Kalimantan Timur
Remaja Harus Hindari Pergaulan Menyimpang

SAMARINDA -  Banyak  masa-masa penting yang harus dilalui setiap
remaja yang tidak saja akan menentukan kehidupan masa dewasa tetapi
kualitas hidup generasi penerus. Karenanya setiap remaja hendaknya mampu menghindari pergaulan menyimpang, misalnya melakukan seks bebas di luar nikah.

“Berbagai  resiko yang harus dihadapi apabila seorang anak remaja atau
pemuda terlibat dalam perbuatan menyimpang, misalnya melakukan seks bebas di luar nikah. Dampaknya sangat berbahaya bagi diri sendiri, antara lain  kehamilan dan perkawinan usia dini,” kata Gubernur Kaltim H Awang Faroek Ishak dalam sambutan tertulis disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kaltim Hj Rini Retno Sukesih pada Seminar Anti Aborsi di Ruang Rembulan RSUD AW Sjachranie Samarinda, Rabu (23/1).

Bagi remaja yang tidak bisa memelihara atau menjaga kesehatan reproduksi, dapat berakibat pada pengguguran kandungan (aborsi) maupun  menyebarnya penyakit menular seksual (PMS).

Selain itu, apabila remaja atau pemuda tidak dapat menjaga
kesehatan reproduksi dengan baik, dampaknya yang lebih fatal bisa pula berakibat pada serangan penyakit kelamin hingga menyebabkan kematian.

Terkait hal tersebut remaja hendaknya menghindari terjadinya seks bebas dan aborsi, terutama mengetahui hal yang baik, termasuk  larang ajaran agama serta norma-norma yang sesuai dengan adapt ketimuran serta menjauhkan diri dari minuman keras dan obat-obatan berbahaya.

“Pegang teguh prinsip itu. Laksanakan ajaran agama dan norma-norma
yang berlaku di masyarakat, kembangkan rasa malu dan tidak melakukan perbuatan tercela. Khususnya orang tua dan masyarakat, saya harapkan agar dapat menjadi contoh teladan bagi anak-anaknya maupun orang di sekitar,” harapnya.

Sementara itu Ketua Pro Life (Perkumpulan Pencinta Kehidupan) Indonesia Kaltim Alfonsina menyebutkan saat ini di Indonesia terdapat sekitar 2,5 juta kasus aborsi setiap tahun serta 79 persen pelajar mengakses pornografi di saat jam belajar di sekolah, bahkan Indonesia menempati urutan ketujuh tertinggi negara di dunia pengakses situs pornografi di internet.

“Sejak 2006, kami  secara bersama-sama terus berupaya meminimalisir terjadinya kasus aborsi di kalangan remaja sekolah akibat pergaulan seks bebas. Sebab saat ini
angka aborsi di Kaltim terus meningkat tajam bahkan khusus di Balikpapan sudah terjadi pada remaja usia 11-16 tahun,” ujar Alfonsina

Seminar Anti Aborsi dengan tema Dampak Tranformasi Prilaku Seksual Remaja di Samarinda diikuti 300 peserta dari berbagai kalangan baik pelajar, mahasiswa dan pengajarmenghadirkan nara sumber dr Ishak, dr Arthur dan dr Fushen Ong serta dr Arison Harlim dari Tim Pro Life Indonesia Kaltim.(yans/hmsprov).

Berita Terkait
Government Public Relation