yang terkena (positif Covid). Sekali lagi, kalau di sekolah ada yang terpapar dan positif, maka pembelajaran 5 persen untuk pelaksanaan tatap mukanya," jelasnya. 

Tapi kalau di kelas atau di sekolah itu tidak ada terpapar, maka tetap saja PTM berjalan sepertì sedia kala.

"Siswa, guru dan tenaga kependidikan, semuanya tetap masuk, pembejalaran tidak dilaksanakan dengan daring," ungkapnya. 

Terkait ada daerah yang masuk zona oranye bahkan merah, menurut Anwar, itu status wilayah bukan sekolah, sehingga PTM tetap jalan saja. 

Karenanya, bagi Anwar, pemberlakukan protokol kesehatan di lingkup satuan pendidikan (sekolah) harus dilaksanakan secara konsisten dan ketat. 

Namun ujar Anwar, hingga saat ini belum ada sekolah yang menyelenggarakan 100 persen pembelajaran, bahkan ada yang masih 50 persen. 

"Nanti nunggu perintah lebih lanjut lah, tapi yang jelas kalau ada yang terkena positif, maka 5 persen disarankan pembelajaran tatap muka," pungkasnya. (yans/sul/adpimprov kaltim)

Berita Terkait
Government Public Relation