Kalimantan Timur
Sebut Banjir Masalah Serius, Gubernur akan Perjuangkan APBD dan APBN

Gubernur Kalimantan Timur Dr. Ir. H. Isran Noor Saat Meninjau Banjir di Kota Samarinda

"Banjir adalah masalah serius. Mari sama-sama Carikan Solusi, agar masyarakat tidak mengalami penderitaan seperti ini lagi"
(Dr. Ir. H. Isran Noor)

 

SAMARINDA – Sudah hampir seminggu banjir Samarinda belum juga surut.  Diperkirakan sekitar 12.000 kepala keluarga (KK) dengan 36.000 jiwa menjadi korban banjir. Mereka bahkan sudah berhari-hari tidak bisa menikmati aliran listrik dan air PDAM.   

Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan. Keprihatinan mendalam terkhusus datang dari orang nomor satu Kaltim, Gubernur Isran Noor. Dalam suasana senyap, Gubernur Isran mengunjungi korban banjir, Selasa lalu (11/6/2019). Tak ada aktivitas protokol, tim peliputan, apalagi kilat cahaya kamera dari para pemburu berita.

“Sama-sama saya merasakan (penderitaan dan kesulitan masyarakat),” ucap Isran saat menemui warga di kawasan Jalan Gelatik yang terekam dari video kiriman masyarakat di facebook Bubuhan Samarinda (Busam).

Sejak pukul 6 pagi, dalam cuaca mendung dan matahari yang belum lagi menyembul, SUV hitam berplat merah meluncur dari kediaman pribadi Jalan Adipura 21,  Sungai Kunjang.

Baca Juga : Wagub Beli Mie Instan Untuk Korban Banjir

Di dalam kendaraan dengan mesin penggerak 4x4 itu, Gubernur Isran Noor membawa serta Hj Norbaiti, sang istri dan Siti Rahmawati Isran (Rahmi), putri mereka. Bersama mereka Kukuh, ajudan gubernur dan Pak Udin, sopir setia gubernur.


Gubernur Sedang Berbincang dengan Warga Korban Banjir di Samarinda

 

Mobil langsung bergerak menuju lokasi-lokasi banjir di Samarinda. Hampir semua titik banjir menjadi target tinjau Gubernur Isran. Target pertama ke Jalan  PM Noor, dilanjutkan ke Perumahan Griya Mukti, simpang Lembuswana, Jalan S Parman dan Jalan Gatot Subroto.

Untuk peninjauannya ini, Gubernur Isran Noor nampaknya benar-benar ingin menyaksikan keadaan lapangan yang sebenar-benarnya. Bukan hanya tidak mengirim agenda kunjungan ke Protokol, Humas dan wartawan, Gubernur Isran Noor pun tak memberi kabar kepada satu pun pimpinan perangkat daerah lingkup Pemprov Kaltim terkait rencananya meninjau titik banjir di Samarinda.

Baca Juga : Mempermudah Koordinasi dan Pengendalian Banjir Samarinda UPTD P2KUKM Jadi Posko Induk Terpadu

Tanpa pengawalan khusus dan prosedur keprotokolan yang biasanya melekat,   Gubernur Isran Noor dan keluarga terlihat leluasa melakukan peninjauan tanpa jepretan kamera wartawan. Momen menarik ini pun tak dilewatkan warga dengan memfoto dan merekam kehadiran gubernur, lalu menguploadnya di media sosial masing-masing.  

“Beliau benar-benar tulus ingin melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin. Tidak ada embel-embel pencitraan. Itu yang beliau sangat hindari. Baik di media konvensional maupun media sosial. Bahkan kami pengelola media sosial Pemprov Kaltim pun tidak diberi kabar terkait rencana peninjauan itu,” kata Plt Karo Humas Setprov Kaltim Hj Riawati.

Setelah berkeliling ke sejumlah titik banjir,  Gubernur Isran Noor kemudian menyisir kawasan pemukiman  warga di Jalan Gelatik dengan berjalan kaki dan menggunakan perahu karet.

“Syukur alhamdulillah kita kedatangan Pak Gubernur. Alhamdulillah kami jadi lebih semangat,” ucap seorang warga. 

Gubernur Isran sebelumnya juga berencana menyapa warga Bengkuring yang beberapa hari ini sama-sama dipusingkan oleh melimpahnya air di kawasan mereka. Namun saat tengah hari, Gubernur Isran harus bergegas untuk kembali ke Kantor Gubernur untuk menerima kunjungan Ketua DPRD Sulawesi Utara (Sulut)   Andrei Angouw dan rombongan.

Sehari sebelumnya, kepada para wartawan Gubernur Isran menjelaskan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan walikota dan bupati yang wilayahnya terdampak banjir. Dia menegaskan saat ini bukan waktu untuk mencari kambing hitam penyebab banjir.

Baca Juga : Pemprov Akan Bantu Korban Banjir Samarinda Rp. 25 Miliar

Sebab kata Isran, banjir bisa terjadi karena banyak faktor. Selain pendangkalan Sungai Karang Mumus, Sungai Air Putih dan Sungai Karang Asam yang diperkirakan sudah mencapai 75 hingga 80 persen, kebiasaan masyarakat membuang sampah ke sungai dan selokan diyakininya ikut memberi kontribusi penyebab banjir. 

Belum lagi kebijakan masa lalu terkait izin usaha pertambangan yang dibiarkan mengepung kota dan kebijakan terkait rencana tata ruang wilayah yang ‘menghalalkan’ daerah resapan air berubah fungsi menjadi kawasan pemukiman dan bangunan.

“Banjir adalah masalah serius yang nyata dirasakan warga kita. Saya akan perjuangkan anggaran melalui APBD Provinsi, termasuk berjuang untuk dukungan APBN. Sedangkan walikota dan bupati, ayo sama-sama carikan solusi demi pemecahan masalah banjir ini agar masyarakat tidak mengalami penderitaan seperti ini lagi,” tegas Isran. (sul/adv)

 

Tonton Juga :

Berita Terkait
Data Masih Kosong
Data Masih Kosong
Government Public Relation