Kalimantan Timur
Wagub Menjaga Keutuhan NKRI Tidak Gampang

Foto Hudais Tri Putra / Biro Adminsitrasi Pimpinan Setda Provinsi Kalimantan Timur

SAMARINDA - Wakil Gubernur Kaltim H Hadi Mulyadi menegaskan menjaga keutuhan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tidak gampang. Dimana  sejarah mencatat banyak negara bubar belum sampai berusia 70 tahun, hanya karena tidak adanya persatuan dan kesatuan bangsa.

 

Misal, lanjut Hadi Negara Uni Soviet yang berumur  69 tahun bubar menjadi 15 negara,  Yugoslavia bubar dan pecah menjadi 5 negara, Cekoslowakia pecah menjadi 2 negara. Dulu India dan Pakistan satu negara,  dan akhirnya berpisah menjadi  India dan Pakistan, termasuk  Pakistan Timur dan Barat juga berpisah menjadi Pakistan dan Banglades. 

 

"Alhamdulillah,  bulan  depan  bangsa yang kita cintai ini genap berusia 77 tahun,  Negara Kesatuan Republik Indonesia tetap  berdiri kokoh, yang terdiri di atas  17.000 pulau,  500 lebih suku bangsa, 530 kabupaten kota,  34  provinsi, kemudian enam agama  yaitu Islam Protestan,  Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu, tetap  berdiri  kokoh dalam Negara Kesatuan Republik  Indonesia (NKRI)," tegas Hadi Mulyadi, sebelum melepas peserta jalan santai dalam rangka  HUT ke 22  Laskar  Pemuda Dayak Kaltim-Kaltara (LPADKT-KU) 

di Gelanggang Olahraga (Gelora) Kadrie Oening Samarinda, Jumat (15/7/2022).

 

Mantan legislator Karang Paci dan Senayan itu berpesan, agar NKRI yang sebentar lagi genap berusia 77 tahun bisa dipertahankan sampai akhir hayat, karena ada yang ingin merongrong negara ini,. Dulu pernah ada Gerakan Aceh merdeka,  ada Republik Maluku Selatan,  dan ada Organisasi Papua Merdeka.

 

"Tetapi alhamdulillah,  Kalimantan Timur,  Kalimantan seluruhnya bersatu tetap berada dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.  Oleh karena itu sudah menjadi tugas kita  bersama untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, perbedaan suku, agama tidak boleh membuat kita terpecah belah," pinta Hadi .

 

Orang nomor dua di Benua Etam  itu juga berpesan kepada seluruh elemen bangsa, termasuk ormas maupun paguyuban   serta seluruh lapisan  masyarakat  Kaltim,  untuk terus menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

 

"Karena persatuan dan kesatuan bangsa ini adalah warisan nenek moyang kita yang sangat luar biasa yang harus tetap dijaga," tandasnya.

 

Hadi  mengingatkan kembali, pada  tanggal 28 Oktober tahun 1928,  waktu itu pemuda  Indonesia  berkumpul di Jakarta tahun 1928, dimana saat  belum ada handphone, televisi masih terbatas, radio masih terbatas, koran masih terbatas,  mereka berkumpul untuk satu tujuan yang mulia yaitu mempersatukan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Akhirnya mereka sepakat dan berikrar satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa yaitu bahasa Indonesia, yang kenal dengan nama Sumpah Pemuda.

 

"Dan akhirnya 17 tahun setelah sumpah pemuda,   berdirilah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena itu perjuangan dan semangat yang telah diwariskan nenek moyang harus kita jaga,  dengan tetap menjaga persatuan dan kesatuan," tegas Hadi Mulyadi.(mar/su/adpimprov kaltim)

Berita Terkait
Government Public Relation