Kalimantan Timur
Tertarik Pengembangan Bio Energi

DPRD Jawa Tengah Kunjungi Kaltim

SAMARINDA - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Tengah   mengunjungi Kaltim guna menjalin silaturahim dan menjajaki hubungan kemitraan, terkait pengembangan program bio energi di daerah ini. Rombongan DPRD  Jawa Tengah dipimpin Sekretaris komisi D Mustalib yang diterima  Kepala Biro Ekonomi  Sekprov Kaltim Abu Helmi  di ruang Tepian I  kantor gubernur Kaltim,, Rabu (29/1).
            Mustalib berharap, hubungan Kaltim dan Jawa Tengah terlah terjalin sejak lama dan dalam dekade teakhir Kaltim sukses mengemnbangan berbagai program, antara lain pemanfaatan sumber daya alam pertambangan, perkebunan sawit  maupun bidang, peternakan, termasuk energi kreatif, yakni bio gas.

"Kami tertarik pengembangan  teknologi kreatif  yakni  bio gas  di Kaltim dan bisa  diterapkan dan dikembangkan  di provinsi Jateng  mengingat potensi peternakan sangat potensial untuk bio gas," ujarnya. 
            Dia juga memuji kemajuan pembangunan disegala bidang yang digalakkan Pemprov Kaltim dibawah kepemimpinan Gubernur Awang Faroek Ishak, baik pendidikan, kesehatan, pertanian juga infrastruktur.

Sementara itu, Kepala Biro Ekonomi Abu Helmi, memaparkan  Pemprov terus berupaya memenuhi kekurangan pasokan kebutuhan listrik dengan membangun pembangkit tenaga listrik yang terus dilakukan melalui kerjasama dengan PLN maupun dengan pihak swasta,

Pemprov juga mengadakan pembangkit listrik solar cell (tenaga surya/matahari) untuk desa-desa di kawasan pedalaman dan terpencil juga mengembangkan teknologi bio gas memanfaatkan limbah kotoran ternak," paparnya.

Sedangkan untuk pelibatan perusahaan sawit,  Kaltim optimis  kekurangan pasokan listrik di daerah ini dapat segera diatasi. Jika setiap perusahaan kelapa sawit di Kaltim mampu memanfaatkan limbah perusahaan untuk pembangkit listrik untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan sisanya untuk warga sekitar.

“Dengan lahan perkebunan seluas 36 ribu hektare, setiap perusahaan mampu membangun dua unit reaktor pembangkit listrik biogas dengan kapasitas terpasang masing-masing reaktor sebesar 2 megawatt (MW). Sedangkan kapasitas puncak yang mampu dihasilkan mencapai 4  MW per unit. Nah sisa dari penggunaan listrik oleh perusahaan bisa dimanfaatkan untuk masyarakat sekitar. Tinggal kita menyediakan jaringan listriknya,” ujarnya.

Dijelaskan,  biogas yang menggerakkan mesin penghasil listrik  merupakan  limbah hasil proses pengolahan biji sawit menjadi CPO (crude palm oil), dimana limbahnya ramah lingkungan sehingga gas yang dihasilkan juga ramah lingkungan.(sar/hmsprov).

Berita Terkait
Government Public Relation