Kalimantan Timur
Tantangan Mengubah Paradigma Pelaku Utama

Promosi Pertanian Kaltim di KTNA Expo Jateng (2)

Rembug Paripurna Kelompok Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Nasional Tahun 2015 di Boyolali Jawa Tengah digelar pada 5-8 November di Asrama Haji Donohudan Desa Ngemplak.

Perhelatan nasional yang dihadiri 2.500 petani dan nelayan dari 514 kabupaten dan kota se-Indonesia ini mengambil tema Meningkatkan Kemandirian, Kemampuan dan Daya Saing Petani Nelayan dan Petani Hutan dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN.

Tema nasional ini bukan hanya slogan semata tetapi bagaimana seluruh stakeholders (pemangku kepentingan) di daereah mengoptimalkan kinerja, sehingga mampu meningkatkan kualitas, kompetensi serta daya saing pelaku utama (petani dan nelayan).

Stakeholders terkait seperti Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Peternakan dan Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Dinas Kehutanan serta Dinas Perkebunan merupakan instansi yang berhubungan langsung dalam pembangunan dan pengembangan pertanian dalam arti luas.

Pemerintah Provinsi Kaltim melalui Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP) selaku koordinator Tim Expo Kaltim di ajang KTNA Expo Boyolali menampilkan tema daerah bertajuk Menuju Kemandirian Petani dan Nelayan dengan Peningkatan SDM dan Penguatan Kelembagaan yang Kompetitif menghadapi dalam MEA.

Tema tersebut sangat selaras dengan komitmen Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak dalam upaya meningkatkan kinerja di sektor pertanian dalam arti luas. Termasuk peningkatkan kualitas produksi agar lebih bermutu dan berdaya saing di pasar global.

Misalnya, peningkatan kualitas dan kompetensi sumber daya manusia (SDM) petani dan nelayan dengan mengikutkan pada setiap pendidikan dan pelatihan. Juga, kegiatan pelatihan pasca panen yang dilakukan melalui pemberdayaan para penyuluh di tingkat lapang.

Selain itu, melalui penggalakkan kegiatan usaha ekonomi kerakyatan untuk petani dan nelayan, maka, diharapkan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat utamanya peningkatan  kesejahteraan  petani dan nelayan.

Kondisi tersebut akan berimbas pada pengentasan kemiskinan yang telah digadang Gubernur Awang Faroek Ishak bersama jajaran Pemprov Kaltim terus menurun. Terlebih mampu membuka lapangan usaha berefek pada penurunan angka pengangguran hingga 7 persen.

Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP) Kaltim H Fuad Asaddin mengakui pihaknya terus mendorong pengembangan lembaga petani dan nelayan seperti kelompok KTNA.

 “Dalam lembaga ini tentunya para petani dan nelayan mampu berkomunikasi dan berkoordinasi untuk meningkatkan produksinya. Terlebih lagi tukar informasi dalam alih kemampuan tata kelola pertanian dan perikanan,” ujar Fuad Asaddin.

Kelompok KTNA dijelaskan Fuad, sebagai lembaga petani dan nelayan di Kaltim sudah terbentuk dari tingkat provinsi hingga kabupaten dan kota. Bahkan, secara rutin setiap tahun dilakukan pertemuan semacam rembug bagi anggota dan pengurus KTNA di daerah.

Selain itu, lembaga pendamping seperti Balai Penyuluh Pertanian (BPP) yang sekarang ini secara kelembagaan dikembangkan menjadi Balai Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K).

“Dalam rembug nasional ini, selain disusun pengurus baru KTNA, juga disusun program prioritas untuk mendukung percepatan pencapaian swasembada pangan nasional yang tentunya diperankan para petani dan nelayan di daerah,” ungkap Fuad Asaddin.

Dalam mendukung pengembangan dan pembangunan kegiatan pertaian di daerah maka tahun 2016 melalui Kementertian Pertanian telah dianggarkan APBN sebesar Rp40 triliun  atau meningkat dari tahun sebelumnya hanya sekitar Rp32 triliun. (masdiansyah/sul/hmsprov)

 

///Foto: Fuad Asaddin saat menerima kunjungan Menteri Pertanian Amran Sulaiman di stand pameran Kaltim pada ajang KTNA Expo 2015 di Boyolali.(masdiansyah/humasprov kaltim)

 

 

Berita Terkait
Government Public Relation