BALIKPAPAN - Pertumbuhan pengguna internet di Indonesia yang semakin meningkat tiap tahun, berdampak pada merebaknya ancaman kejahatan dunia maya (cyber crime). Kesadaran masyarakat akan pentingnya keamanan informasi perlu terus ditingkatkan, sehingga potensi kerugian bisa diminimalisir
Hal itu dikatakan Kepala Biro Humas dan Protokol Kaltim S Adiyat, mewakili Gubernur Kaltim saat membuka Seminar Membentuk Budaya Keamanan Informasi Dalam Rangka Mewujudkan Pelayanan Publik Berkualitas, di Hotel Aston Balikpapan, Kamis(30/9).
“Meningkatnya pertumbuhan teknologi informasi saat ini tidak hanya berdampak pada teknologi itu sendiri, tetapi juga mempengaruhi aspek lain seperti kebudayaan, sosial, agama dan lain-lain,” tutur Adiyat.
Kemajuan teknologi yang pesat, menurut Adiyat, memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya kemudahan memperoleh dan menyampaikan informasi serta melakukan transaksi perdagangan secara elektronik melalui internet. Namun, selain kemudahan yang ditimbulkan, internet juga memunculkan potensi kejahatan dunia maya.
“Maraknya ancaman dunia cyber mengharuskan setiap individu untuk mulai peduli pada keamanan informasi yang disebarkan melalui internet. Karena itu kampanye kesadaran yang menyeluruh akan pentingnya keamanan informasi perlu terus kita bangun ” ujar Adiyat.
Dia mengatakan, pentingnya nilai sebuah informasi menyebabkan beberapa pihak ingin mendapatkan akses terhadap informasi itu secara ilegal demi keuntungan pribadi, terutama hal-hal yang berkaitan dengan transaksi elektronik dalam bisnis.
Sementara itu, Wakil Ketua Tim Pelaksana Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional, sekaligus nara sumber pada Seminar Membentuk Budaya Keamanan Informasi, Zulkarnain Hasibuan mengatakan, penetrasi teknologi informasi di Indonesia sangat tinggi, dapat dilihat dari belanja teknologi masyarakat Indonesia yang cukup besar.
Belanja masyarakat berupa komputer, ponsel pintar ataupun tablet dan jenis lainnya. Perkembangan itu juga diikuti dengan ancaman terhadap keamanan informasi berupa virus, worm, spam, phising dan spyware yang menyerang mulai email, akun pribadi hingga website.
“Data dari Kementerian Kominfo pada April lalu tercatat 3,9 juta serangan ke situs-situs, yang terbanyak memang pada website pemerintah,” ujar Hasibuan.
Hasibuan mengungkapkan, selain ancaman serangan fisik, dampak penetrasi internet yaitu ancaman terhadap sosial budaya masyarakat yang ditandai dengan mulai pudarnya nilai-nilai budaya lokal tergerus budaya asing yang masuk melalui internet.
“Hal ini menjadi keprihatinan kita bersama, karena itu kesadaran budaya mengutmakan keamanan informasi serta internet harus selalu kita kedepankan,” katanya .(gie/hmsprov)
///FOTO : S Adiyat
30 Januari 2013 Jam 00:00:00
Komunikasi dan Informatika
07 Oktober 2013 Jam 00:00:00
Komunikasi dan Informatika
07 Februari 2020 Jam 21:32:20
Komunikasi dan Informatika
29 Mei 2013 Jam 00:00:00
Komunikasi dan Informatika
15 Desember 2016 Jam 00:00:00
Komunikasi dan Informatika
23 Agustus 2016 Jam 00:00:00
Komunikasi dan Informatika
29 Mei 2023 Jam 19:18:24
Wakil Gubernur Kaltim
29 Mei 2023 Jam 19:15:40
Wakil Gubernur Kaltim
29 Mei 2023 Jam 14:31:31
Wakil Gubernur Kaltim
29 Mei 2023 Jam 10:05:26
Gubernur Kaltim
29 Mei 2023 Jam 09:57:29
Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur
14 Maret 2022 Jam 15:54:00
Ibu Kota Negara
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
26 Oktober 2018 Jam 08:10:25
Produk K-UKM
16 Oktober 2015 Jam 00:00:00
Pelatihan, Kepegawaian
28 Oktober 2017 Jam 10:50:59
Wisata Unggulan
29 Juni 2020 Jam 22:29:56
Berita Acara
08 Desember 2014 Jam 00:00:00
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
26 Agustus 2013 Jam 00:00:00
Perpustakaan