SAMARINDA - Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Selili Samarinda menjadi PPI terbaik di Indonesia pada 2016. Prestasi terbaik setelah pada 2015, PPI Selili menempati peringkat ketiga. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kaltim Nursigit mengungkapkan, sukses ini karena program tangkap yang dilakukan PPI Selili sudah lebih profesional dan sesuai standar yang ditetapkan Dirjen Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Sejumlah kriteria program tangkap, mulai penggunaan air bersih, arus listrik dan cara tangkap nelayan. Jaring yang digunakan nelayan juga ramah lingkungan dengan jenis trammel net dan jaring milenium. "Inilah yang membuat PPI Selili menjadi terbaik atau ranking pertama dari 101 PPI di Indonesia. Apa yang dilaksanakan PPI Selili mendukung kerja para nelayan dalam menangkap ikan sesuai aturan," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kaltim Nursigit usai peresmian Gedung Pemasaran Ikan di Pangkalan Pendaratan Ikan Selili Samarinda oleh Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak, Rabu (31/1).
Nursigit mengatakan, selama 37 tahun berdiri, PPI Selili tidak pernah meraih pringkat dalam penilaian program tangkap nelayan ini. Sukses PPI Selili tidak lepas dari binaan Pemprov Kaltim melalui Dinas Kelautan dan Perikanan yang selalu mengingatkan nelayan untuk melakukan penangkapan ikan dengan alat-alat yang ramah lingkungan. Nilai lebih lainnya karena PPI Selili memiliki Solar Pack Dealer Nelayan (SPDN). Ini tujuannya agar nelayan mudah memasok bahan bakar minyak solar. Artinya, ketika nelayan berlayar untuk menangkap ikan, maka sudah tersedia wadah untuk memasok bahan bakar minyak atau sudah tersedia SPBU bagi nelayan.
"Alhamdulillah di Samarinda sudah ada. Bahkan, agen-agen yang menggunakan bahan kimia dalam memasok ikan ke pangkalan akan langsung kena punishment hingga diberhentikan. Jadi, yakinlah komoditi ikan di Kaltim, khususnya Samarinda bersih dari penggunaan bahan kimia formalin. Inilah yang membuat PPI Selili berhasil menjadi yang terbaik," jelasnya. Sigit meyakinkan para nelayan tak menggunakan formalin karena sudah membekali kapal-kapal mereka dengan es balok, sehingga ikan yang dibawa dari laut pasti segar tanpa bahan pengawet. "Nelayan sudah kita beri peringatan soal ini. Tidak boleh pakai formalin," tegasnya. (jay/sul/humasprov)
24 Januari 2019 Jam 18:02:33
Kelautan dan Perikanan
27 Januari 2019 Jam 21:16:42
Kelautan dan Perikanan
31 Januari 2018 Jam 19:24:01
Kelautan dan Perikanan
12 Juni 2014 Jam 00:00:00
Kelautan dan Perikanan
28 November 2017 Jam 08:53:24
Kelautan dan Perikanan
06 Juli 2021 Jam 21:42:02
Kelautan dan Perikanan
29 Mei 2023 Jam 19:18:24
Wakil Gubernur Kaltim
29 Mei 2023 Jam 19:15:40
Wakil Gubernur Kaltim
29 Mei 2023 Jam 14:31:31
Wakil Gubernur Kaltim
29 Mei 2023 Jam 10:05:26
Gubernur Kaltim
29 Mei 2023 Jam 09:57:29
Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur
14 Maret 2022 Jam 15:54:00
Ibu Kota Negara
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
26 Oktober 2018 Jam 08:10:25
Produk K-UKM
21 Juli 2020 Jam 22:13:39
Hari Nasional
25 Juli 2022 Jam 22:10:03
Gubernur Kaltim
25 April 2014 Jam 00:00:00
Kearsipan
29 Juni 2013 Jam 00:00:00
Kehutanan
11 Maret 2018 Jam 07:22:32
Kolom Minggu