SAMARINDA - Gerakan Peduli Masyarakat Miskin atau Dhuafa di Kaltim dilaunching oleh Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak pada Minggu (31/7) di Convention Hall Samarinda. Dari gerakan awal ini terkumpul dana sebesar Rp 123.979.466.000.
Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak mengaku bangga dengan gerakan yang dikoordinir oleh Dinas Sosial Kaltim. Dana yang dikumpulkan dari para pengusaha, BUMN, BUMD, PNS dan lainnya, baik perseorangan maupun secara berkelompok dalam suatu instansi dan organisasi itu selanjutnya akan disalurkan kepada mereka yang berhak menerima bantuan. Launching gerakan ini dilaksanakan bertepatan dengan perayaan hari ulang tahun Gubernur Awang Faroek Ishak ke-68.
"Kalau hal seperti ini terus dilakukan secara sadar dan terus menerus secara terorganisir dengan baik, maka Insya Allah pada gilirannya suatu saat nanti tidak akan ada lagi kesenjangan antara yang kaya dan miskin, tetapi semuanya hidup sejahtera dan bahagia," kata Gubernur.
Awang menjelaskan melalui gerakan peduli masyarakat miskin atau dhuafa akan dapat mendorong adanya perubahan sikap mental orang kaya untuk lebih memiliki empati atau kepedulian kepada masyarakat miskin dengan berbagi rejeki maupun berbagi pengetahuan dan keterampilan sehingga si miskin bisa menjadi sejahtera.
Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim tercatat jumlah penduduk miskin di Kaltim pada 2008 sebesar 9,51 persen, pada 2009 sebesar 7,73 persen, pada 2010 sebesar 7, 66 persen, pada 2011 sebesar 6,77 persen, pada 2012 sebesar 6,68 persen, pada 2013 sebesar 6,06 persen, pada 2014 sebesar 6,31 persen dan pada 2015 sebesar 5,75 persen.
Dari grafik tersebut persentase kemiskinan cenderung menurun dari tahun ke tahun. Hal ini menegaskan, bahwa akumulasi pembangunan di Kaltim berhasil menekan persentase kemiskinan.
Sedangkan angka persentase tingkat pengangguran terbuka di Kaltim pada 2013 mencapai 7,9 persen, pada 2014 mencapai 7,54 persen dan pada 2015 mencapai 7,00 persen tetapi pada 2016 mengalami peningkatan pada bulan februari 2016 mencapai 8,86 persen.
Salah satu faktor meningkatnya angka pengangguran disebabkan oleh penambahan jumlah penduduk miskin sebagai dampak lesunya kinerja sektor pertambangan, khususnya batu bara yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap ribuan tenaga kerja.
"Dengan gerakan yang kita launching hari ini, kita sangat berharap bisa mengatasi persoalan kemiskinan dan pengangguran secara bertahap dan berkesinambungan," katanya. (rus/sul/humasprov)
01 Juli 2014 Jam 00:00:00
Sosial
17 Oktober 2016 Jam 00:00:00
Sosial
22 Maret 2016 Jam 00:00:00
Sosial
22 Agustus 2014 Jam 00:00:00
Sosial
19 Oktober 2016 Jam 00:00:00
Sosial
01 Mei 2018 Jam 02:23:01
Sosial
27 September 2023 Jam 16:41:53
Gubernur Kaltim
27 September 2023 Jam 16:38:35
Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur
27 September 2023 Jam 16:34:52
Gubernur Kaltim
27 September 2023 Jam 16:29:55
Gubernur Kaltim
27 September 2023 Jam 16:26:49
Gubernur Kaltim
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
14 Maret 2022 Jam 15:54:00
Ibu Kota Negara
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
05 Mei 2022 Jam 18:19:59
Ibu Kota Negara
09 Oktober 2019 Jam 20:10:10
Prestasi
07 Januari 2020 Jam 08:17:37
Perencanaan Kegiatan
20 Maret 2022 Jam 10:43:09
Informasi Bencana
08 Maret 2018 Jam 19:58:17
Pemerintahan
12 Oktober 2020 Jam 22:32:07
Peternakan