Kalimantan Timur
Utamakan Kesadaran Hidup Bersih

* Mengurangi Terjadinya Banjir di Daerah


SAMARINDA-Kurangnya kesadaran masyarakat untuk berprilaku hidup bersih ternyata membawa dampak yang besar bagi masyarakat itu sendiri. Karena itu, kesadaran masyarakat untuk berprilaku hidup bersih sangatlah diutamakan dalam kehidupan sehari-hari, terutama bagi masyarakat Samarinda yang kawasannya relatif masih banyak yang rendah.  


“Banyak kawasan yang relatif rendah menjadi sasaran banjir dan itu tidak disadari masyarakat. Jika, masyarakat sadar untuk berprilaku hidup bersih, saya yakin masalah banjir dapat ditangani dengan baik. Contohnya, masih banyak masyarakat membuang sampah tidak pada tempatnya, sehingga sampah tersebut harus menumpuk di drainase, akibatnya saluran air menjadi terhambat,” kata Riza Indra Riadi ketika dikonfirmasi di Samarinda, Sabtu (2/2).


Membuang sampah pada tempatnya, tidak akan merugikan. Selain menghindari mudahnya terjadi banjir, kondisi kawasan juga akan menjadi lebih indah. Perilaku hidup bersih ini, semestinya sudah ditanamkan dari lingkungan keluarga/rumah tangga. Misal, jika jalan dengan keluarga, kemudian ada sisa bungkus makanan yang harus dibuang, maka diharapkan, bungkus tersebut dibuang pada tempatnya.  


“Jangan sampai, ketika selesai makan, bungkus dari makanan tersebut dibuang ke jalanan. Sampah  itu sebaiknya disimpan dulu, mungkin bisa di kantong saku atau di tempat sampah di kendaraan, setelah ada tempat sampah di pinggir jalan baru dibuang. Saya yakin dengan begitu akan lebih baik,” sarannya.


Selain faktor tersebut, banjir terjadi juga karena kurang maksimalnya perbaikan drainase kota. Ditambah pengupasan lahan yang tidak diikuti dengan reklamasi terhadap lahan yang telah dikupas. Misal, reklamasi lahan bekas tambang, yang seharusnya bisa menjadi daerah resapan  air  agar mengurangi laju  air masuk ke daerah yang  lebih rendah.


Pemprov Kaltim melalui BLH Kaltim sangat mendukung langkah-langkah yang dilakukan Pemerintah Kabupaten dan Kota yang membangun saluran air,  seperti dilakukan Pemkot Samarinda.


“Mudah-mudahan ini langkah yang tepat untuk penanggulangan banjir ke depan,” jelas ujar Riza.
Dia mengimbau, agar apa yang dilakukan Pemkot Samarinda dapat diikuti masyarakat. Misalnya saat membangun rumah, diharapkan tidak lupa menyisakan tempat untuk perkarangan hijau, sehingga penyerapan air selalu ada. Menurut dia, penyebab banjir cukup beragam. Diantaranya adalah meluapnya air yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan besar, peluapan air sungai atau jebolnya  bendungan sungai.


Kemudian, banjir bisa juga terjadi karena  banyak daerah yang tanahnya mempunyai daya serapan air yang buruk atau jumlah curah hujan melebihi kemampuan tanah untuk menyerap air. Ketika hujan turun, banjir datang secara tiba-tiba yang diakibatkan terisinya saluran air kering dengan air. Banjir semacam ini disebut banjir bandang.


“Karena itu, relokasi permukiman di bantaran anak sungai juga harus dilakukan. Sebab, jika masih banyak permukiman di bantaran anak sungai akan menghambat laju arus air menuju induk sungai, karena banyaknya sampah yang tertahan, sehingga menyebabkan air meluap dan mengakibatkan banjir,” jelasnya. (jay/hmsprov)
 

Berita Terkait
Government Public Relation