Kalimantan Timur
Siapkan Inovasi Berkelanjutan, Tingkatkan Daya Saing

Disperindagkop Kaltim Sosialisasi MEA 2015 di Balikpapan

BALIKPAPAN - Pemberlakuan ASEAN Economic Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 tinggal menghitung hari. Implementasi AEC akan menyebabkan kian derasnya pergerakan arus barang, jasa, faktor produksi, investasi dan modal. Penghapusan tarif dan non tarif akan berlaku bagi perdagangan antar negara-negara di lingkup Asia Tenggara tersebut.

AEC atau MEA 2015 adalah harapan, peluang, sekaligus tantangan. Oleh karena itu, pelaksanaan MEA 2015 semaksimal mungkin harus dapat dimanfaatkan demi peningkatan ekonomi dan kesejahteraan rakyat Kaltim.

"Kita tidak ingin, Indonesia mengalami nasib yang sama, seperti ketika diberlakukan perjanjian area perdagangan bebas antara ASEAN dengan China dalam ASEAN-China Free Trade Area atau ACFTA , 2010 lalu," kata Asisten Ekonomi Pembangunan Setprov Kaltim HM Sa'bani saat membuka Sosialisasi MEA 2015 di Hotel Zurich Balikpapan, Kamis (13/11).

Saat itu lanjut Sa'bani, terbukanya ACFTA diharapkan dapat mendorong para pelaku usaha untuk dapat membuat produk-produk berkualitas dan lantas memasarkannya ke  pasar-pasar Tiongkok. Namun kondisinya berbanding terbalik. Bukannya mampu menggenjot ekspor, saat itu Indonesia justru kebanjiran produk-produk impor dari China hingga neraca perdagangan Indonesia menjadi defisit.

Lebih jauh Sa'bani menjelaskan, agar para pelaku usaha di Kaltim mampu bersaing dalam pasar internasional, maka para pelaku usaha harus mampu meningkatkan daya saing produk agar tidak kalah bersaing.  Inovasi berkelanjutan juga harus dilakukan mengingat jika hanya mengandalkan produk saja, tanpa inovasi terbaru, maka sudah hampir bisa dipastikan produk-produk asal Indonesia, khususnya Kaltim pasti akan kalah bersaing dengan produk sejenis dari negara lain.

Pasar di luar negeri tidak mungkin bisa menerima produk-produk asal Kaltim atau Indonesia, jika kualitas dan daya saing produk kita masih rendah, sementara harga cenderung bersaing bahkan relatif lebih mahal.

Sa'bani menambahkan, menghadapi berbagai kemungkinan tersebut, Pemprov Kaltim tidak berdiam diri. Berbagai persiapan dalam menghadapi MEA 2015 sudah dan sedang dilakukan, berupa sosialisasi, pelatihan-pelatihan, maupun bimtek yang seluruhnya dimaksudkan agar masyarakat pembina dan pelaku usaha termotivasi untuk melakukan pengembangan produk terutama pengembangan desain, mutu, kemasan, label dan merek sehingga mampu bersaing dari sisi kualitas maupun kesinambungan dari produk itu sendiri.

"Populasi penduduk ASEAN diperkirakan sekitar 600 juta orang. Dari jumlah itu penduduk Indonesia mencapai 250 juta orang. Ini potensi pasar yang besar yang seharusnya dapat dimanfaatkan. Harus ada sinergi antara pusat, provinsi dan kabupaten/kota  untuk bersama-sama menghadapi pasar terbuka ini," sambung Sa'bani.

Ketua panitia kegiatan ini, Ramli menyebutkan,  Sosialisasi MEA 2015 diikuti 100 peserta yang berasal dari pelaku dunia usaha, akademisi dan instansi teknis terkait. Nara sumber yang dihadirkan dalam sosialisasi ini Sekretaris Dirjen Kerjasama Perdagangan Internasional (KPI) Kemendag, Parluhutan Tado Sianturi,   Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga Kementerian Koperasi dan UKM, Dr Pariaman Sinaga, Ketua Pusat Studi ASEAN Unmul Samarinda, Dr Aji Sofyan Efendi,  dan Ketua Kadin Balikpapan, Rendi S Ismail. (sul/hmsprov)

 

Berita Terkait
Government Public Relation