Kalimantan Timur
Silatnas Dai 2018 dan Milad Hidayatullah ke-45, Wapres : Kontribusi Dai Luar Biasa untuk Indonesia

Wapres Jusuf Kalla saat membuka Silatnas Dai 2018 didampingi Gubernur Isran Noor dan para Pimpinan Pusat Hidayatullah. (seno/humasprov kaltim)

BALIKPAPAN – Pujian dilontarkan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla kepada para dai dan daiyah, kala membuka Silaturahim Nasional (Silatnas) Dai Tahun 2018 di Pondok Pesantren Hidayatullah, di Gunung Tembak, Balikpapan, Kamis (22/11/2018). Menurut Wapres, para dai telah memberikan sumbangan luar biasa dalam upaya membantu pemerintah membina akhlak dan  memakmurkan umat, dimana pun dan dalam kondisi tersulit sekalipun.

“Kita patut bersyukur dan berterimakasih kepada para dai dan daiyah yang telah mengabdikan dirinya di gunung-gunung, di puncak-puncak-puncak bukit, di sungai-sungai yang jauh, atau di kampung-kampung yang belum maju dan mungkin belum memiliki listrik, tetapi para dai mau mengabdi untuk kejayaan agama kita, agama Islam. Pengabdian yang luar biasa,” kata Jusuf Kalla disambut riuh sekitar 10.000 dai dan daiyah  yang datang dari seluruh penjuru Indonesia.

Wapres Jusuf Kalla  sangat mengapresiasi kiprah para dai yang digembleng di seluruh Ponpes Hidayatullah, baik di Balikpapan maupun daerah  lainnya di Indonesia, karena telah memberikan sumbangan sangat luar biasa terhadap pembinaan umat Islam, baik dalam peningkatan akhlak dan keimanan, maupun dalam hal-hal muamalah, bekerja dan berusaha.

23

Menurutnya, Indonesia adalah bangsa yang besar dengan 17.000 pulau, 600 lebih bahasa daerah dan 260 juta penduduk. Untuk mencapai seluruh bagian wilayah itu, maka dibutuhkan sebuah upaya yang luar biasa dan Hidayatullah bersama para dai dan daiyahnya telah melakukan dakwah dan pengabdiannya dengan baik.

Jasa besar yang akan terus dialirkan ini, lanjut Wapres Jusuf Kalla, tentu tidak lepas dari niat awal sang pendiri Hidayatullah, Ustadz Abdullah Said dan empat ustadz yang lain untuk menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar. Pujian lain diberikan Wapres Jusuf Kalla karena Ponpes Hidayatullah selalu mampu menempatkan ketulusan dalam pengabdian dakwah dan pendidikan pada rel yang benar, dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). “Walaupun kampus ini agak keras namanya, Gunung Tembak, tapi alhamdulillah, tidak satupun peluru yang ditembakkan dari kampus ini,” canda Wapres.

“Dan banyak tempat belajar yang namanya bagus, tidak ada tembak-tembaknya,  tapi mereka menembak. Justru ada yang namanya Gunung Tembak, tapi tidak menembak. Ini harus jadi contoh kepada seluruh umat Islam, janganlah bergantung kepada nama. Namanya boleh menakutkan, tapi tingkah lakunya sangat syahdu, lembut dan penuh dakwah,” Wapres menambahkan.

Tidak lupa Wapres Jusuf Kalla juga berpesan agar para dai selalu menjaga niat dalam pengabdiannya. Termasuk juga dalam urusan berbangsa dan bernegara. Para dai harus terus berpikir untuk bagaimana dapat terus berkontribusi memajukan bangsa dan  memakmurkan rakyat dengan keadilan.

Dia pun menyebut teladan yang diberikan Rasulullah Muhammad SAW. Pengabdian bukan hanya untuk urusan ketaqwaan pribadi, tetapi juga pengabdian kepada masyarakat. Membimbing masyarakat agar menyeimbangkan antara kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat.

Dia berharap para dai Hidayatullah agar tidak hanya mengajarkan kewajiban-kewajiban beribadah dan ketauhidan kepada masyarakat, tetapi juga harus mengajarkan muamalah yang baik. Misalnya tentang bagaimana menjadi petani yang baik, pedagang yang baik, pekerja yang baik dan sebagainya. Intinya bagaimana mengajarkan tuntunan ibadah secara benar dan juga mengajarkan cara berusaha dan bekerja dengan baik, agar tercapai masyarakat yang beriman dengan kemakmuran dan kesejahteraan.

“Bimbingan dai itu tentu bukan hanya bagaimana memperbanyak mualaf, tapi bagaimana membantu memakmurkan bangsa ini,” pesan Kalla.

Di sisi lain, Wapres juga mengajak umat Islam di Indonesia bersyukur, karena meski Indonesia merupakan Negara Islam terbesar di dunia, penduduknya bisa hidup rukun dan damai, baik dengan sesama umat Islam, maupun dengan penduduk beragama lain. Sedangkan di banyak Negara Islam konflik terus berkecamuk, bahkan dalam kurun waktu berpuluh-puluh tahun. “Kita bersyukur karena Indonesia berada dalam kondisi yang aman dan damai. Sambil kita mendoakan agar mereka juga segera berdamai. Peran para dai tentu sangat besar untuk ini,” kata Kalla.

Sebelumnya, Gubernur Isran Noor menyampaikan harapan agar lembaga pendidikan dan dakwah Hidayatullah ini bisa terus eksis dan berkembang, bukan hanya di Kalimantan Timur, tetapi di seluruh Indonesia. “Bahkan saya mendapat informasi dari pimpinan, Hidayatullah sudah membentuk cabangnya di Afrika Selatan,” ucap Isran Noor dengan gaya bicaranya yang khas.

Isran juga menyampaikan ucapan terima kasih atas jasa dan pengabdian para dai di Bumi Etam, Kalimantan Timur, sejak kelahiran awalnya di Kota Balikpapan dan hingga  usia 45 tahun saat ini. Hingga kini, Hidayatullah sudah berdiri di 243 kabupaten dan kota di 34 provinsi di Indonesia. Tema Silatnas tahun ini adalah  “45 Tahun Pengabdian Hidayatullah Berkhidmat untuk NKRI Bermartabat”.

Dalam kunjungan kali ini, Wapres Jusuf Kalla didampingi Menkominfo Rudiantara dan Menteri Agraria dan Penataan Ruang Sofyan Djalil. Tampak hadir jajaran Forkopimda Kaltim, Walikota Balikpapan dan para pimpinan pusat Hidayatullah di Kaltim dan seluruh Indonesia. (sul/humasprov kaltim)

Berita Terkait
Government Public Relation