Kalimantan Timur
RSUD AW Sjahranie Terima Sertifikat Rumah Sakit Tipe A

Gubernur: Tingkatkan mutu pelayanan

SAMARINDA – Bertepatan dengan peringatan hari jadi Provinsi Kaltim ke-57, Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie (RSUD AWS) Samarinda  memberikan kado indah dengan meraih sertifikat Rumah Sakit (RS) Tipe A dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Penyerahan sertifikat RS Tipe A dilakukan oleh Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (Badan PPSDM) Kementerian Kesehatan, dr Untung Suseno Sutarjo kepada Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak pada Malam Anugerah Kaltim di Hotel Bumi Senyiur Samarinda, Rabu (8/1) malam.
 “Peningkatan status rumah RSUD AWS menjadi rumah sakit ber-Type A ini  menjadi kado ulang tahun Kaltim ke-57. Kita bersyukur bahwa dambaan rakyat Kaltim yang selama lima tahun ini saya perjuangkan untuk menjadikan RSUD AWS sebagai rumah sakit rujukan nasional telah berhasil,” ucap Awang Faroek.
Menurut dia, peningkatan status RSUD AWS dari tipe B ke tipe A telah melalui penantian dan perjuangan yang cukup panjang. Sampai-sampai, ujar dia, dalam sejarah kepemimpinannya selama lima tahun terakhir, ada APBD Kaltim yang mengalokasikan anggaran kesehatan mencapai 13,5 persen. Yang didalamnya termasuk untuk pembangunan rumah sakit milik daerah, disamping juga untuk peningkatan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
“Selama 2013 Kemenkes aktif meneliti, termasuk saya menarik direktur RSUD Kanujoso Djatiwibowo menjadi direktur RSUD AWS sebagai upaya membenahi dan melanjutkan kepemimpinan direktur terdahulu yang telah pensiun guna mendapatkan sertifikat RS Tipe A dari Kemenkes. Hasil kerja keras ini sekaligus menjadi kado spesial untuk HUT Provinsi tahun ini," jelasnya.
Untuk diketahui, RS Tipe A adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis luas oleh pemerintah. Ditetapkan sebagai rujukan tertinggi (Top Referral Hospital) atau disebut pula sebagai rumah sakit pusat. Untuk itu, lanjut Awang Faroek, RSUD AWS tidak hanya menjadi rumah sakit rujukan bagi 15 kabupaten/kota se-Kaltim tetapi juga bagi provinsi lainnya di Kalimantan dan Sulawesi.
 “Jadi pasien tidak perlu lagi harus berobat atau dirujuk ke rumah sakit di Pulau Jawa.  Cukup ke RSUD AWS,” katanya.
Kedepan, Awang Faroek meminta kepada jajaran RSUD AWS terutama untuk dokter spesialis agar secara terus menerus meningkatkan peran sehingga sebagai rumah sakit rujukan, RSUD AWS mampu memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh masyarakat.
“Saya selalu mengatakan berikanlah pelayanan kelas dunia. Artinya kalau kita berobat di Kaltim (RSUD AWS), di Singapura atau Malaysia, pelayanan dan kualitasnya sama. Petugas dokter harus ramah dan sopan santun, perhatiannya harus besar kepada pasien. Yang pasti juga menjalin komunikasi yang baik dan terbuka, baik kepada pasien maupun keluarga pasien,” pintanya.
Awang Faroek mengungkapkan keberhasilan pembangunan sektor kesehatan di Kaltim telah mendapatkan pengakuan secara nasional, diantaranya berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, Pemprov berhasil menekan angka kematian bayi menjadi 21 kematian per 1000 kelahiran atau diatas angka nasional (34 kematian/1000 kelahiran).
Demikian halnya, dengan angka kematian balita (31 kematian/1000 kelahiran) yang lebih rendah daripada angka nasional (40 kematian/1000 kelahiran). Untuk rasio dokter umum per 100.000 penduduk, rata-rata nasional 13,7 dokter/100.000 penduduk, sedangkan Kaltim sudah mampu lebih baik, yakni 22,4 dokter/100.000 penduduk.
Sementara, untuk fasilitas pelayanan kesehatan, dengan jumlah Puskesmas 217 unit dan jumlah penduduk 3,8 juta jiwa, maka setiap Puskesmas mampu melayani sekitar 17.626 jiwa penduduk. Angka tersebut belum ditambahkan dengan 50 rumah sakit yang ada di Kaltim.
“Saya bersyukur karena kondisi fasilitas pelayanan kesehatan di Kaltim dinilai cukup bagus oleh kementerian Kesehatan. Tahun ini kita akan menambah 10 unit RS Pratama serta mengaktifkan Puskesmas 24 Jam dan Puskesmas Plus. Tahun ini juga akan dilengkapi kebutuhan dokter di rumah sakit baik spesialis maupun umum, apoteker, paramedis, bidan dan analis,” ungkapnya.
Awang Faroek menambahkan untuk memenuhi kebutuhan tenaga dokter dan tenaga kesehatan lainnya, Pemprov akan menjalin kerjasama dengan Kementerian Kesehatan untuk memfasilitasi kerjasama dengan perguruan tinggi di Jawa khususnya untuk Fakultas Kedokteran agar lulusannya dapat ditempatkan di Kaltim.
“Kita juga akan berusaha memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada putra-putri daerah Kaltim untuk menempuh pendidikan dokter, khususnya di Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman. Sehingga ketika mereka lulus, dapat langsung mengabdi di Kaltim,” pungkasnya. (her/hmsprov)

//KADO  ULTAH. Gubernur Kaltim dr H Awang Faroek Ishak ketika menerima sertfikat untuk RSUD A Wahab Sjahranie. (fajar/humasprov kaltim).


 

Berita Terkait
Government Public Relation