Kalimantan Timur
Sebagai Lokomotif Baru Perekonomian Kaltim

Pemprov Terus Benahi Sarana dan Prasarana Pertanian

SAMARINDA – Pemprov Kaltim telah mempersiapkan lokomotif ekonomi baru yang berbasiskan pada sumber daya alam (SDA) yang dapat diperbaharui, dengan pendekatan tidak lagi mengekspor bahan mentah, namun menjadi eksportir bahan olahan yang memiliki daya saing, nilai tambah dan mampu memberikan multiplier effect yang signifikan bagi kesejahteraan rakyat yang berkelanjutan.
Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak mengungkapkan terdapat dua strategi besar yang ditempuh adalah mengembangkan industri eksisting serta membangun dan mengembangkan industri berbasis pertanian dengan pendekatan skala ekonomi dan klaster industri.
“Sektor pertanian dalam arti luas telah menjadi program prioritas pembangunan selama lima tahun terakhir dan akan dilanjutkan selama lima tahun kedepan. Pertanian dalam arti luas yang didalamnya terdapat sub sektor pertanian tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan dan peternakan di Kaltim diarahkan dengan sasaran mewujudkan swasembada,” ungkap Awang Faroek belum lama ini.
Untuk mewujudkan swasembada pangan (beras), menurut dia, perlu kerja keras dari jajaran instansi terkait baik ditingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Karena, hingga kini Kaltim belum mampu berswasembada. Menurut angka ramalan II 2013 produksi padi Kaltim mencapai 573.381 ton atau baru bisa mencapai sekitar 87 persen.
“Untuk itu program swasembada beras harus segera diwujudkan sekaligus untuk ketahanan dan kemandirian pangan asal nabati, dengan tujuan meningkatkan kemampuan penyediaan beras yang dihasilkan oleh para petani,” jelasnya.
Salah satu yang harus dibenahi adalah prasarana dan sarana pertanian yang menjadi faktor penting dalam pembangunan pertanian, yakni berupa kegiatan perluasan areal atau cetak sawah, optimasi lahan, System Rice Intensification (SRI), jaringan irigasi, pupuk dan pestisida, alat mesin pertanian dan pembiayaan.
Untuk membenahi prasarana dan sarana pertanian, sebut Awang Faroek, tidak hanya mengandalkan peran ataupun pendanaan dari pemerintah, tetapi bagaimana caranya melibatkan pihak swasta karena saat ini pendanaan dari pemerintah sudah terbatas. Sejak 2011 lalu, sambung dia, Kaltim membuka peluang investasi bagi swasta untuk membangun pertanian dan telah disiapkan lahan sekitar 400.000 hektare bagi para investor.
“Sudah ada beberapa investor yang berpartisipasi, diantaranya Solaria Group yang sudah mendapat izin seluas 300 hektare di Bulungan dan sudah membuka lahan seluas 200 hektare dan 120 hektare yang sudah ditanam berkali-kali. Bagi investor yang masih ingin berinvestasi, dipersilakan karena masih ada peluang untuk itu,” sebutnya.
Diketahui, Gubernur Awang Faroek Ishak bersama beberapa gubernur provinsi lainnya telah membuat komitmen mengenai dukungan terhadap ketahanan pangan nasional pada pertemuan di Bukit Tinggi, Sumatera Barat dengan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono
“Kaltim berkomitmen mendukung keinginan Presiden tersebut. Dan dalam waktu dekat Pemprov Kaltim juga akan melakukan komitmen dengan pemerintah kabupaten dan dengan SKPD se-Kaltim dalam rangka memajukan pertanian, perkebunan dan peternakan di daerah maupun nasional,” pungkasnya. (her/hmsprov).

////FOTO : Integrasi peternakan sapi di lahan perkebunan sawit merupakan salah satu program unggulan Kaltim dalam pembangunan pertanian dalam arti luas.(dok/humasprov kaltim)


 

Berita Terkait
Government Public Relation