SAMARINDA - Tradisi masyarakat agraris atau bertani di kawasan perbatasan, pedalaman dan daerah tertinggal di Kaltim akan terus dipacu agar produksi pertanian yang dihasilkan dapat lebih bernilai ekonomis dan mendatangkan keuntungan yang lebih baik.
Demikian dikatakan Kepala Badan Pengelola Kawasan Perbatasan, Pedalaman dan Daerah Tertinggal (BPKP2DT) Kaltim, Frederik Bid, Selasa (10/7). Terkait upaya peningkatan ekonomi bagi warga pedalaman dan perbtasan serta kawasan terpencil di daerah ini.
"Ketahanan pangan masyarakat di tiga kawasan ini sebenarnya sudah cukup bagus dengan terpenuhinya kebutuhan pangan masyarakat setempat dari hasil produksi pertanian sendiri, tetapi kelebihan produksi yang dihasilkan tidak dapat dibawa atau dijuaol ke tempat lain, akibat terkendala transportasi," ujarnya.
Beberapa permasalahan kawasan perbatasan, pedalaman dan daerah tertinggal yang di Kaltim diantaranya adalah kesenjangan ekonomi dengan negara tetangga, terbatasnya sarana dan prasarana transportasi, telekomunikasi dan rendahnya derajat kesehatan, pendidikan maupun keterampilan masyarakat.
Kesenjangan pembangunan ini akan dipacu melalui sektor pembangunan pertanian dalam arti luas melalui peningkatan pengetahuan petani dan penerapan teknologi pertanian modern.
Selain itu juga dilakukan percepatan pembukaan akses transportasi dan pengembangan moda transportasi pendukung. Jika akses transportasi ini telah terhubung, segala potensi kawasan perbatasan, pedalaman dan daerah tertinggal ini dapat terbuka dan bernilai ekonomis bagi petani.
"Pemenuhan layanan dasar jalan, kesehatan dan pendidikan ini sangat penting dan prioritas. Walau telah dilakukan usulan-usulan kepada Pemerintah Pusat, namun daerah juga terus melakukan kegiatan yang bersinergi oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) secara berkelanjutan," ujarnya
Nantinya, masyarakat petani di kawasan perbatasan, pedalaman dan daerah tertinggal didorong untuk menanam komoditi bernilai ekonomis tinggi, selain tanaman pangan dan ternak, misalnya komoditi perkebunan dan budidaya perikanan kolam air tawar pada lahan pekarangan.
Dijelaskan, Kaltim tidak saja memiliki kawasan yang berbatasan langsung dengan negara tetangga Malaysia di tiga kabupaten yaitu Malinau, Nunukan dan Kutai Barat, namun juga memiliki batas laut antara Kabupaten Berau dan Filipina. Begitu juga dengan kawasan pedalaman dan daerah tertinggal masih banyak di beberapa kabupaten.
"Kita optimis pembangunan pertanian di tiga kawasan perbatasan, pedalaman dan tertinggal akan mengangkat ekonomi dan kesejahteraan masyarakat karena telah sesuai dengan tradisi bertani yang telah dimiliki," ujarnya.(yul/hmsprov).
///Foto : Buah nanas menjadi salah satu komuditi unggulan yang dikembangkan warga perbatasan Kaltim.(yuliawan/humasprov kaltim)
09 Juni 2020 Jam 21:07:40
Pertanian dan Ketahanan Pangan
07 April 2018 Jam 09:07:58
Pertanian dan Ketahanan Pangan
17 Maret 2018 Jam 08:40:25
Pertanian dan Ketahanan Pangan
11 Juli 2013 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
23 Juli 2013 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
05 Februari 2023 Jam 07:48:08
Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur
02 Februari 2023 Jam 07:45:48
Agenda Pemerintah
01 Februari 2023 Jam 07:43:33
Informasi dan Komunikasi
01 Februari 2023 Jam 07:40:29
Agenda Pemerintah
01 Februari 2023 Jam 07:37:47
PKK
14 Maret 2022 Jam 15:54:00
Ibu Kota Negara
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
26 Oktober 2018 Jam 08:10:25
Produk K-UKM
28 Januari 2022 Jam 19:20:26
Informasi dan Komunikasi
21 Februari 2013 Jam 00:00:00
Perencanaan Pembangunan
02 September 2013 Jam 00:00:00
Kebudayaan dan Pariwisata
11 Februari 2019 Jam 18:17:26
Kelautan dan Perikanan