Kalimantan Timur
Wagub : Hiasi Ramadan dengan Amalan Terbaik

Istimewa

SAMARINDA - Di 8 Ramadan 1443 Hijriah, bertepatan 10 April 2022, Wakil Gubernur Kaltim H Hadi Mulyadi berkesempatan mengisi Kajian Subuh Ahad di Masjid Baitul Muttaqien Islamic Center Kalimantan Timur, Jalan Slamet Riyadi Samarinda.

 

Dalam tausiyahnya, Wagub Hadi Mulyadi menyampaikan beberapa amalan penting selama bulan suci Ramadan agar ibadah semakin luar biasa dan bisa meraih predikat hamba yang bertaqwa.

 

Isi tausiyahnya di antaranya, menghiasi puasa dengan amalan yang menaikkan derajat dan menghindari dari hal-hal yang mengurangi pahalanya, mengerjakan salat, membiasakan baca Qur'an, bersedekah, beri'tikaf serta berdoa.

 

"Alhamdulillah kita semua telah diberikan kesehatan oleh Allah Subhanahu Wata'ala, sehingga atas kesehatan itu kita bisa beribadah puasa Ramadan, tadi malam solat tarawih dan baru saja kita selesai salat subuh berjemaah," kata Wagub Hadi Mulyadi mengawali tausiyahnya dalam Pengajian Subuh bertema Kajian Seputar Bulan Ramadan.

 

Sebagai manusia maka wajib memiliki rasa syukur atas nikmat yang diterima, terlebih bagi umat muslim yang beriman kepada Allah Subhanahu Wata'ala.

 

Banyak nikmat yang wajib disyukuri, di antaranya nikmat sehat (kesehatan), nikmat waktu luang untuk beribadah, nikmat rejeki atas hidup sehari-hari, nikmat Islam (teguh sebagai muslim), nikmat iman (istiqomah di jalan Allah) dan nikmat bertemu Ramadan (berpuasa).

 

"Tidak sedikit orang yang ingin beribadah tapi tidak diberi kesehatan atau masih tergeletak sakit, juga tidak punya waktu luang sebab sibuk cari rejeki, bahkan ada yang meninggal sebelum bertemu Ramadan. Tapi, kita bisa berkumpul di sini. Artinya, kita diberi kesehatan dan waktu luang serta rejeki bahkan umur panjang, maka wajib disyukuri," ulasnya.

 

Kembali, orang nomor dua Benua Etam ini pun mengingatkan pentingnya selalu bersyukur atas segala nikmat yang diterima, serta memanfaatkannya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, terlebih di bulan suci Ramadan ini melaksanakan ibadah puasa dihiasi dengan amalan sunah selain ibadah wajib.

 

Menurut dia, agar puasa lebih bernilai di sisi Allah SWT, maka kerjakan puasa sebaik-baiknya dan tulus ikhlas dengan mengerjakan amalan-amalan yang bisa menaikkan derajat dan menambah pahala puasa.

 

"Terlebih menjauhi hal-hal yang bisa mengurangi bahkan membatalkan pahala puasa," tambahnya.

 

Selain itu, di bulan-bulan lain biasa mengerjakan salat lima waktu yang wajib, maka selama Ramadan ini ditambah ibadah sunah, seperti solat tarawih, salat malam (tahajud dan witir).

 

"Di bulan lain kita malas membaca Alqur'an, maka bulan suci ini, kita niatkan dan tekadkan membaca kitab suci kita, biar sedikit," pesannya.

 

Termasuk bersedekah, lanjutnya, yang biasanya sedikit bahkan tidak sama sekali, maka selama Ramadan ini upayakan bersedekah seikhlasnya dan semampunya.

 

"Ada riwayat menyebutkan, Rasulullah SAW itu kalau memasuki Ramadan, beliau bersedekah sebanyak-banyaknya, bahkan hampir-hampir miskin," ceritanya.

 

Menjelang di akhir-akhir Ramadan atau sepuluh hari akhir Ramadan, Rasulullah lebih banyak beri'tikaf di masjid, terutama di malam-malam ganjil.

 

"Tapi kita jangan hanya sepuluh hari terakhir, tapi sejak awal Ramadan biasakan beri'tikaf dan jangan tinggalkan berdoa. Sebab doa memiliki kekuatan yang luar biasa di sisi Allah SWT," ungkap mantan legislator Karang Paci dan Senayan ini.

 

Di akhir tausiyahnya, suami Hj Erni Makmur ini pun mengungkapkan kaum muslimin agar menyempurnakan sebulan puasa Ramadhan dengan puasa enam hari di Bulan Syawal.

 

"Rasulullah SAW bersabda, barang siapa berpuasa di bulan Ramadan ditambah puasa enam hari di bulan Syawal, sama puasa setahun penuh. Ini diskon besar-besaran, rugi kalau tidak dikerjakan, meski pun waktunya tidak ditentukan harus berurutan, terserah kapan mau dikerjakan, asalkan selama dalam bulan Syawal," pungkasnya.(yans/sul/adpimprov kaltim)

Berita Terkait
Government Public Relation