Kalimantan Timur
Waspadai Penyebaran Tuberkulosa
SAMARINDA - Penyakit Tuberkulosa (TB) masih menjadi masalah di Indonesia, termasuk Kaltim. Jumlah penderita TB di Kaltim diperkirakan meningkat dua kali lipat dari tahun 2013. Lebih parah lagi 75 persen penyakit ini menyerang usia produktif antara 15 - 35 tahun. Pemprov Kaltim melalui Dinas Kesehatan terus berusaha bagaimana menemukan penderita TB sebanyak-banyaknya dengan estimasi yang dihitung berdasarkan prevalensi panyakit TB di Kaltim 210 per 100.000 penduduk. Diperkirakan ada lebih 7 ribu penderita baru di Kaltim yang harus ditemukan. "Saat ini baru ditemukan sekitar 3.329 orang per tahun, sehinga masih banyak penderita TB yang tidak ditemukan," kata Kepala Dinas Kesehatan Kaltim Dr Hj Rini Retno Sukesi didampingi Kabid Pemberantasan Penyakit dan Kesehatan Linkungan, di sela acara Rakerda Pengendalian TB se-Kabupaten/Kota, Selasa (19/4). Dalam rangka penemuan kasus TB baru tersebut, Dinkes sudah melakukan berbagi upaya bekerjasama dengan komponen masyarakat khusunya BPTI sebagai lembaga swaadaya masyarakat di bidang TB dan berusaha memberikan edukasi kepada masyarakat. Jika ada gejala batuk lebih dari dua minggu, masyarakat diminta segera memeriksakan ke Puskemas atau pusat layanan kesehatan terdekat agar segera diketahui status TBnya. Selain itu Dinkes juga melakukan kegiatan pemeriksaan kesehatan khususnya untuk penyakit TB di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas), karena tempat tersebut di indikasikan sebagai tempat penularan penyakit TB. Kerjasama juga dilakukan dengan instansi terkait, TNI dan Polri, karena setiap penerimaan calon perwira dari kedua lembaga tersebut selalu mensyaratkan dan mencantumkan foto ronsen dada, sehingga dari foto ronsen tersebut ditemukan kecurigaan kasus TB. "Dinkes juga melakukan upaya untuk meningkatkan tata laksana penderita dengan gangguan pernapasan, dimana semua pasien dengan gangguan pernapasan dan batuk setiap datang ke Puskesmas harus dicurigai sebagai penderita TB. Mereka akan discerening untuk mendeteksi TB," jelasnya. Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan TB berperan penting untuk penemuan kasus TB. Setiap Puskesmas harus memiliki tenaga kesehatan untuk melakukan pemeriksaan laboratorium untuk mendetiksi kasus TB tersebut. "Selain itu, kita juga tingkatkan kemampuan tenaga Puskesmas di dalam memberikan pengobatan. Obat-obat untuk TB sudah disediakan pemerintah secara gratis dan sudah disistribusikan ke semua Puskesmas. Harapannya semua penderita TB dapat diobati secara gratis dan dapat disembuhkan,"paparnya. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim kasus TB untuk tahun 2015 jumlahnya mencapai 3.328 orang yang tersebar di 10 kabupaten/kota yaitu Samarinda 758 orang, Balikpapan 760 orang, Kukar 535 orang, Kutim 526 orang, Berau 283 orang, PPU 139 orang, Kubar 123 orang, Paser 92 orang, Bontang 82 orang dan Mahulu 30 orang.(mar/sul/humasprov
Berita Terkait
Government Public Relation