Kalimantan Timur
Rakyat Harus Pahami Tentang Pendidikan Gratis

SAMARINDA - Pemprov Kaltim melalui Dinas Pendidikan Kaltim bertekad dan berkomitmen untuk menyukseskan pendidikan daerah, terutama yang berkaitan dengan program pendidikan gratis bagi warga Kaltim.   
Melalui program tersebut, Dinas Pendidikan Kaltim berharap rakyat Kaltim dapat memahami dengan baik, apa yang maksud dan tujuan program pendidikan gratis yang dilakukan pemerintah.  
“Pendidikan gratis itu bukan berarti pemerintah juga menanggung pakaian dan sepatu anak sekolah. Tetapi bagaimana pemerintah menjamin biaya pendidikan di sekolah dapat terpenuhi. Misalnya, biaya untuk pembelian buku pelajaran, termasuk operasional sekolah. Diharapkan beban orang tua akan lebih ringan. Jadi, kami berharap rakyat  memahami program tersebut,” kata Sekretaris Dinas Pendidikan Kaltim Hj Dayang Budiati di Samarinda, Senin (26/8).  
Program ini untuk mendukung peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di daerah. Pemerintah tidak ingin ekonomi Kaltim terus mengandalkan potensi sumber daya alam (SDA) tidak terbarukan. SDA yang ada tentu akan habis, sehingga yang harus dilakukan saat ini adalah bagaimana mampu menciptakan tenaga andal untuk membangun daerah.    
“Bukti itu sudah ada. Program pendidikan gratis ini meliputi, antara lain, pemberian Bantuan Operasional Sekolah dari daerah (Bosda) dan Bantuan Operasional Sekolah Nasional (Bosnas) untuk jenjang Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP) Sekolah MenengahAtas (SMA). Bahkan, beasiswa Kaltim Cemerlang juga diberikan, untuk perguruan tinggi se Kaltim,” jelasnya.
Selain Bosda dan beasiswa, Pemprov Kaltim juga berkomitmen untuk meningkatkan kualitas guru. Caranya, dengan meningkatkan kualifikasi guru, yakni dengan memberikan biaya pendidikan bagi guru-guru yang belum memenuhi kualifikasi di masing-masing jenjang.
Memang program itu, tidak terlihat nyata, karena alokasi anggaran tersebut dikelola kabupaten dan kota. “Jadi sebetulnya kami menilai pendidikan di Kaltim sudah gratis,” jelasnya.
Bahkan, lanjut dia, bukti program pendidikan gratis yang lain, yakni seluruh pelajar di Kaltim tidak perlu membeli buku pelajaran untuk kurikulum 2013. Karena sudah dibiayai Pemprov Kaltim.  
Memang realisasi itu bertahap, karena saat ini sudah masuk semester kedua, sehingga untuk tahun depan realisasi itu akan ditanggung penuh oleh Pemprov Kaltim.
“Saat ini yang ditanggung untuk buku kurikulum 2013 adalah kelas I dan IV jenjang SD, kelas VII untuk jenjang SMP dan kelas X bagi jenjang SMA. Jadi, Pemprov Kaltim sudah melakukan itu semua. Itulah bukti program pendidikan gratis tersebut. Jadi, pendidikan gratis tersebut bukan harus pemerintah membelikan pakaian siswa,” jelas Dayang.
Sekedar diketahui, sesuai data anggaran 2009 hingga 2011, Pemprov Kaltim telah memberikan perhatian pendanaan sangat besar bagi pengembangan perguruan tinggi di Kaltim. Disamping itu, dalam tiga tahun ini, Pemerintah Provinsi telah menganggarkan dana beasiswa bagi pelajar dan mahasiswa asal Kaltim Rp70 miliar per tahun.
Terhitung sejak 2009-2013, selama kepemimpinan Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak dan jajarannya, Pemprov Kaltim telah menyalurkan beasiswa kepada 187.000 penerima baik pelajar, mahasiswa, guru, dan dosen.   
Nilai dari beasiswa tersebut beragam bagi pelajar SD, SLTP, SLTA, D1, D2, D3, D4/S1, S2, hingga S3 yang tiap tahun jumlahnya mencapai puluhan miliar dan terus meningkat setiap tahun.
Bahkan, Pemprov Kaltim memberikan beasiswa bagi seluruh mahasiswa ITK dengan alokasi Rp7,2 miliar untuk 200 orang dan pada anggaran 2013 Pemprov Kaltim akan menggulirkan beasiswa Rp1,482 miliar khusus untuk mahasiswa jurusan Seni dan Budaya di Institut Seni dan Budaya Indonesia (ISBI) Kaltim di Tenggarong. (jay/hmsprov).

 

///Foto : Bertambahnya kendaraan bermotor di Kaltim merupakan salah satu penyumbang pendapatan asli daerah yang terus meningkat.(rosihan/humasprov kaltim)


 

Berita Terkait
Government Public Relation