Kalimantan Timur
Upaya Mewujudkan Ketahanan dan Kemandirian Pangan di Kaltim

Gubernur: Perlu Libatkan Swasta Dalam Pembangunan Pertanian

SAMARINDA – Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak mengatakan meskipun Kaltim dianugerahi dengan sumber daya alam (SDA) yang cukup banyak, namun tantangan dalam pembangunan kedepan tidaklah kecil. Karena, Kaltim menghadapi beragam masalah yang cukup krusial dan perlu penanganan khusus.

“Sejumlah masalah itu diantaranya, penyebaran penduduk yang tidak merata, kesenjangan antar wilayah, dan tingkat pertumbuhan produksi pertanian tanaman pangan dan hortikultura yang relatif rendah. Karena itu, Pemprov Kaltim terus berupaya mengatasi permasalahan dalam mewujudkan ketahanan dan kemandirian pangan,” kata Awang Faroek pekan lalu.

Menurut dia, sampai saat ini Kaltim masih belum bisa memenuhi kebutuhan pangan sendiri. Untuk kebutuhan konsumsi beras, berdasarkan angka sementara pada 2013 produksi padi baru mencapai 445.202 ton GKG (gabah kering giling) atau setara dengan 279.320 ton beras siap konsumsi. Sedangkan kebutuhan konsumsi 384.183 ton beras atau baru dapat memenuhi konsumsi 72,70 persen sehingga masih kurang 27,3 persen.

Dengan keadaan seperti itu, Pemprov bersama dan pemerintah kabupaten berupaya keras untuk memenuhi kebutuhan beras, agar tidak perlu mendatangkan lagi dari daerah lain. Untuk itu, diharapkan dengan dukungan pemerintah pusat, maka Pemprov Kaltim dan pemerintah kabupaten se Kaltim dapat saling bersinergi dan mencapai pemenuhan konsumsi beras lokal.

Selain itu, Awang Faroek mengungkapkan pemekaran wilayah bagian utara yang akhirnya membentuk Kaltara secara langsung atau tidak langsung akan berpengaruh terhadap pembangunan pertanian di Kaltim. Untuk itu, hilangnya kantong-kantong produksi beras yang ada di wilayah utara harus dijadikan cambuk untuk menumbuhkan sentra-sentra baru yang dapat menyumbang peningkatan produksi beras di Kaltim.

Karena itu, untuk mencapai target utama pembangunan pertanian tersebut tentunya tidaklah mudah, karena memerlukan berbagai terobosan dan kerja keras yang luar biasa dari semua pihak khususnya jajaran pertanian. Sementara itu, harus disadari pada saat ini  pendanaan dari pemerintah sudah terbatas, sehingga pembangunan di sektor pertanian perlu juga melibatkan dukungan dari pihak swasta.

“Dengan terbatasnya pendanaan dari pemerintah dan ditambah adanya program food and rice estate, kita bisa melibatkan investor pembangunan pertanian di Kaltim,” ungkapnya.

Untuk diketahui, di Kaltim sejak 2011 telah dibuka peluang investasi bagi swasta untuk membangun pertanian dan telah disiapkan lahan sekitar 400.000 hektare bagi para investor yang ingin membangun pertanian.

Saat ini sudah ada investor yang berpartisipasi di Kaltim, yaitu PT. NAM (Nusa Agra Mandiri) atau Solaria Group yang sudah mendapat izin seluas 300 hektare di Bulungan dan telah membuka lahan seluas 200 hektare, serta sudah melaksanakan tanam berkali-kali. (her/hmsprov)

//Foto: Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak bersama para petani. (dok/humasprov kaltim).

Berita Terkait