Kalimantan Timur
Rembuk Rakyat Kaltim II

Rheinald: Harus Keluar Dari Zona “Nyaman”

 

SAMARINDA – Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki Kaltim membuat ekonomi masyarakat dan daerah ini sangat bergantung serta dominan ditopang oleh sumber daya yang tidak dapat diperbarui.

Menurut Rheinald Kasali dari Rumah Perubahan Indonesia yang bertindak sebagai keynote speaker pada Rembuk Rakyat II mengatakan,  Kaltim harus keluar dari zona “nyaman” atau pertumbuhan ekonomi yang hanya mengandalkan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui itu.

“Apa yang telah dilakukan Pak Gubernur (Gubernur Awang Faroek Ishak) sudah benar, dengan  membuat kebijakan pengembangan lokomotif ekonomi baru bagi menguatkan pertumbuhan ekonomi Kaltim,” kata Rhenald Kasali di Ballroom Hotel Bumi Senyiur Samarinda, Rabu (3/6).

Bayangkan saja lanjutnya, sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui itu pada waktunya nanti akan habis dan sekarangpun masyarakat tidak banyak ikut menikmati. Misalnya, batu bara maupun sumber daya mineral lainnya seperti minyak dan gas (migas).

Rhenald mengakui untuk perubahan yang begitu besar tidak mudah dan diperlukan mental yang kuat didukung komitmen yang besar dari seluruh elemen masyarakat Kaltim baik eksekutif (pemerintah), legislatif dan yudikatif terlebih masyarakat dan dunia usaha.

Selain itu, zona “nyaman” yang dimiliki Kaltim ternyata tidak memberikan akses besar bagi kemajuan daerah dan kesejahteraan rakyat. Buktinya, pembangunan infrastruktur masih terkendala,  juga pembangkit energi listrik serta kesehatan dan pendidikan.

“Kaltim yang kita kenal sebagai daerah penghasil migas dan  batu bara tetapi infrastruktur buruk, listrik byar pet dan kemiskinan masih ada. Sarana kesehatan dan pendidikan belum memadai,” ungkapnya

Perbaikan kondisi ini ujarnya, perlu semangat dan kekompakan serta tidak menggunakan pola-pola lama. Tetapi perlu terobosan dan cara-cara baru terutama dalam upaya percepatan pencapaian pembangunan infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi Kaltim.

“Kita semua ya teman-teman di birokrat, DPRD dan penegak hukum  serta kabupaten dan kota. Pokoknya seluruh stakeholders atau pemangku kepentingan di Kaltim harus mengunakan cara berpikir baru,” jelasnya.

Pembangunan yang dilakukan Gubernur Awang Faroek Ishak menurut Rhenald, sudah merupakan langkah-langkah baru dengan semangat besar yang dimulai dari mimpi. Diantaranya, pembangunan kawasan ekonomi dan industri maupun infrastruktur jalan, jembatan dan bandara.

Upaya dan perjuangan Gubernur Awang Faroek Ishak mulai terlihat sedikit demi sedikit dan bertahap terwujud. Namun, masih terjadi pelambatan karena kehidupan masyarakat dan ekonomi daerah masih berada di zona “nyaman” atau mengandalkan SDA.

Mimpi-mimpi itu, ujar Rhenald bagaimana bisa terwujud kalau daerah hanya bertumpu pada sumber daya alam. Sebaliknya, mimpi-mimpi itu akan terwujud apabila terjadi perubahan signifikan dari zona “nyaman” ke peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

“Kita sudah melihat upaya yang dilakukan Gubernur Awang Faroek Ishak dengan melakukan menanamkan pondasi dasar perubahan cara berpikir SDA kepeningkatan kualitas SDM. Pembangunan ini harus terus dilakukan namun perlu upaya percepatan. Maka, daerah yang memiliki SDM berklualitas dan berdaya saing sajalah yang mau melakukan mperubahan besar,” ungkap Rhenald Kasali.(yans/sul/es/hmsprov).

Berita Terkait
Government Public Relation