Kalimantan Timur
Sekda Sri Wahyuni Didaulat Paparkan Materi Delegasi Indonesia Pada Forum BIMP-EAGA di Pontianak

Foto Istimewa

SAMARINDA - Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kaltim Sri Wahyuni mendapat kepercayaan untuk menyampaikan materi Delegasi Indonesia pada Forum Pertemuan Antar Gubernur, Menteri Besar dan Kepala Daerah (CMGL-F) yang ke-4 di Pontianak, Kalimantan Barat, Jumat (25/11/2022).

 

Paparan yang disampaikan merupakan hasil kolaborasi dari 15 pemerintah provinsi di Indonesia dalam wilayah kerja sama BIMP-EAGA yang berada di Pulau Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Maluku dan Papua.

 

Paparan yang disampaikan mempresentasikan bagaimana kinerja perekonomian, peluang investasi dan potensi kolaborasi Indonesia dalam kerangka kerja sama BIMP-EAGA. BIMP-EAGA sendiri adalah inisiatif kerja sama ekonomi anak wilayah 4 negara yakni Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Philipina.

 

Sekda Sri Wahyuni menjelaskan kinerja perekonomian Indonesia setelah 2 tahun pandemi Covid-19 (2020 dan 2021) menunjukan pemulihan secara bertahap sejak tahun 2021 dan menguat di tahun 2022 ini hingga triwulan III. Diharapkan tren positif ini akan terus berlangsung hingga tahun depan.

 

"Hal ini sesuai dengan data pertumbuhan ekonomi Indonesia, wilayah Kalimantan, Sulawesi serta Kepulauan Maluku dan Papua. Secara berurutan pada tahun 2021 sebesar 3,7%, 3,2%, 5,7% dan 10,1 %. Selanjutnya setiap triwulan di tahun 2022 selama triwulan I sampai dengan triwulan III menunjukan pertumbuhan positif," jelas Sri Wahyuni.

 

Lebih jauh diuraikan, pemulihan ekonomi tersebut antara lain didorong dari realisasi penanaman modal dalam dan luar negeri yang tumbuh 32% (YoY) dari Januari sampai dengan Juni 2022 yang mencapai Rp 584,6 triliun (dibandingkan tahun 2021 sebesar Rp 442,8 triliun).

 

Potensi kerja sama di Kaltim pun ikut dipaparkan. Antara lain pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK) di Kabupaten Kutai Timur yang memiliki potensi investasi sebesar 185 juta USD dengan Luas area sebesar 509 hektare dan dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 55.700 orang.

 

"Peluang investasi dan kerja sama ekonomi di KEK MBTK antara lain industri oleokimia, pengolahan kayu, biodiesel, produk makanan dan perawatan," papar Sri Wahyuni.

 

Potensi investasi dan kerja sama lain yang juga dipaparkan adalah sektor pariwisata yang memiliki tujuan untuk mengembangkan potensi destinasi wisata berkelanjutan dan inklusif di Asia Pasifik serta berpotensi tinggi untuk dilakukan promosi secara terpadu.

 

"Untuk Kaltim kami tawarkan Pulau Derawan dan Pulau Maratua. Destinasi pariwisata eksotis lainnya antara lain spot penyelaman terumbu karang endemik di Desa Olele, Gorontalo, Teluk Kendari, Pantai Toronipa, Pulau Labengki di Sulawesi Tenggara. Ada pula Kawasan Konservasi Senggora Sepagar di Kalimantan Tengah Pulau Kaniungan Besar juga di Kalimantan Timur dan Geopark Maros Pangkep di Sulawesi Selatan," terang Sri Wahyuni.

 

Selain potensi pengembangan kerja sama bidang pertanian, peternakan, energi, dan konektivitas, Sri Wahyuni juga memaparkan peluang business matching di sektor budaya.

 

"Kita tawarkan juga promosikan pertukaran sosial budaya. Antara lain Tenggarong Internasional Folk Art Festival, Festival Pesona Bahari Raja Ampat; Festival Danau Tektonik Poso, dan Balikpapan Fest.Di Kalimantan Barat juga banyak event budaya tahunan yang diselenggarakan dan dapat dikolaborasikan seperti yakni Festival Gawai Dayak, Festival Robo-robo, Festival Pesisir Paloh, Ritual Nyobeng, Festival Danau Sentarum, Festival Kulminasi dan Festival Cap Go Meh," papar Sri lagi.

 

Kegiatan ini berlangsung 23-26 November 2022. Acara dihadiri 4th CMGLF Chairman Sutarmidji, perwakilan pejabat Brunei Darussalam Harris Ibrahim, Tan Sri Pandikar Amin dari Malaysia, John Tracy F Cagas dari Filipina, Alfredo Perdiguero dari ADB dan Sumitra Jayaseelan dari ASEC. (sul/ky/adpimprov kaltim)

Berita Terkait
Government Public Relation