Kalimantan Timur
Tingkatkan Daya Saing dan Nilai Ekonomis Produk

Pelatihan Pengembangan Usaha Tepung Cassava

MUARA KEMBANG - Dalam upaya mengembangkan kewirausahaan di wilayah Kaltim, Pemprov melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi (Disperindagkop) dan UKM (Usaha Kecil Menengah) terus melakukan pelatihan dan pendampingan wirausaha baru di kabupaten/kota se-Kaltim.

Salah satunya melaksanakan Pelatihan Pengembangan Usaha Tepung Cassava dengam bahan baku singkong, kepada masyarakat di wilayah Kelurahan Muara Kembang, Kecamatan Muara Jawa, Kutai Kartanegara. 

Kepala Disperindagkop dan UKM Kaltim HM Djaelani mengatakan petani singkong gajah di wilayah Muara Kembang sangat potensial untuk dikembangkan. Hal ini seiring upaya pemprov untuk meningkatkan daya saing dan nilai ekonomi suatu produk, maka singkong gajah yang dihasilkan petani dapat menjadi bahan baku tepung cassava.

"Hal ini dilakukan tidak lain untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan para petani sehingga mampu membuat singkong menjadi tepung yang lebih bernilai ekonomis tinggi dan tentu diharapkan dapat meningkatkan pendapatan serta kesejahteraan petani," kata Djaelani saat membuka Pelatihan Pengembangan Usaha Tepung Cassava di Balai Pertemuan Jalur Mulyo, Muara Kembang, Kutai Kartanagera, Rabu (21/5).

Dipilihnya usaha tepung cassava, menurut Djaelani, disesuaikan dengan komoditas unggulan suatu daerah. Di Kutai Kartanegara, selain di Muara Jawa, singkong gajah juga dikembangkan di wilayah Muara Kaman dan Kota Bangun, mengingat potensi lahan yang masih luas dan cocok dengan kebutuhan singkong gajah.

Selain itu, lanjut dia, tepung cassava memiliki keunggulan, yakni kandungan karbohidrat dan lemak yang lebih rendah. Disamping juga permintaan tepung cassava di Kaltim terus meningkat dari tahun ke tahun, sehingga menjadi peluang yang bisa dimanfaatkan.

"Pengembangan usaha tepung cassava ini diharapkan akan mampu menjadi alternatif penopang perekonomian masyarakat. Ini juga merupakan bagian dari cita-cita Pemprov untuk menciptakan 10.000 wirausaha baru. Selain usaha tepung cassava, ada 30 slot pelatihan kewirausahaan dengan komoditas yang berbeda dari kecamatan di satu kabupaten dengan kabupaten lainnya, sesuai dengan komoditas unggulan masing-masing daerah," jelasnya.

Komitmen Pemprov untuk mengembangkan singkong gajah sebagai varietas unggul lokal ini harus saling bersinergi dengan sektor lainnya. Selain itu, tidak hanya singkong tetapi banyak tanaman lain yang bisa dikembangkan, sehingga budaya gemar menanam tanaman unggulan lokal bisa terus digemakan kepada seluruh masyarakat.

Pengembangan usaha tepung cassava ini juga dapat mengatasi dan membantu jika terjadi kelebihan produksi, sehingga hasil panen semua dapat dimanfaatkan. Jika memang ada kelebihan produksi baik bahan baku ataupun produk turunan salah satu komoditas, bisa dikirim keluar Kaltim, baik antar pulau ataupun keluar negeri, setelah kebutuhan lokal terpenuhi.

Djaelani mengimbau kepada Disperindagkop dan UKM Kutai Kartanegara bersama dengan konsultan pelaksana pelatihan agar dapat menginventarisasi semua masyarakat yang menjadi peserta, untuk kemudian dilakukan upaya lanjutan apakah dalam bentuk pelatihan praktis ataupun pendampingan melalui pemberian bantuan alat yang dibutuhkan.

"Masalah permodalan jangan jadi momok karena banyak lembaga keuangan termasuk perbankan yang siap memberikan pembiayaan. Pemprov juga akan memfasilitasi melalui instansi terkait sepanjang ada usaha yang layak, dianggap strategis dan ekonomis untuk dikembangkan," pungkasnya.

Pelatihan pengembangan usaha tepung cassava ini diikuti sekitar 40 peserta yang mayoritas petani singkong gajah. Pelatihan menggunakan sistem diskusi dan praktek, selain juga sudah disiapkan modul bagi para peserta untuk dipelajari. (her/sul/es/hmsprov).

////FOTO :  Kepala Disperindagkop dan UKM Kaltim HM Djaelani mengalungkan tanda peserta Pelatihan Pengembangan Usaha Tepung Cassava.(heru/humasprov)

Berita Terkait
Government Public Relation