SAMARINDA - Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak mengatakan PLN Wilayah Kaltim dan Utara menyebutkan rasio kelistrikan di Kaltim sudah mencapai 93 persen. Ini menandakan sedikit demi sedikit kebutuhan listrik di seluruh wilayah Kalim telah terpenuhi.
"Alhamdulillah, kebutuhan listrik selama kepemimpinan saya selama kurun waktu sepuluh tahun sudah terpenuhi dengan baik. Listrik sudah menyebar ke daerah pedesaan di kabupaten dan kota. Demikian juga cukup memenuhi kebutuhan industri, seperti Kariangau, Buluminung dan kawasan industri lainnya," kata Awang Faroek Ishak usai memimpin rapat penyelesaian pembangunan ketenagalistrikan yang dilaksananakan di Ruang Rapat Tepian I Kantor Gubernur Kaltim, Senin (16/7).
Awang Faroek menegaskan keberadaan listrik akan menjadi pemicu pertumbuhan perekonomian masyarakat, khususnya kelompok-kelompok industri kecil menengah, para pelaku UKM, maupun kelompok home industri. Mereka bisa berkreasi dan melakukan inovasi dalam produksi olahan yang ditekuninya, termasuk membantu pemerintah dalam penanggulangan pengangguran.
"Selain memicu pertumbuhan perekonomian masyarakat, ketersediaan listrik juga membantu pemerintah dalam pengembangan kasawan industri Kariangau dan Buluminung serta kawasan industri lainnya," ujar Awang Faroek.
Sementara GM PT PLN Wilayah Kaltim Riza Gustam mengatakan elektrifikasi listrik di Kaltim sudah mencapai 93 persen untuk Kaltim dan Kaltara. PLN menargetkan elektrifikasi mencapai 98 persen pada 2019 dan 99 persen pada tahun 2021.
Sebenarnya rasio untuk listrik perdesa sudah 100 persen. Hanya soal definisi. Desa berlistrik bisa dari swadaya, bantuan pemerintah pusat, serta dari PT PLN sendiri. Jika semua digabungkan, desa berlistrik di Kaltim sudah mencapai 100 persen.
"Tinggal kami menjalankannya dengan meningkatkan rasio elektrifikasi di desa-desa non PLN. Kemudian yang masih belum 24 jam kami masuk," kata Riza.
Ditambahkan, PLN tidak mungkin berjalan sendiri. Oleh karena itu perlu dukungan dan sinergitas dengan pemangku kepentingan termasuk badan usaha terkait seperti Pertamina, agar berbagai permasalahan yang dihadapi di lapangan bisa dicarikan solusinya, sehingga listrik di pedesaan bisa 24 jam.
"Misalnya desa di Long Apari Kabupaten Mahakam Ulu. Mengapa kami belum bisa 24 jam, karena kami tidak disuplay BBM. Oleh karena itu kita sampaikan kepada Bappeda untuk rutin melakukan pembahasan dengan duduk satu meja untuk mencari solusi permasalahan yang dihadapi di lapangan.
Selain itu, lanjut Riza Gustam, PLN juga sangat mendukung pengembangan kawasan industri, seperti kawasan industri Buluminung di PPU dan Maloy di Kabupaten Kutai Timur, PLN sudah masuk. Untuk dukungan dan kesiapan sudah tidak ada masalah. (mar/sul/humasprovkaltim)
02 November 2017 Jam 12:10:46
Ekonomi dan Pendapatan Daerah
28 Agustus 2014 Jam 00:00:00
Ekonomi dan Pendapatan Daerah
22 Agustus 2016 Jam 00:00:00
Ekonomi dan Pendapatan Daerah
20 November 2013 Jam 00:00:00
Ekonomi dan Pendapatan Daerah
10 Agustus 2019 Jam 21:23:07
Ekonomi dan Pendapatan Daerah
16 Juli 2013 Jam 00:00:00
Ekonomi dan Pendapatan Daerah
05 Juni 2023 Jam 22:33:20
Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur
05 Juni 2023 Jam 22:31:11
Gubernur Kaltim
05 Juni 2023 Jam 22:20:44
Gubernur Kaltim
03 Juni 2023 Jam 22:25:42
Gubernur Kaltim
03 Juni 2023 Jam 11:26:57
Wakil Gubernur Kaltim
14 Maret 2022 Jam 15:54:00
Ibu Kota Negara
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
26 Oktober 2018 Jam 08:10:25
Produk K-UKM
06 Januari 2015 Jam 00:00:00
Pembangunan
26 Mei 2020 Jam 20:43:48
Berita Acara
07 Oktober 2020 Jam 08:14:13
Kehutanan
02 November 2022 Jam 07:05:14
Gubernur Kaltim
14 November 2020 Jam 12:15:23
Berita Acara