JAKARTA – Kemajuan rencana pembangunan rel kereta api Kalimantan Timur mendapat dukungan pemerintah pusat. Kelanjutan rencana investasi ini akan dibahas dalam pertemuan Menko Perekonomian RI dengan Menteri Ekonomi Rusia pada Sidang Komisi Bersama (SKB) ke-12 di Moskow, Rusia, akhir September mendatang.
“Oleh sebab itulah, kehadiran Gubernur Awang Faroek sangat kami nantikan agar bisa mengupdate kemajuan rencana ini sehingga memberi kabar positif kepada masyarakat bahwa proyek kereta api di Kalimantan Timur telah berjalan dengan baik,” kata Deputi Bidang Kerjasama Ekonomi Internasional Kemenko RI Rizal Affandi saat memimpin Rapat Koordinasi Persiapan Sidang Komisi Bersama (SKB) ke-12 Pemerintah RI-Rusia Bidang Kerjasama Perdagangan, Ekonomi dan Teknik, di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Kamis (19/7).
Rizal memuji Gubernur Awang Faroek Ishak yang dinilainya memiliki semangat dan keyakinan besar untuk menyukseskan pembangunan rel kereta api pertama di Pulau Kalimantan itu. Dia mengetahui proyek kereta api ini sudah cukup lama dirintis Gubernur Awang Faroek. Saat ini, pemerintah berada dalam posisi siap membantu memuluskan rencana tersebut dan memecah hambatan yang mungkin masih menjadi sandungan. “Tapi kalau sudah berjalan sesuai harapan, maka ini sudah menjadi berita yang positif. Kemajuan-kemajuan ini yang nanti akan kami sampaikan kepada Pak Menko untuk menjadi bagian diskusi pada SKB ke-12 di Rusia, akhir September nanti,” ungkap Rizal Affandi.
Dikatakannya, proyek kereta api ini termasuk proyek besar dan Kaltim telah menyiapkan sumber daya manusia yang tepat untuk mendukung rencana ini. Baik 50 pelajar yang belajar di sekolah perkeretaapian di Bandung maupun 200 pelajar yang dikirim untuk belajar perkeretaapian ke sejumlah perguruan tinggi ternama di Rusia. “Kalimantan Timur adalah leading province untuk pembangunan konektifitas perkeretaaapian di Kalimantan,” puji Rizal Affandi.
Terkait kemajuan pembangunan rel kereta api ini, Gubernur Awang Faroek menguraikanya. Sehari sebelumnya, Gubernur bahkan telah bertemu Direktur Utama PT. Kereta Api Borneo (KAB), Sergey Kuznetsov. “Kami sudah sepakat membangun dua jalur kereta api. Jalur utara 305 km dan jalur selatan 196 km. Perencanaan telah disetujui bersama dan masuk dalam tata ruang Kalimantan Timur dan Kutai Timur,” kata Awang.
Jalur utara yang ke Lubuk Tutung akan membawa batu bara dan yang ke kawasan ekonomi khusus di Maloy akan membawa cokelat dan kelapa sawit. Pada tahap awal di kawasan Maloy ini juga dibangun 10 tangki timbun oleh swasta dan dapat digunakan untuk mendukung hilirisasi produk kelapa sawit.
Di sisi lain grup Gunung Bayan juga sudah membangun 100 km jalan dari Muara Pahu menuju Tabang untuk mendukung transportasi kereta api jalur utara. Jalur selatan juga sudah disepakati dibangun dari Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) ke Kabupaten Kutai Barat. “Saat ini KAB masih fokus pada pembangunan pelabuhan di kawasan industri Buluminung di PPU,” ungkap Awang.
Awang mengaku sangat gembira karena proyek ini menjadi satu-satunya proyek strategis perkeretaapian yang merupakan kerjasama Indonesia dan Rusia dan menjadi andalan Pemerintah Indonesia. “Jadi, kami mohon dukungan terkait perkeretaapian dari Kementerian Perhubungan, juga dukungan dari kementerian lain agar asembling kereta api bisa cepat masuk dengan keringanan pajak,” harap Awang.
Dukungan sangat diharapkan pula dari para bupati agar membantu dalam hal pembebasan lahan oleh PT Kereta Api Borneo. Demikian juga dukungan diharapkan datang dari perusahaan-perusahaan pertambangan batu bara yang dilintasi proyek kereta api ini.
DILIRIK INKA
Proyek transportasi kereta api di Kaltim ini diam-diam ternyata juga menarik perhatian swasta nasional. Adalah PT Industri Kereta Api (INKA) yang secara terbuka menyampaikan ketertarikan mereka. “Mohon ijin Pak Gubernur dan Pak Deputi, kiranya kami juga bisa dilibatkan untuk menjadi mitra dalam rencana ini. Kami sanggup menyediakan berbagai keperluan untuk pembangunan rel kereta api ini, baik untuk rel maupun gerbongnya,” kata Adib Ardhian, Senior Manager Planning and Business Development PT INKA.
Gubernur Awang Faroek menyambut baik keinginan tersebut sekaligus membuka peluang agar konten lokal juga bisa berpartisipasi dalam proyek ini. “Silahkan diskusi b to b dengan PT KAB. Tentu kita berharap konten lokal juga ada di proyek rel kereta api di Kaltim ini,” sahut Awang.
Tampak mendampingi Gubernur Awang Faroek Kepala Bappeda Kaltim Zairin Zain, Kadis ESDM Wahyu Widhi Heranata dan Kadis PUPR dan Pera M Taufik Fauzi. Rapat juga dihadiri Dirjen Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri Muhammad Ansor. (sul/humasprovkaltim)
16 Agustus 2020 Jam 22:35:39
Perencanaan Pembangunan
03 November 2016 Jam 00:00:00
Perencanaan Pembangunan
05 Oktober 2020 Jam 13:02:10
Perencanaan Pembangunan
29 Agustus 2019 Jam 16:48:32
Perencanaan Pembangunan
09 September 2019 Jam 22:37:32
Perencanaan Pembangunan
02 November 2017 Jam 12:58:21
Perencanaan Pembangunan
01 Desember 2023 Jam 21:56:47
Gubernur Kaltim
01 Desember 2023 Jam 15:26:11
Gubernur Kaltim
01 Desember 2023 Jam 15:16:34
Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur
30 November 2023 Jam 22:23:49
Gubernur Kaltim
30 November 2023 Jam 20:23:13
Gubernur Kaltim
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
14 Maret 2022 Jam 15:54:00
Ibu Kota Negara
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
06 Juni 2022 Jam 19:30:28
Informasi dan Komunikasi
02 Desember 2013 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
26 September 2020 Jam 21:41:01
Pemerintahan
12 Juli 2016 Jam 00:00:00
Pemerintahan
29 Mei 2017 Jam 00:00:00
Kesehatan
21 November 2022 Jam 06:16:07
Wakil Gubernur Kaltim