Kalimantan Timur
Sembako Naik Tapi Masih Wajar

SAMARINDA – Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak mengatakan seiring kebijakan kenaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) per 23 Juni 2013, dampak yang terjadi di daerah-daerah termasuk di Kaltim adalah ikut naiknya harga sembilan bahan pokok (sembako) yang menjadi kebutuhan masyarakat.
Hasil pantauan Gubernur beserta jajaran Pemprov Kaltim di dua pasar induk di Samarinda, yaitu Pasar Segiri dan Pasar Pagi, memang terjadi kenaikan harga sebagai dampak dari kenaikan harga BBM. Namun, ujar Awang Faroek, pada umumnya kenaikan harga yang terjadi relatif wajar dan dapat diterima masyarakat.
Gubernur mengungkapkan, setelah berdialog dengan para pedagang, diketahui seiring dengan kebijakan kenaikan harga BBM memaksa mereka ikut menaikkan harga, sebagai dampak dari naiknya ongkos angkut dan upah buruh.
“Dari pantauan kita di Pasar Segiri dan Pasar Pagi, kenaikan harga sembako memang ada, misalnya beras. Tapi itu dipengaruhi oleh faktor naiknya ongkos angkut dan upah buruh, sebagai dampak naiknya harga BBM untuk angkutannya,” ujar Awang Faroek di Samarinda, Kamis (27/6).
Namun yang terpenting, menurut gubernur, stok sembako dan komoditas lainnya untuk Kaltim masih aman. Untuk itu, dirinya mengimbau kepada pedagang agar tidak menaikkan harga terlalu tinggi. Demikian halnya kepada masyarakat untuk tidak khawatir secara berlebihan dalam menyikapi kenaikan harga yang terjadi, khususnya menjelang bulan Ramadhan maupun Lebaran Idul Fitri nanti.
Kenaikan harga sembako yang terjadi di Pasar Segiri dan Pasar Pagi pada kisaran 5-10 persen. Kenaikan itu dinilai wajar jika melihat kenaikan ongkos angkutan yang mencapai 20 persen. Disamping karena terkena dampak kenaikan harga BBM, kenaikan harga di pasaran juga disebabkan oleh distribusi yang yang kurang lancar akibat gangguan pelayaran.
“Sesuai laporan dari instansi terkait, stok sembako maupun komoditi lainnya memasuki bulan Ramadhan hingga menjelang lebaran suplai nya cukup. Jadi masyarakat tidak perlu khawatir. Kita harapkan juga distribusi komoditi sembako di sejumlah daerah Kaltim berjalan lancar,” harapnya.
Terkait keluhan pedagang yang menginginkan adanya perbaikan pasar sehingga tidak terkesan kumuh dan becek, gubernur mengatakan Pemprov siap melakukan perbaikan atau renovasi Pasar Segiri dan Pasar Pagi menjadi pasar tradisional representative, sepanjang ada usulan dari Pemkot Samarinda. Karena, lanjut dia, sebenarnya pembangunan pasar sepenuhnya adalah kewenangan Pemkot.
“Pemprov punya duit, tapi tidak ada kewenangan untuk itu (pembangunan pasar). Kita tunggu saja usulan dari Pemkot Samarinda,” pungkasnya. (her/hmsprov)

//Foto: PANTAU SEMBAKO. Sidak Gubernur ke Pasar Segiri (fajar/humasprov kaltim).
 

Berita Terkait
Government Public Relation