SAMARINDA - Penyakit Tuberkulosa (TB) masih menjadi masalah kesehatan di dunia. Badan kesehatan dunia WHO menyebutkan, penyakit TB sebagai kedaruratan global, karena saat ini penyakit TB telah menyebabkan 3 juta kematian dan 9 juta penderita baru setiap tahunnya.
"Karena itu, kesadaran masyarakat harus terus ditingkatkan tentang bahaya TB, melalui gerakan Temukan TB Obati Sampai Sembuh (TOSS). Kegiatan ini harus dilakukan secara aktif dan masif, sekaligus mendorong pasien TB untuk berobat hingga sembuh," kata Asisten kesejahteraan Rakyat Setdaprov Kaltim H Bere Ali saat membuka Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Pengendalian TB se-Kabupaten/Kota di Ruang Pandurata Kantor Gubernur Kaltim, Selasa (19/4).
Berdasarkan hasil riset kesehatan daerah tahun 2012, penyakit TB juga menjadi penyebab kematian tertinggi kedua di Indoensia setelah stroke. Diperkirakan ada 583.000 orang penderita TB baru setiap tahunnya dan sebanyak 140.000 orang diantaranya meninggal dunia. Setiap hari ada sekitar 486 orang meninggal karena penyakit TB ini.
Bila dihitung prevalensi 210 per 100.000 jiwa, diperkirakan di Kaltim dengan jumlah penduduk 3,5 juta jiwa maka akan terdapat 7.350 penderita dengan BTA positif. Untuk target penemuan sebesar 70 persen seharusnya minimal ditemukan 4.690 penderita TB dengan BTA (basil/bakteri tahan asam) positif.
"Namun yang ditemukan setiap tahun rata-rata baru mencapai 2.410 penderita (35,80 persen) saja. Berarti masih ada kurang lebih 4.940 orang lagi penderita TB positif yang ada di tengah masyarakat. Apabila setiap penderita TB positif setiap tahunnya menularkan kepada 10-15 orang, bisa kita bayangkan berapa pertambahannya setiap tahun," kata Bere Ali.
Dari kondisi seperti ini diperkirakan jumlah penderita TB di Kaltim akan meningkat 2 kali lipat dari tahun 2013 dan yang lebih parah lagi adalah 75 persen penderita TB menyerang usia produktif yaitu antara usia 15 sampai dengan 35 tahun.
Dalam strategi pasca 2016 telah disusun beberapa terobosan untuk pengendalian TB diantaranya dengan meningkatkan kualitas diagnosis dan pengobatan TB, serta melakukan langkah tindakan dan prilaku serta intervensi kegiatan secara aktif dan masif yang dimulai dari keluarga dalam meningkatkan kesadaran terhadap pengendalian TB.
"Penting juga dilakukan mandatory notifikasi untuk semua kasus TB, sehingga kita mengetahui peta permasalahan setiap daerah, " kata Bere Ali. (mar/sul/humasprov
25 November 2021 Jam 13:49:23
Pemerintahan
26 Januari 2015 Jam 00:00:00
Pemerintahan
16 Maret 2016 Jam 00:00:00
Pemerintahan
03 Juni 2020 Jam 21:19:18
Pemerintahan
25 November 2021 Jam 13:49:23
Pemerintahan
29 Juli 2013 Jam 00:00:00
Pemerintahan
08 Desember 2023 Jam 18:56:58
Gubernur Kaltim
08 Desember 2023 Jam 18:03:53
Gubernur Kaltim
08 Desember 2023 Jam 14:07:24
Gubernur Kaltim
08 Desember 2023 Jam 11:20:15
Gubernur Kaltim
08 Desember 2023 Jam 11:18:01
Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
14 Maret 2022 Jam 15:54:00
Ibu Kota Negara
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
06 Juni 2022 Jam 19:30:28
Informasi dan Komunikasi
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
12 April 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
05 Desember 2019 Jam 13:28:46
Prestasi
11 April 2016 Jam 00:00:00
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
13 Juni 2021 Jam 10:15:37
Kesehatan
23 Maret 2022 Jam 21:04:41
Keamanan Kaltim