PONTIANAK - Wakil Gubernur Kaltim H Hadi Mulyadi mengatakam dalam visi Kaltim Berdaulat, pemanfaatan sumber daya alam (SDA) khususnya subsektor perkebunan menjadi sektor yang sangat penting. "Subsektor perkebunan diprioritaskan menggantikan dominasi Migas dan batubara terhadap perekonomian Kaltim," kata H Hadi Mulyadi dalam 3rd Borneo Forum Tahun 2019 di Hotel Ibis Pontianak Kalimantan Barat, Rabu (20/3/2019).
Wagub Hadi pada forum pelaku usaha kelapa sawit regional Kalimantan menjadi keynote speakers dengan materi Multiplayer effect pembangunan kelapa sawit berkelanjutan terhadap masyarakat Kaltim. Borneo Forum 2019 diselenggarakan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) se Kalimantan bertema Peluang dan Tantangan Pertumbuhan Industri Kelapa Sawit Berkelanjutan di Kalimantan.
Hadi menambahkan pembangunan perkebunan Kaltim bertujuan meningkatkan peran perkebunan dalam pengembangan ekonomi wilayah berbasis kerakyatan melalui pembangunan yang berkelanjutan sehingga subsektor ini didorong untuk berkontribusi besar menggerakkan ekonomi kerakyatan.
Selain itu, subsektor ini tidak saja mampu mengembangkan wilayah juga menyerap tenaga kerja serta menciptakan nilai tambah melalui percepatan pembangunan industri hilir berbasis kelapa sawit. Disamping itu, lanjutnya perkebunan kelapa sawit diharapkan berkontribusi dalam pengembangan energi baru terbarukan dan peningkatan kualitas lingkungan hidup.
Dimana, Kaltim saat ini masih dihadapkan pada permasalahan pemerataan hasil pembangunan. Berdasarkan data indeks tingkat kesenjangan pendapatan antara kelompok pendapatan masyarakat di Kaltim meningkat Dari 0,332 pada tahun 2017 menjadi 0,342 pada tahun 2018.
Karena itu ungkapnya, pengembangan ekonomi berbasis kerakyatan dilakukan melalui pengembangan pertanian dalam arti luas dan subsektor perkebunan berkontribusi 52 persen di sektor pertanian. "Oleh karena itu, penting untuk menjaga investasi pada subsektor perkebunan," harapnya.
Sementara itu, jika dilihat ketenagakerjaan sektor ekonomi kerakyatan. Sektor perdagangan mampu menyerap tenaga kerja sebesar 25,23 persen.
Sedangkan sektor pertanian peringkat kedua dalam penyerapan tenaga kerja sebesar 21.32 persen. Tenaga kerja yang langsung bekerja pada subsektor perkebunan sebanyak 337.972 jiwa. "Perkebunan menjadi tumpuan hidup rakyat Kaltim. Perlu perhatian khusus sebab berpengaruh signifikan terhadap upaya mengurangi kesenjangan pembangunan," jelas Hadi.
Ditambahkan keterlibatan masyarakat dalam usaha perkebunan yang diatur dalam kemitraan perkebunan saat ini telah mencapai 21,25 persen dari luas total kebun sawit di Kaltim. "Kondisi ini menunjukkan potensi masih besar. Selain serapan tenaga kerja juga andalan dalam percepatan pencapaian desa berlistrik," ungkap Hadi Mulyadi. (mar/her/yans/fat/humasprovkaltim)
17 Maret 2018 Jam 08:36:17
Perkebunan
09 Desember 2019 Jam 08:50:50
Perkebunan
10 Maret 2020 Jam 09:15:45
Perkebunan
22 April 2018 Jam 20:31:37
Perkebunan
17 Juni 2020 Jam 20:36:48
Perkebunan
01 Desember 2014 Jam 00:00:00
Perkebunan
31 Januari 2023 Jam 22:28:31
Sumber Daya Manusia
30 Januari 2023 Jam 22:26:01
Informasi dan Komunikasi
30 Januari 2023 Jam 22:23:44
Info Reformasi Birokrasi
30 Januari 2023 Jam 22:17:36
Wakil Gubernur Kaltim
14 Maret 2022 Jam 15:54:00
Ibu Kota Negara
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
26 Oktober 2018 Jam 08:10:25
Produk K-UKM
28 Maret 2014 Jam 00:00:00
Pendidikan
01 Desember 2021 Jam 09:17:37
Berita Acara
26 November 2014 Jam 00:00:00
Pemerintahan
04 Maret 2018 Jam 20:08:21
Pembangunan
25 Januari 2016 Jam 00:00:00
Pemerintahan