Kalimantan Timur
Snack Bukuan Tembus Pasar Asia ?

Amplang Ikan Biji Nangka akan menjadi salah produk andalan yang diyakini akan bersaing dalam hiruk pikuk pasar penganan Asia. (SAMSUL ARIFIN/HUMASPROV)

 

SAMARINDA - Yakinkah anda jika produk usaha mikro asal Samarinda akan mampu menembus pasar ASEAN, atau bahkan Asia? Bisa jadi anda kurang yakin. Tetapi tidak bagi para ibu rumah tangga di Kelurahan Bukuan, Kecamatan Palaran, Samarinda. Keyakinan mereka berangkat dari inovasi untuk membuat berbagai produk penganan, makanan tradisional khas Samarinda, salah satunya amplang. Tapi kali ini, bahan baku yang mereka gunakan adalah ikan biji nangka, bukan ikan tenggiri atau ikan pipih yang harganya cenderung lebih mahal.

 

Kabarnya, produk andalan mereka, "Amplang Ikan Biji Nangka" akan segera dipamerkan di salah satu ajang pameran di Negara Filipina (Philippines). Mereka optimis Amplang Ikan Biji Nangka bakalan cocok di lidah masyarakat Filipina dan Asia pada umumnya. "Sekarang kami jadi lebih pede, alias lebih percaya diri. Karena sekarang, kami sudah bisa menentukan harga yang tepat untuk setiap produk kami," kata Rabbita dan Misnawati, dua pelaku usaha mikro kecil Bukuan, usai mengikuti Pelatihan Kewirausahaan Bagi Pemula Angkatan II yang digagas UPTD Pengembangan Produktivitas Daerah (PPD) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kaltim.

 

Sebelumnya, mereka sudah memiliki rasa percaya diri untuk mengirim produk mereka keluar negeri. Karena rasa amplang hasil inovasi mereka ternyata tidak kalah dengan amplang berbahan jenis ikan yang lebih mahal. Namun sekarang, percaya diri mereka kian berlipat setelah memahami betapa penting produktivitas dalam setiap kegiatan usaha. 

 

Setelah pelatihan ini, mereka menjadi lebih mengerti ilmu-ilmu pembukuan. Selama ini mereka hanya tahu membuat produk, tanpa pembukuan. Sekarang mereka sudah bisa merincikan hingga hal-hal terkecil. Mana yang harus dicatat sebagai pengeluaran dan mana yang merupakan pendapatan. Memisahkan perlengkapan dan peralatan. "Dari sana, kami bisa menentukan harga jual. Tentu ini menambah percaya diri kami untuk dapat merebut pasar lokal, nasional bahkan Asia. Meski hanya lima hari, tapi ilmu ini bernilai sangat tinggi bagi kami," yakin Rabbita.

 

Kepala Disnakertrans Kaltim H Abu Helmi didampingi Kepala UPTD PPD Hj Hetty sangat gembira karena kolaborasi program pemerintah memberikan hasil yang sangat positif bagi para pelaku usaha mikro. Instansi lain memberi ilmu tentang membuat produk berkualitas, sementara pihaknya membekali para pelaku usaha dengan ilmu produktivitas. "Kami akan berjuang agar lebih banyak lagi pelaku usaha mikro yang mampu bersaing di pasar global. Karena inilah semangat dan program yang memang menjadi andalan Gubernur Awang Faroek. Kita jangan hanya menjadi penonton di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)," tegas Abu Helmi.

 

Sementara Lurah Bukuan, Didi Zulyani mengaku terus memberi dukungan bagi pengembangan usaha mikro kecil di kelurahan yang dipimpinnya. Salah satunya dengan membangun Kampung IT atau e-Village of Bukuan. Bukan hanya untuk pelayanan surat-menyurat warga, tetapi juga membantu promosi produk usaha mikro kecil Bukuan. "Produk-produk UKM ini juga kami pasarkan melalui aplikasi internet. Snack Bukuan bisa diakses cukup melalui smartphone dan masyarakat akan langsung terhubung dan bisa memesan produk yang diinginkan langsung kepada pelaku UKM kita. Fasilitas ini akan terus kita benahi demi hasil yang lebih baik ke depan," ucapnya. Produk penganan lain yang juga akan dipamerkan di Filipina adalah keripik nangka, keripik nanas, kripik pare dan bahan minuman segar alue vera yang terbuat dari lidah buaya. (sul/humasprov)

Berita Terkait
Government Public Relation